Cloud menunggangi motornya, setelah ia berpamitan kepada Ibunya. Ia melajukan kendaraan roda dua miliknya dengan kecepatan sedang. Masih di wilayah gang rumahnya, ia melihat Maria, wanita tua yang tengah berjalan dengan membawa kantongan berisi sayuran.
"Nyonya Maria." Cloud memberhentikan motornya tepat di depan wanita tua itu. Kemudian ia pun turun.
"Ayo aku akan membantumu menyeberang jalan."
"Dasar pria muda, aku bisa menyeberang sendiri. Tapi tidak apa jika kau memaksa." ucap wanita itu seraya memeluk lengan Cloud. Cloud pun menuntun wanita itu hingga mereka berada di trotoar yang berlawanan arah dari posisi mereka tadi.
"Mau aku antar sampai rumah?"
Terdengar helaan nafas panjang dari wanita itu. "Tidak perlu Nak, segera pergilah ke kampus jangan sampai terlambat."
Cloud tersenyum. Lalu ia mengeluarkan beberapa lembar uang di dalam sakunya dan ia memberikan uang tersebut kepada wanita tua itu.
"Nak." ujar Maria, tangannya bergetar merangkup kepalan tangan Cloud. "Terimalah Nyonya, untuk kebutuhanmu dan juga cucumu."
"Terimakasih Nak." Maria terharu menerima kebaikan dari Cloud. "Semoga Tuhan memberkatimu." ucapnya lagi seraya mengusap rambut legam Cloud. Cloud mengaminkan doa dan berpamitan sebelum ia kembali menyeberang.
Cloud mengendarai motornya lagi. Melanjutkan perjalanannya, ia melintasi jalan kota Philadelphia, yang pagi ini terlihat begitu ramai.
Tepat lampu lalu lintas berubah jadi merah, Cloud mengurangi kecepatannya dan memberhentikan motornya. Pria itu menengok kanan kiri jalan dan maniknya terpaku dengan seorang gadis berparas cantik sedang mengemudikan mobilnya tepat disebelahnya.
"Hana." Gumam Cloud. Cloud membuka kaca penutup kepalanya, untuk memastikan bahwa seseorang disana adalah Hana Pastone, cintanya.
Hana menolehkan kepalanya, dia menurunkan perlahan kaca mata hitam yang bertengger di wajahnya. Keduanya saling menatap satu sama lain, dahi Hana pun berkerut tatkala maniknya melihat sekilas ada tetesan air mata yang turun dari ke dua mata Cloud.
"Dia benar-benar Hana."ucap Cloud dalam hati, jantungnya berdebar dengan cepat
Suara klakson berbunyi saat lampu berubah menjadi hijau. Bunyi itu berhasil menganggetkan ke duanya. Hana membuang muka, mengeratkan pegangan di setir dan menginjak pedal gas, ia kembali mengemudikan mobilnya
Cloud mengusap air matanya, ia kembali memfokuskan dirinya membawa kendaraannya. Dalam kurung waktu lima belas menit sisa waktu perjalanannya tadi, Cloud sudah berada di lapangan parkir kampusnya. Ia bergegas turun untuk memasuki gedung fakultasnya.
Dari posisinya kini, ia melihat dari kejauhan Hana sedang keluar dari mobilnya.
"Baju kuning, rok putih." ingatannya yang pernah terjadi hadir difikiranya.
Suara tawa Alana dan gank mengejek Hana yang sedang berjalan di depan mereka.
"Lihatlah noda di roknya, dia pura pura tidak tahu apa bodoh?" ucap Alana kepada tiga sahabatnya.
Cloud yang berada diposisi belakang yang tidak jauh dari teman satu kelasnya itu mendengarkan ucapan mereka.
Cloud segera meletakan ransel diatas motornya. Pria itu berlari, sambil melepas jaketnya. Hana yang masih menyibukkan dirinya bercermin di kaca spion, tersentak saat ada lengan kokoh melingkar di pinggang rampingnya.
Cloud Memutar tubuhnya, pria itu mengikat bagian lengan jaketnya ke pinggang Hana.
"Ada noda darah di rokmu."ucap Cloud pelan.
"Benarkah?" Hana kembali bertanya untuk memastikan. Ia tidak merasakan sakit dibagian perutnya yang kerap hadir saat ia menstruasi dan lagipula hari ini bukan tanggalnya.
"Dia tidak mengenaliku." bisik Cloud dalam hatinya.
Cloud mengangguk, wajahnya terlihat serius dan tidak menunjukkan adanya kebohongan.
"Thanks." Hana tersenyum. Ya, senyuman terbaik dari seorang Hana yang paling disukai Cloud. Cloud terpaku, dengan jantungnya melompat-lompat.
"Aku merindukanmu." Cloud mengungkapkan perasaannya saat ini dengan tidak sengaja.
"A- apa?" tanya Hana kebingungan, ia mendengar ungkapan Cloud barusan.
Cloud berjalan selangkah, mendekati Hana yang masih tertegun. Lalu, pria itu menarik tengkuk leher jenjang Hana, lalu mencium bibir yang berwarna nude itu. Sontak Hana terbelalak, dengan maniknya membulat sempurna. Hana menginjak kaki Cloud dengan keras sehingga ciuman itu terlepas.
"Are you crazy!!Kau mencuri ciuman pertama ku." Hana mengusap bibirnya dengan kasar.
"Jangan karena kau meminjamkan jaketmu untuk menutupi rokku, kau bisa seenaknya menciumku!!" bentaknya lagi. Cloud bergeming tidak berniat melawan.
Sambil merasakan manis bibir Hana yang menepel dibibirnya, ia menikmati wajah cantik seorang Hana Pastone.
Hana mendengus kesal, ia mengambil tasnya yang masih berada di dalam mobil.
"Akan ku pastikan kau akan mendapat balasannya!" ancamnya yang tentu membuat Cloud menunggu pembalasan itu.
"Membalas dengan menciumku kembali, begitu?" Cloud bertanya, dengan senyuman menggoda.
"Cih, Jangan berharap!!" ujarnya. Hana berbalik, dan melangkah meninggalkan Cloud yang masih melebarkan senyumannya.
"Rasa bibirmu masih sama Hana, manis" ucapnya seraya menatap punggung Hana yang sudah menjauh.
Hingga bayangan Hana hilang dari penglihatannya. Cloud kembali ketempat dimana motornya berada untuk mengambil ransel miliknya.
Selama ia melangkah pertanyaan demi pertanyaan hadir di fikirannya.
" Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah mungkin, aku memang di beri kesempatan untuk kembali ke masa lalu?"
" Ya, aku harus memastikannya lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
visual 👍❤
2024-10-19
0
m.ria
😂😂
2023-12-26
0
Triiyyaazz Ajuach
visualnya keren
2023-12-02
1