Di bawah guyuran hujan, tubuh kokohnya terjatuh dengan iris mata yang sayu memancarkan kesedihan. Terselip kepingan memory yang hadir menghantarkan jiwanya yang mulai tertarik perlahan.
"Hei kau, pria tampan!! Bagaimana dengan penampilanku?" Hana memutar tubuhnya, di depan Cloud dengan senyumannya yang merekah. Cloud menatap sejenak, bersikap acuh melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam kelasnya. Hana mendengus kasar, dan menghentakkan kakinya."Sombong sekali, lihat saja nanti akan ku buat kau menyukaiku lalu aku akan menghempaskanmu"
"Hentikan perkerjaan kotormu Cloud, pria itu bukan seseorang yang baik." perintah seorang wanita paru baya yang melahirkan dan membesarkannya untuk menahan langkahnya. Cloud bergeming, tidak mendengarkan perintah ibunya. Dia melangkah terus keluar dari rumahnya yang sederhana dengan membawa ransel berwana hitam miliknya.
"Lakukan nak, urusan seperti ini adalah hal yang mudah untukmu dan ingatlah, jika terjadi apa-apa denganmu, aku siap membantu mu." ujar seorang pria seraya menepuk punggungnya dengan bangga dan pria itu memberikan tugas untuk kesekian kalinya kepada Cloud.
"Bak.. Buk.. Bak.. Buk " suara dentuman pukulan yang keras, di dalam sel yang berukuran 3x3 meter. Dengan tangan yang digantung, serta wajah yang tertutup, Cloud menunduk menahan rasa nyeri di sekitar tubuhnya yang terdapat banyak luka memar akibat dari pukulan. "Hentikan!" salah satu polisi berteriak, lalu mendekat ke arah Cloud. Menggerakkan tangannya, polisi itu menarik penutup yang menutupi wajah Cloud. "Hey pecundang! Banguunlah." Polisi itu mengguyur Cloud dengan air mineral yang berada di tangannya. Cloud bergerak, membuka kedua matanya yang berat dengan perlahan. "Kau dibebaskan." ucap polisi itu kemudian.
"Bagaimana kau mendapatkan luka ini, Cloud." lirih Hana membersihkan tubuh Cloud yang penuh luka. Cloud memandang wajah Hana yang terlihat begitu sendu dan gadis itu menangis. "Karena pekerjaan ku, Hana." jawab Cloud tertunduk. "Berhentilah Cloud, aku mohon. Aku tidak sanggup melihatmu terluka seperti ini."
"Seandainya saat itu aku menuruti ibu dari awal, mungkinkah hal ini tidak akan terjadi? Apakah aku akan bahagia bersama Hana selamanya." gumam Cloud di sisa akhir hayatnya.
Cloud melihat ada bayangan putih hendak menghampirinya, wajahnya terlihat begitu samar dari pandangannya.
"Si-siapa kau?" tanya Cloud sudah mulai tak sadar.
"Kau tidak perlu tahu siapa aku." jawab bayangan itu.
"Lalu apa mau mu?" tanya Cloud lagi.
" Jika kau diberikan satu kesempatan untuk hidup kembali ke masa lalu, apa yang mau kau lakukan? " seseorang itu melayangkan pertanyaan yang tidak masuk akal, Cloud menjawab pertanyaan itu secara spontan.
"Merubah garis takdirku."matanya sudah meredup bertepatan jiwanya yang mulai meninggalkan raganya. Bahkan saat polisi mengangkat tubuhnya, Cloud tidak bisa merasakannya.
" Temukan cinta sejatimu, perlahan luka di dadamu menghilang. " Dalam sejenak, bayangan itu pergi memudar
Kriiiiinggggggggg , suara alarm mengusik seorang pria yang masih terlelap dalam tidurnya. Ia menutup wajahnya dengan bantal untuk menghalaukan sinar matahari yang tidak malu menyelinap dari celah jendela.
"Hey anak muda, bangunlah." Cloud menyingkirkan bantal yang menutupi sebagian wajahnya. Menerjapkan kedua matanya, terdengar sayup-sayup suara yang begitu dia kenali. Mengedarkan matanya untuk melihat ke setiap sudut ruangan yang disebut kamar. Cloud merasa terkejut dengan apa yang ia alami, bukannya ia sudah mati bunuh diri?
"Apakah yang aku alami hanya mimpi? " gumam Cloud. Cloud bergeming, sampai ia tidak menyadari ibunya sudah berada di dalam kamar dengan setumpuk baju di tanganya.
"Mau sampai kapan kau seperti itu, bergegaslah ke kampus dan jangan membuat keributan." Cloud pun menoleh, ia melihat ibunya sedang memasukan pakaiannya ke dalam lemarinya.
" I- iya ibu." Cloud bergegas bangun, dan menarik langkah mengarah kakinya ke toilet. Melepaskan pakaian yang melekat pada tubuhnya. Cloud tidak mengulur waktu. Ia berdiri di bawah sower, menyalakan air dan membiarkan air dingin mengalir membasahi dirinya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama didalam sana, Cloud sudah selesai membersihkan tubuh atletisnya. Pria itu keluar, mengarahkan langkahnya ke sisi kanan, menuju lemari.
Membuka lemari kayu yang di lapis cermin kini, Cloud memilih kaus berwarna hitam dan celana hitam. Warna favoritnya.
"Aku harus segera ke kampus. " Cloud menutup pintu lemari, dan memantulkan dirinya di cermin. Pria itu terkejut saat melihat dada bidangnya terdapat sebuah tanda berwarna hitam.
"Tanda apa ini?" Cloud mencoba menghapus tanda hitam itu dengan cepat, namun tanda hitam itu tidak bisa menghilang.
"Astaga, dari mana tanda ini muncul? "
Cloud nampak berfikir, dan bertanya-tanya dalam benaknya.
"Jika kamu tidak bisa hidup tanpaku, bagaimana aku tanpamu...Aku juga sangat mencintaimu Hana "
Doooorrrr.
"Temukan cinta sejatimu, perlahan luka di dadamu menghilang."
Cloud melebarkan maniknya, segera dia meraih ponsel miliknya di atas nakas yang berada di samping tempat tidur. Kemudian, dia membuka kunci layar pada ponselnya untuk memastikan suatu hal.
" 28 Agustus 2017."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak Cloud
2024-10-18
0
Triiyyaazz Ajuach
wktnya merubah takdir
2023-12-02
0
𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐
"jika kamu tidak bisa hidup tanpaku, bagaimana aku tanpamu.... nyatanya kata2 hanya bualan semata sampai detik ini kamu masih hidup bersamanya eehkkk(tapi ini bukan tentang kamu cloud)🙄🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️
2023-10-29
30