Cinta Untuk Ayunda (15)
" Ya sudah terserah kamu yang penting mulai sekarang kita akan merubah panggilan kita.
Kamu setuju kan, sayang?," tanya Arkana dengan sedikit menggoda.
Sekalipun belum ada cinta di antara mereka. Namun, keduanya mencoba untuk menumbuhkan nya.
" Iya, aku setuju, Ar.. ekh..."
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Arkana masih menyimak sebutan apa yang akan diberikan Ayu kepadanya.
" Maksudku, sayan," ucap Ayu malu-malu.
Arkana tersenyum. " Ayo!! ", ajak Arkana meraih tangan Ayu dan mengajaknya untuk mengambil makanan.
Di meja lain Pak Hendra hanya memperhatikan Ayu dari kejauhan. Ia memuas memuaskan diri memperhatikan anak yang sudah ia buang bahkan lebih dari 5 tahun tak pernah sekalipun ia lihat.
Banyak makanan yang tersedia di sana. Namun, tidak ada satupun makanan yang bisa masuk ke mulutnya. Bukan karena tak enak, hanya saja pak Hendra tidak berselera untuk menikmati makanan yang ada.
Penyesalan memang selalu datang terlambat. Entahlah, apakah Ayu akan memaafkannya atau tidak. Ia yang sudah menyakiti Ayu juga menyakiti ibunda Ayu, bahkan dengan tega mengatakan hal buruk tentang Ayu karena terprovokasi oleh Jasmine.
Satu persatu tamu undangan mulai pulang dan hanya menyisakan keluarga inti Aditama dan keluarga dari pihak Ayu.
Indra, istri dan kedua anaknya masih bercengkrama dengan Alif. Alif senang ternyata dia mempunyai keluarga lain selain keluarga Tika.
" Kamu tidak ingin ikut om ke luar negeri?," tanya Devan anak pertama Indra.
" Luar negeri itu di mana Om?," tanya Alif dengan bahasa khasnya yang cadel.
" Tempatnya jauh, kamu harus naik pesawat agar sampai ke sana. Om tinggal di sana". terang Daffa anak kedua.
" Berarti Alif tidak bisa sering bertemu dengan om kalau begitu?,"
Devan dan Daffa hanya mengangguk.
" Tapi, kita kan bisa video call dan kapan-kapan kalau bunda dan ayahmu punya waktu, berliburlah ke sana".
" Ya, kakek juga ingin kamu berlibur ke sana," ucap Indra.
" Jadi, Paman akan pulang hari ini juga tanya?," Ayu sendu.
Ayu masih rindu dengan pamannya.
Indra tersenyum, "Kami tadinya akan pulang besok, hanya saja ada pekerjaan penting yang harus Paman kerjakan di sana dan tidak bisa Paman tunda lagi",
"Baiklah," jawab Ayu lirih.
Arkana yang melihat kesedihan Ayu langsung berangkat ke pundaknya dan mengusapnya.
" Kapan-kapan kita bisa ke sana. Tapi, aku harus membereskan pekerjaanku dulu di sini agar kita bisa berlibur dengan nyaman, tanpa gangguan pekerjaan," jelas Arkana.
"Betul kata suamimu, dan Tante minta, apapun yang terjadi padamu kamu tidak boleh menyembunyikan yang lagi dari kami. Kamu tahu om dan tante merasa sangat bersalah saat tahu apa yang terjadi padamu?,*
Adel mengangguk.
Indra beserta keluarga yang lainnya pun berpamitan. Mereka akan kembali ke hotel sebelum pergi ke bandara.
Pak Hendra yang melihat kepergian Indra dan keluarganya segera berdiri dan memberanikan diri untuk menemui Ayu
" Ayu semoga kamu bahagia dengan pernikahanmu maafkan ayah yang sudah banyak menyakitimu juga ibumu," ucap Hendra tulus.
Arkana yang ada di samping Ayu tidak berkata apapun. Dia hanya diam menemani Ayu berbicara dengan ayah kandungnya.
" Ayu sudah memaafkan ayah. Hanya saja, rasa sakit itu masih ada setiap melihat ayah. Apalagi saat Ayu merasa semua sudah hancur dan berharap ayah akan menjadi sandaran Ayu, Ayah justru mendorong Ayu hingga Ayu lebih terpuruk bahkan men cap negatif Ayu tanpa tahu apa yang terjadi,"
Butiran bening mengalir dari sudut mata Ayu. Arkana menggenggam tangan Ayu memberi kekuatan apalagi ia tahu, dirinyalah penyebab kehancuran Ayu itu.
" Jujur, Ayu sedih Ayah lebih percaya pada Jasmine daripada pada Putri kandung ayah sendiri,"
Pak Hendra tidak mampu berkata apa-apa. Karena pada kenyataannya, dia memang salah. Percaya begitu saja pada perkataan Jasmine dengan bukti yang tidak ia cari tahu kebenarannya. Padahal, Ia mampu untuk melakukan itu jika ia mau.
"Maafkan ayah, ayah benar-benar minta maaf,"
Ayu hanya mengangguk tanpa ingin berkata apapun lagi.
" Kalau begitu Ayah pamit,"
Lagi-lagi Ayu hanya menggangguk.
" Boleh Ayah memelukmu?," Pak Hendra meminta izin kepada Ayu.
Ayu tidak mau menjawab namun ia langsung memeluk ayahnya. Seketika itu juga air matanya jatuh. Entah kapan terakhir ia memeluk ayahnya.
Pak Hendra mengusap panggung Ayu yang masih terisak-isak. Ia pun berkali-kali mengucapkan kata maaf.
" Jaga dirimu baik-baik," pesan pak Hendra sambil meninggalkan Ayu.
"Titip Putri ayah," pesan pak Hendra pada Arkana.
" Tentu," jawab Arkana.
Pak Hendra pergi meninggalkan keduanya, hingga kemudian ia berpapasan dengan Alif yang sedang bermain dengan Zaki.
" Hai Alif!!," sapa Pak Hendra.
Pak Hendra tahu cucunya bernama Alif karena Daddy Alex tadi memperkenalkannya. Ia hanya tersenyum getir. Seandainya cucunya tidak diperkenalkan, maka ia tidak akan tahu nama cucu kandungnya sendiri. Sungguh miris.
"Ya?," Alif melihat ke arah Pak Hendra namun Ia hanya diam.
" Bolehkah kakek memelukmu?," tanya Pak Hendra.
Alif bingung, dia tidak mengenal orang yang ada di hadapannya.
Melihat tidak ada pergerakan dari Alif, Pak Hendra melangkah mendekati Alif.
" Ini kakek, sayang. Ayahnya Bunda Alif,"
Pak Hendra memperkenalkan diri.
" Kakek, seperti kakek Indra?" tanya Alif polos.
" Iya, seperti kakek Indra, ini juga kakeknya Alif," jelas Pak Hendra.
" Boleh kakek memelukmu? Kakek sebentar lagi pulang tapi, sebelum pulang kakek ingin memelukmu sebentar,"
Alif mengangguk ia memperbolehkan.
Pak Hendra segera memeluk Alif dengan berderai air mata. Lagi-lagi perasaan bersalah itu menyeruak.
Ia teringat saat di mana Ayu menelponnya. Namun, saat Ayu belum mengatakan apapun selain menyebutkan namanya, pak Hendra sudah membentaknya, memakinya, mengatakan hal-hal buruk tentangnya.
Dari kejauhan, Ayu melihat apa yang dilakukan oleh pak Hendra terhadap Alif. Namun, ia membiarkannya saja.
Bagaimanapun, Alif adalah cucu kandung ayahnya di mana mengalir pula darah ayahnya.
Sebenci apapun Ayu pada ayahnya, ia tak ingin menurunkan kebencian itu kepada anaknya.
Pelukan itu terlepas karena Pak Hendra harus pulang saat itu juga.
" Jaga Bunda kamu ya, sayang," pesan pak Hendra pada Alif.
"Alif kan jagoan, kek. Aliy pasti akan jagain Bunda. Apalagi kalau sudah besar nanti. Seperti Bunda yang selalu jagain Alif, saat orang-orang jahatin Alif.
" Orang-orang ada yang jahatin Alif?", tanya Pak Hendra.
"Ada, mereka bilang Ibu Alif bukan orang baik. Karena Alif tidak punya ayah. Tapi, banyak orang yang sayang sama Alif juga. Nenek Maryam sayang sama Alif, dia bantu Alif buat marahin anak-anak nakal itu," adu Alif kepada Pak Hendra.
Pak Hendra tergugu. Ia menyadari perjuangan Ayu tidaklah mudah, membesarkan anaknya seorang diri dan tinggal jauh dari keluarga. Namun, beruntung ada keluarga lain yang mau menerimanya di saat keluarga kandungnya membuangnya.
" Ya sudah, Kakak pulang dulu, ya!",
Alif langsung mengambil tangan Pak Hendra untuk menciumnya. Ia ingat apa yang selalu diajarkan oleh bundanya untuk mencium tangan orang yang lebih tua darinya.
TBC
...----------------...
...Jangan lupa tinggalkan jejak like komentar dan subscribe...
...Terima kasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nor Aini
lanjut
2024-03-19
0
sherly
novelmu bagus Thor hanya sering typo di nama, kebanyakan novel nih jdnya salah masuk kamar
2024-03-10
0
Enjel Tinara
mantaaaf toor
2023-10-26
0