Cinta Untuk Ayunda (17)
" Benarkah?," tanya Ali penasaran dan dijawab anggukan oleh Arkana. " Alif boleh ajak kak Zaki kan, Daddy?," pinta Alif penuh harap.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Akhirnya, dengan bujuk rayu, Alif mau untuk tidur siang.
***
Makan malam di mension Adhitama malam ini sangat ramai. Selain adanya tambahan anggota baru yaitu Ayu dan Alif, juga karena keberadaan keluarga Tika.
Semuanya sudah berkumpul di meja makan. Mommy Mona melayani Suami dan putrinya. Tanpa banyak bertanya, Mommy Mona memasukkan Luk pauk yang suami dan anaknya sukai
Begitu pula dengan Tika, ia mengambilkan makanan yang di sukai anak dan suaminya.
Sementara Ayu, ia tidak tahu apa yang Arkana sukai dan tidak , sehingga ia banyak bertanya.
" Lauk pauknya mau apa saja , mas?," tanya Ayu pada Arkana.
Ayu memang berjanji untuk memanggil dengan sebutan ' sayang ', namun, jika di hadapan keluarga begini, Ayu belum berani. Masih malu.
Setelah Arkana mengatakan apa yang dia inginkan, Ayu segera mengambilkan dan meletakkan piringnya di hadapan Arkana.
Ayu pun mengambil menu yang sama untuk Alif dan dirinya. Bukan mengikuti, namun memang itulah kesukaan keduanya yang ternyata juga makanan kesukaan Arkana.
" Ternyata, makanan favorit kalian sama!", seru Tika.
" Benarkah?", tanya Mommy Mona.
" Iya, Nyonya. Apa yang tuan Arkana suka, adalah makanan favorit Ayu dan Alif", jawab Tika sopan.
" Jangan panggil nyonya, panggil Mommy saja seperti Ayu. Dan jangan panggil tuan, Arkana saja", pinta Mommy Mona.
" Iya baik", jawab Tika.
Mereka pun makan dengan tenang. Setelah selesai makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga.
Ruang keluarga yang sangat luas. Para orang dewasa duduk di atas sofa sementara Alif dan Zaki, mereka duduk di atas karpet bulu yang sangat tebal sambil memainkan mainan mereka.
" Jadi, kapan kalian akan pergi?," tanya Mommy Mona.
" Mungkin, besok sore," jawab Arkana.
" Ya, kalian tenanglah! Alif aman bersama kami !" seru Tika.
" Alif, selama Bunda dan Daddy pergi, Alif mau nggak tinggal di sini sama Grand Ma dan Grandpa?," tanya Mommy Mona.
Alif diam sebenarnya dia suka tinggal di rumah yang besar itu hanya saja jika hanya Ia sendirian ia akan kesepian.
" Tapi, bisa tinggal sama Kak Zaki juga kan grandma?," tanya Alif.
" Kak Zaki nggak bisa menginap, sayang. Kak Zaki kan harus sekolah," timpal Tika.
Alif diam. " Alif suka tinggal di sini, tapi Alif juga inginnya sama Kak Zaki," jelas Alif. " Tapi, kalau kaj zaki nggak menginap, Alif juga nggak mau menginap di sini".
Mommy Mona sebenarnya sedikit kecewa. Namun, Ia pun sadar Alif lebih dekat dengan keluarga Tika ketimbang dengan mereka yang baru dikenalnya.
" Tapi, Alif mau kan main ke sini?,'
" Tentu saja, grandma. Alif suka, di sini banyak mainan," jelas Alif polos.
" Ya sudah, kalau Alif mau tinggal sama Kak Zaki nggak papa. Tapi, kalau Alif mau main ke sini, nanti Alif telepon grandma ya, biar grand Mas suruh sopir jemput Alif",
" Boleh sama Kak Zaki kan, grandma?",
" Tentu saja boleh",
Ayu yang mendengar jawaban anaknya sedikit heran. Kenapa tidak ada rajukan sedikitpun padahal Ayu akan pergi tanpa mengajak Alif.
" Alif beneran nggak papa, sayang kalau Bunda pergi sama Daddy?," tanya Ayu penasaran ingin mengetahui jawaban sang anak.
" Nggak apa-apa, Bunda. Soalnya, Alif kan mau punya adik bayi. Katanya, Bunda sama Daddy pergi, biar Alif bisa punya adik bayi," jelas Ali polos.
" uhuk .. Uhukk.. Ayu tersedak ludah sendiri. Iya kaget dengan jawaban Alif.
Arkana sigap mengambilkan air minum yang ada di atas meja dan memberikannya kepada Ayu.
" Siapa yang bilang kalau Bunda dan Daddy akan memberikan adik bayi kepada Alif?," tanya Arkana yang juga bingung karena baik dia ataupun Ayu belum mengatakan apapun perihal kepergiannya mereka.
" Ibu bilang Bunda dan Daddy akan pergi biar bisa ngasih Alif adik bayi. Tapi, kalau Alif ikut nanti Alif nggak jadi punya adik bayi. Padahal Alif pengen punya adik bayi seperti
Kak Adit".
Adit adalah salah seorang tetangga Alif di kampung dulu di mana dia memiliki seorang adik perempuan.
Pembicaraan Mereka pun diakhiri, karena hari sudah malam. Malam ini Alif ingin tidur di kamarnya bersama Zaki sehingga Ayu tidur berdua bersama Arkana.
Ayu dan Arkana sudah naik ke tempat tidur dan berada di bawah selimut yang sama.
Mereka pun mencoba untuk memejamkan mata, setelah Arkana mematikan lampu tidur yang ada di sampingnya.
Setelah beberapa saat, Ayu tetap terjaga. Ia tidak bisa tidur. Ada perasaan khawatir. Hal itu membuatnya menggerak-gerakan tubuhnya untuk mencari posisi nyaman agar bisa tertidur.
Arkana menyadari Ayu yang tidak bisa tidur sehingga ia kembali menyalakan lampu tidur
" Kenapa?," tanya Arkana.
" Aku tidak bisa tidur," jawab Ayu.
" Apa karena ada aku disini?,"
Ayu ingin mengatakan Iya tapi takut Arkana tersinggung.
Arkana melihat Ayu, "Aku tidak akan melakukan apapun padamu seperti yang pernah kulakukan dulu. Lagi pula kamu kan masih datang bulan," jelas Arkana.
" Sebenarnya bukan Aku tidak percaya padamu, Mas. Tapi, aku selalu khawatir ketika akan tidur. Karena kejadian itu terjadi saat aku tidak sadar", Ayu mencoba untuk jujur akan kondisinya.
Arkana menghela nafas. Lagi-lagi, ini memang salahnya. Arkana lalu duduk bersandar pada headboard. Ayu pun mengikuti hal yang sama.
" Saat keluar kota nanti, apa kamu mau bertemu dengan temanku yang bisa membantu menghilangkan trauma mu?," tanya Arkana.
Ayu mengangguk. Tentu saja ia ingin selalu cemas ketika akan tidur. Selalu bermimpi buruk membuatnya sangat lelah, perasaan was-was dan gelisah itu pun membuatnya tidak tenang.
" Apa kamu merasa nyaman kalau aku tidur di atas sofa dan kamu tidur di kasur sendiri?," tanya Arkana kemudian.
Ia ingin membuat Ayu merasa nyaman dan menunjukkan bahwa keberadaannya bukanlah ancaman.
Ayy diam. Sebenarnya ia tidak tega jika harus membiarkan Arkana tidur di atas sofa karena itu pasti tidak nyaman untuk tubuhnya yang tingginya melebihi panjang sofa.
Arkana menggenggam tangan Ayu.
" Aku benar-benar minta maaf atas kejadian malam itu. Aku akan menjadi orang yang menghilangkan trauma mu seperti halnya aku yang menyebabkan kamu trauma," Arkana mencium tangan Ayu.
Ada perasaan hangat yang dirasakan oleh Ayu karena ia merasakan ketulusan dari perkataan Arkana.
Ayu kembali mensugesti dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Pikiran-pikiran positif selalu Ayu tanamkan. Namun, yang namanya refleks dari anggota tubuhnya tidak bisa ia kendalikan.
Ayu menghela nafas sejenak tangan kanannya menggenggam tangan Arkana yang menggenggam tangan kiri Ayu.
" Aku tahu Mas adalah pria yang baik. Terlihat dari Bagaimana Mas mau bertanggung jawab dan menerima Alif sekalipun, dia hadir karena sebuah kecelakaan. Karena itu, aku pun akan berusaha sekuat tenaga agar bisa menghilangkan trauma ini seperti halnya Mas yang berusaha untuk membuatku sembuh". dari trauma ini
" Boleh Mas memelukmu?," Arkana meminta izin. Ia tak ingin kembali melakukan kesalahan dengan tiba-tiba melakukan kontak fisik.Sekalipun kini posisinya adalah suami Ayu.
Ayu mengangguk.
Arkana langsung memeluk Ayu. Ayu pun membalasnya.
" Maaf, maafkan aku",
" Sudahlah, Mas sudah sering mengatakan maaf untuk kesalahan yang sama. Ayu sudah memaafkan itu"
" Jadi, aku harus tidur di mana agar kamu merasa nyaman?,"
TBC
...----------------...
...Jangan lupa tinggalkan jejak like komentar dan subscribe...
...Terima kasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments