"Ciiihh, Simpan saja kata-kata manismu. Aku tidak tegoda sama sekali." 😒
Cloud terkekeh membaca pesan Hana untuknya. Tidak mengulur waktu, ia memainkan jemarinya di atas layar ponselnya dan membalas pesan tersebut. Ia tersenyum dan yah ia bersemangat pagi ini. Setelah semalam yang di lewati, ia tidak tidur karena memikirkan hutang ibunya di salah satu agen pinjaman.
Prihal tersebut, Cloud dan Ibunya sudah tidak begitu khawatir. Sebelum ia berangkat berkerja, Cloud menghubungi atasannya, tempat ia berkerja dan meminjam uang dengan syarat gajinya dipotong setiap bulannya. Bersyukurlah, pemilik restauran itu berbaik hati meminjamkan uang dengan jumlah yang tidak sedikit.
Cloud kembali memasukan ponselnya di dalam tasnya. Ia menaiki sepeda dan mengayuhnya untuk melanjutkan pekerjaannya, mengantar susu dan juga koran. Ya itulah pekerjaan tambahan Cloud di setiap akhir pekan. Mengisi waktu, tentunya menambah pemasukan yang akan ia berikan kepada ibunya. Ia merasa bertanggung jawab.
"Pagi nyonya Maria." Cloud menyapa Maria yang sedang menemani cucunya duduk di teras rumah. Cloud kebetulan melintasi rumah wanita tua itu. "Pagi juga, anak muda." Maria berdiri dan kembali menyapa Cloud.
"Kau terlihat berbeda hari ini, Nyonya." Cloud berkelakar, mulai beraksi menggoda wanita tua itu.
"Kau jangan mencoba merayuku, pria muda." Cloud tertawa. "Aku sudah tua. Carilah seorang gadis untuk kau rayu."
"Aku sudah menemukannya, Nyonya." Cloud turun, kemudian ia mengambil dua botol susu yang berada di sadel belakang sepedanya.
"Benarkah??" Cloud menggangguk cepat. "Tapi sayangnya dia sulit untuk dirayu, Nyonya." Cloud maju beberapa langkah dengan membawa dua botol susu.
"Berarti, rayuanmu gagal Cloud. Berusahalah untuk mencoba lagi."
"Tentu Nyonya. " jawabnya.
"Ini untukmu, anak manis." Cloud meletakkan dua botol susu dia atas pangkuan Jessy yang langsung diterima gadis kecil itu. "Terimakasih, Uncle." gadis kecil itu tersenyum.
"Nak." Cloud memalingkan wajahnya dan menatap Maria. "Terimakasih." ucap wanita itu lirih dan wajahnya sendu.
"Kenapa kau bersedih Nyonya?"
Maria menyeka air matanya. "Aku sangat terharu. Kau dan Ibumu begitu baik kepada kami."
Cloud menarik nafas pelan, dan membuang nafasnya panjang. "Berbuat kebaikan kepada orang lain suatu kewajiban Nyonya. Aku berkata benar, bukan?"
Maria mengangguk. "Ya kau benar. Semoga kebaikan selalu datang kepadamu dan juga ibumu."
🍂🍂🍂
"Lalu bagaimana dengan semalam? Apa terasa manis? "
"Astaga!!" jantungnya berdebar-debar. Membaca chat meesum Cloud, membuat Hana kembali mengingat moment semalam. Moment yang berhasil membuatnya kesulitan tidur dan menyisakan lengkungan hitam dibawah matanya. Damn it.
Satu notif pesan dari Cloud, masuk lagi ke ponselnya. "Ck dia lagi."
"Kenapa kau hanya membaca pesanku Hana. Apa pertanyaanku benar, hmm? "
"Pertanyaanmu benar Cloud . Tindakan kurang ajar mu sangat manis dan sialnya aku menikmatinya"
Hana membatin, ia menyuarakan isi hatinya. Wajahnya bersemu merah.
Hana berusaha payah menahan diri untuk tidak menjawab pesan Cloud. Padahal ia ingin...Ehek. Gadis itu tidak pernah seantusias ini kepada lawan jenis yang berusaha mendekatinya, termasuk dua pria yang pernah dijodohkan kepadanya. Cloud, pria pertama yang membuat Hana Pastone penasaran.
"Nona." terdengar sayup-sayup suara dari luar kamarnya dan Hana mengenali suara itu.
"Masuklah Laura, pintunya tidak terkunci." wanita berusia 60 tahun masuk ke dalam kamarnya. Dia adalah kepala pelayan yang bekerja di rumahnya selama 25 tahun.
"Ini jaket milik temanmu sudah di bersihkan Nona. " Hana mengambil jaket Cloud yang berada di tangan Laura. "Terimakasih Laura. "
"Sama-sama Nona. Ada lagi yang kau butuhkan?"
"Tidak ada, Laura. Kembalilah bekerja."
Sepeninggalnya Laura, Hana memeluk jaket legam milik Cloud dan mencium aroma maskulin yang masih tersisa di jaket berbahan kulit sintesis tersebut.
"Padahal sudah dicuci, kenapa wanginya masih tercium."
"Wanginya memabukkan."
"Segera kembalikan jaketku, Nona. Dan jangan lupa semprotkan parfum beraroma lily of the valley bercampur white flower."
Deg, kalimat Cloud saat itu kembali terngiang. "Aku begitu penasaran, kenapa ia tau aroma parfume favoritku."
Hana meletakkan jaket Cloud di atas tempat tidurnya. Sejurus kemudian, ia berjalan menuju walk in closet dan mengobrak-abrik isi lemarinya. "Aku harus memakai pakaian apa?" Hana terlihat bimbang, melihat koleksi pakaiannya.
Gadis itu memutuskan untuk mengembalikan Jaket Cloud, sendiri. Dan membatalkan niatnya meminta tolong jordan, supirnya.
Lima menit berlalu, akhirnya ia memilih dress bermotif bunga, tanpa lengan. Hana segera bersiap.
"Astaga apa yang aku lakukan?" Hana sudah berada di depan cermin. Memperhatikan penampilannya, yang dirasa berlebihan. "Hey, aku hanya mengembalikan jaketnya, bukan berkencan dengannya."
Hana memutuskan untuk membersihkan makeup di wajahnya, dan berganti pakaian. Casual pilihan yang sangat tepat.
Ketahuilah, Cloud lebih suka melihat Hana tampil apa adanya. Casual dan tidak bermakeup. Sayangnya Hana tidak mengetahui hal itu. Hana hanya ingin terlihat biasa aja, tidak berlebihan, tidak terkesan menggoda pria itu dengan memakai pakaian yang feminin.
"Selesai."
Hana benar-benar memutuskan untuk berkunjung ke rumah Cloud. Kira-kira apa yang terjadi selanjutnya. Stay terus di mari... Okeh ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
mau ketemu cloud sampai seheboh itu 😂😂
2023-12-04
0
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
salting kau hana pada akhirnya
2023-12-03
0
Triiyyaazz Ajuach
Cloud kau berhasil membuat Hana tdk bsa tidur dan terbayang" terus
2023-12-02
0