Cinta Untuk Ayunda (2)
Arka kembali melihat map berisi hasil penyelidikan terhadap seorang perempuan yang bernama Ayunda Ayuningtyas.
" Aku akan segera menemukan mu dan memenuhi janjiku waktu itu", gumamnya pelan.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Jasmine terburu-buru masuk ke dalam sebuah restoran. Ia langsung menuju suatu ruangan yang ternyata sudah ada seorang wanita paruh baya di dalamnya.
" Ma, ini gawat. Benar-benar gawat," Jasmine menyimpan tasnya dan segera duduk. Ia tak sabar ingin menyampaikan berita yang ia bawa.
" Gawat kenapa?", tanya Mawar ibunya Jasmine.
" Kak Arka sudah tahu kalau aku yang menjebaknya saat itu", jelas Jasmine
" Bagaimana bisa?", Bu Mawar terperanjat kaget.
" Aku gak tahu , Ma. Dia bahkan tahu wanita yang menghabiskan malam dengannya bukan aku. Dia bilang kalau kita tidak menemukan orang itu lebih dulu sebelum Kak Arka, perusahaan ayah taruhannya", jelas Jasmine lagi.
Bu Mawar diam sejenak. Ini tidak bisa di biarkan. Ia tak boleh membiarkan perusahaan sang suami bangkrut. Karena itu berarti ia akan kehilangan kemewahan yang selama ini ia rasakan.
" Kalau gitu, kita harus ganti rencana", ucapnya dengan tersenyum penuh arti. Otak liciknya mulai memberi ide.
" Maksud Mama?", Jasmine di buat bingung.
" Kita ikuti kemauan Arka. Menemukan Ayu lebih dulu dari dia dan membawa kehadapannya", jelasnya lagi tanpa beban.
" Ma, aku gak mau Maam bawa Ayu pulang. Kita sudah susah-susah menyingkirkannya. Tinggal selangkah lagi aku akan dapat semua warisan ayah. Lagi pula Ayah gakkan semudah itu menerima Ayu setelah dia percaya pada kebohongan kita", jelas Jasmine. " Aku juga gak mau kehilangan Kak Arka", tambahnya.
" Lalu kau mau apa ? Mau perusahaan bangkrut dan hidup melarat?", tanya Bu Mawar sedikit berteriak.
Jasmine tersentak. Ia hanya menggeleng. Ia tak mau hidup sudah lagi. Kehidupannya yang sekarang sudah seperti impiannya.
" Kalau begitu cari Ayu, maka kita akan aman", suara Bu Mawar kembali biasa.
" Tapi, itu artinya aku gak bisa dapetin kak Arka, Ma?", rengek Jasmine.
" Cari laki-laki kaya yang lainnya. Arka tidak mudah dibkelabui. Realistis saja", jelas Bu Mawar acuh.
Mendapatkan menantu kaya memang keinginannya. Tapi, ia pun harus realistis. Tetap menjadikan Arka targetnya hanya akan berakhir dengan kehancurannya. Lebih baik mencari aman saja.
" Tapi, Ma..."
" Sudahlah, jangan sampai semua usaha kita sia-sia hanya karena seorang Arkana", Jasmine yang kesal hanya mendelik ke arah ibunya.
Setelah di rasa mendapatkan solusi untuk masalahnya, Bu Mawar dan Jasmine langsung memesan makanan yang tentunya sangat mewah yang biasa mereka pesan. Mereka pun menikmatinya tanpa peduli lagi dengan pembahasan yang baru saja mereka bicarakan.
Bu Mawar adalah ibu tiri Ayu. Dia menikah dengan ayahnya Ayu yang bernama Pak Hendra saat masih beristrikan ibunya Ayu. Bu Mawar memang melakukan berbagai cara untuk merayu Pak Hendra sampai akhirnya terjadi hubungan terlarang. Bujuk rayu Bu Mawar pula yang membuatnya berhasil menjadi istri kedua dan menghancurkan hubungan Pak Hendra dengan istri pertamanya yang bernama Retno Wulandari.
Hingga akhirnya Bu Retno meninggal karena sakit. Ayu saat itu berusia tujuh belas tahun saat ayahnya memutuskan menikahi Bu Mawar yang merupakan seorang janda yang memiliki seorang anak perempuan yang usianya lebih tua dua tahun dari Ayu, yaitu Jasmine.
Ibu dan kakak tirinya memang bermuka dua. Mereka pandai sekali berakting di depan ayah Ayu. Apapun yang mereka katakan selalu di telan mentah-mentah oleh ayahnya sampai akhirnya ayahnya memperlakukan ayu dengan sangat buruk berbeda dengan sikapnya pada anak tirinya.
Semua fasilitas yang biasanya Ayu dapatkan saat sang ibu masih ada di ambil kembali. Bahkan ia tak di biayai untuk berkuliah yang akhirnya membuat Ayu bekerja untuk bisa kuliah. Namun, kejadian malam itu pada akhirnya membuat Ayu harus berhenti kuliah.
Beberapa hari setelah Ayu tinggal di kampung, ia pernah menghubungi sang ayah berharap ayahnya mau menolongnya. Namun, baru mengatakan bahwa yang menelpon adalah Ayu, caci maki langsung keluar dari mulut sang ayah. Ia berkata Ayu adalah wanita mur@han karena mau menjual kehormatannya dengan bukti foto yang ia dapatkan dari Jasmine.
Ayu yang merasa sakit hati langsung menutup telpon dan tak lagi mempedulikan apapun mengenai sang ayah. Hingga akhirnya ia mendapati dirinya yang tengah berbadan dua. Malam itu nyatanya telah berhasil menghadirkan janin di dalam rahimnya.
***
Pagi menjelang, Ayu membantu Bu Maryam membersihkan rumah dan menyapu halaman. Halaman yang luas dan di tumbuhi banyak pohon membuat udaranya semakin sejuk.
Selesai dengan aktivitas paginya, Ayu, Bu Maryam dan juga Alif yang sudah mandi dan tampak tampan duduk di teras sambil menikmati pisang goreng.
" Nak Ayu, kalau ibu pergi kamu ikut Mbak Tika ya ke kota. Tinggal sama mereka", pinta Bu Maryam tiba-tiba.
" Memangnya ibu mau kemana?", tanya Ayu bingung.
Bu Maryam diam, ia tidak menjawab. Namun hanya tersenyum.
" Ibu mau istirahat dulu. Akhir-akhir ini Ibu kurang enak badan. Nanti Kalau sampai adzan Dzuhur ibu belum bangun, tolong bangunkan ya?", pinta Bu Maryam tersenyum. Ia segera berlalu dan masuk ke dalam kamar.
Di depan rumah, Ayu menemani Alif bermain bola. Ia menjadi penjaga gawang dan Alif yang menendang bola.
Setelah Alif merasa lelah, dia meminta berhenti bermain.
" Alif haus, Bun", keluh sang anak sambil duduk di atas lantai dengan meluruskan kakinya.
" Sebentar ya. Bunda ambilkan dulu", Ayu berjalan ke arah dimana ia meletakkan teko dan beberapa gelas yang masih bersih.
Ayu memberikan gelas berisi air itu kepada Alif.
Ponsel Ayu berbunyi. Ayu mengangkatnya dan mengucapkan salam.
" Bu Maryam sedang istirahat, mbak. Nanti saja setelah Dzuhur mbak telpon lagi, ya. Ibu minta di bangunkan untuk sholat katanya kalau sampai Dzuhur belum bangun juga", jelas Ayu kepada Mbak Tika yang tidak lain adalah anaknya Bu Maryam.
"Ya sudah, nanti mbak telpon lagi ya. Assalamu'alaikum", Mbak Yuni menutup telpon.
" Wa'alaikumsalam", Ayu langsung menyimpan kembali benda pipih itu ke saku gamisnya.
Ia kembali menemani Alif bermain. Kali ini, Alif bermain Lego. Lego pemberian suami Mbak Ayu saat ulang tahun Alif yang ke empat tahun beberapa bulan lalu.
Alif sibuk membuat bentuk pesawat, lalu bentuk robot, juga bentuk mobil truk. jika Lego yang di butuhkan kurang, ia membongkar kembali Lego yang sudah selesai ia bentuk tadi untuk membuat bentuk yang baru.
Ayu melihatnya kagum. Hanya berbekal gambar berisi contoh bentuk-bentuk yang bisa di susun dari Lego, sang buah hati mampu menirunya tanpa merengek minta di buatkan.
Adzan Dzuhur berkumandang. Seperti permintaan Bu Maryam, Ayu mengetuk kamar mencoba membangunkan. Namun, beberapa kali di ketuk tidak ada sahutan sama sekali. Padahal Bu Maryam bukanlah orang yang sulit di bangunkan saat tidur seperti ini.
" Bu, Ayu masuk ya", Ayu membuka pintu perlahan. Dilihatnya Bu Maryam yang masih tidur dengan tenangnya.
" Bu, sudah Dzuhur, sholat dulu", Ayu mengusap-usap lengan Bu Maryam berharap gerakan kecil itu bisa membuatnya bangun.
Namun nihil, Bu Maryam tak bergeming. Ayu merasa ada yang aneh.
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Bu Maryam seakan tahu bahwa dia akan tiada.
2025-01-10
0
sherly
pesan terakhir Bu Maryam buat merinding..
2024-03-10
0