Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, sudah lewat jam tidurnya. Hana terlihat gelisah, ia kerap membolak balikkan tubuhnya mencari posisi ternyaman. "Astagaaaaa!!" Hana bangun dari tidurnya dan membuka masker yang menutupi matanya. "Dasar pria brengsek!"
Hana mendengus kasar. Peristiwa di restauran tadi membuatnya kesulitan untuk tidur. Bayangan wajah tampan Cloud memenuhi fikirannya. Tatapan pria itu, wajahnya, senyumannya, suaranya, bahkan bibirnya.
"Bibir..Oh...No, kenapa aku begitu bodoh membiarkan bibirnya menyentuh bibirku untuk kedua kalinya." Hana merutuki dirinya sendiri, harusnya yang ia lakukan menginjak kaki pria itu lagi, menendangnya, atau menamparnya bukan menikmati dengan mata yang terpejam.
Pria itu telah merenggut kesuciannya, tepatnya kesucian bibirnya. Entah bagaimana ia begitu saja membiarkan Cloud menciumnya. Tidak dapat dipungkirinya sentuhan dan tatapan pria itu berhasil melemahkannya. Dan ciuman pria itu, mampu memicu adrenalinnya yang tinggi sehingga debaran jantungnya terpacu lebih cepat melebihi normal.
Hana merebahkan kembali tubuhnya. Menatap langit kamarnya, Hana meraba bibirnya. Lalu, ia meraih ponsel, menggulirkan jemarinya diatas layar. Lamban laun, kedua matanya akhirnya terpejam, Hana tertidur pulas.
Keesokan harinya.
"Penyebab, jantung berdetak saat berciiuman?" Ayden mengernyitkan keningnya, membaca halaman pencarian yang tertera di layar ponsel adiknya. "Oh astaga Hana." Ayden kemudian tergelak dengan kepolosan adiknya. "Apa maksudnya mencari tentang ini? Apa jangan-jangan dia sedang jatuh cinta?"
Ayden mengetahui adiknya dengan sangat baik. Hana belum pernah menjalin suatu hubungan dengan pria manapun. Banyak pria yang menyukai adiknya, namun Hana menutup diri dengan alasan tidak tertarik. Dan alasan itu membuat Kyle sang ibu begitu khawatir, khawatir jika putrinya mempunyai kelainan menyukai sesama, mungkin.
Dibesarkan dari keluarga terpandang, dua kali Hana terlibat perjodohan dan berakhir dengan gagal. Ya, dua pria dari anak rekan bisnis ayahnya, tidak ada satupun yang bisa meluluhkan hati adiknya. Sesulit itu.
Hana mengerjapkan kedua matanya. Wajah bantalnya tak menurunkan kadar kecantikannya yang di warisi dari ibunya. "Ya Tuhan, aku kesiangan." Hana bangun dari posisinya. Ia merentangkan tubuhnya dan menguap. Memandang ke arah jendela kamarnya, Ia belum menyadari keberadaan Ayden yang duduk persis di belakangnya.
Hingga terdengar siulan di indra pendengarannya, membuat ia membalikkan tubuhnya. "Apa yang kau lakukan di kamarku?" tanya Hana. Ayden menaikkan alisnya, dan tersenyum. "Membangunkan mu."
Hana membeliak, melihat Ayden menggenggam ponselnya. "Apa yang kau lakukan dengan ponselku?"
Hana merangkak mendekati kakaknya dan berusaha merebut benda pipih miliknya. "Kau memeriksa ponselku, hah??"
"Tidak, aku tidak sengaja melihat." jawab Ayden membuat emosi Hana meluap. Hana tau kebiasaan kakaknya itu, suka memeriksa ponselnya dengan diam-diam. Parahnya Ayden pernah ketangkap basah membalas pesan kedua sahabatnya dan menggoda mereka.
Selamat, Lvy dan Clara tidak tertarik dengan wajah tampan Ayden dan tidak terjerumus dengan tipu muslihat kakaknya.Setiap kedua sahabatnya berkunjung ke rumahnya, Hana selalu memberi ultimatum kepada mereka. "Jangan tergoda dengan kakakku, jika tergoda kalian akan merasakan akibatnya. Seperti mantan-mantannya." Begitulah kalimat yang diucapkan Hana.
"Kau jangan berbohong!!!" Hana meraih bantal, dan memukul saudaranya berkali kali.
" Ampun." Ayden menutupi kepala yang dengan kedua tangannya. "Kau galak sekali. "
"Apa yang kau lihat??"
"Penyebab, jantung berdetak saat berciuman." Hana melototkan kedua matanya, wajahnya merah padam karena amarahnya bercampur dengan rasa malunya.
Ayden terkekeh karena ia melihat perubahan jelas tercetak di wajah adiknya itu. "Jadi kau pernah berciiuman?" tanya Ayden. "So, siapa pria yang berhasil membuat jantung adikku berdebar-debar?"
"Tutuplah mulutmu, Ayden!!" bukannya tutup mulut, Ayden semakin terbahak-bahak. "Oh ayolah siapa nama pria itu?" bungkam adiknya, membuat Ayden mati penasaran.
"Kau tidak perlu ikut campur. Urusi saja dirimu dan para kekasihmu!"
"Tolong ralat ucapanmu wahai adikku, aku tidak mempunyai kekasih." Ayden mengelak karena sesuai faktanya, jika ia masih sendiri sejak putus dengan kekasihnya yang ke dua belas. Bukan.. Bukan...dua belas, tapi tiga belas.
"Aku tau dirimu, kau seperti predator yang kelaparan dan selalu mencari mangsa."
"Anggap saja aku sedang mencari jodoh, adikku sayang." Hana memutar bola matanya malas. "What the hell. Mencari jodoh??" Ayden mengangguk cepat dan wajahnya begitu mengesalkan.
Sumpah demi apapun, jika Ayden bukan saudaranya, sudah dipastikan ia akan mencakar wajah Ayden yang tampan tapi menyebalkan.
Sama halnya dengan Ayden yang mengetahui tentangnya, Hana pun demikian. Ayden kerap berganti-ganti pasangan. Pria itu trauma dengan masa lalunya yang membuat dirinya berubah 180°. Laurent lah yang membuat Ayden sulit percaya kepada wanita. Kecuali ibu dan juga adiknya.
Selama ini Ayden menjalin hubungan, hanya untuk bersenang-senang. Tidak ada kata serius dalam kamusnya untuk saat ini. Entah kedepannya seperti apa. Hana mendoakan yang terbaik untuk kakaknya itu.
"Keluar dari kamarku!" Hana menarik paksa tangan Ayden dan susah payah ia menyeret! kakaknya yang bertubuh besar dan tinggi.
"Kau mengusirku?" tanya Ayden, rupanya yang tampan memelas minta belas kasih."Iya, melihat wajahmu membuatku bad mood. "
"Kau tega sekali." Ayden memasang wajah sedih yang dibuat-buat. "Kau belum memberi tau, siapa pria yang menciummu? Apa pria itu tampan sepertiku?"
"Keluar!"
Hana mengeram, dan mendorong Ayden untuk keluar dari kamarnya. "Oh ayolah Hana, beritahu aku." Hana mengacuhkannya. "Apa pria itu satu kampus denganmu?" Hana tetap membungkam mulutnya, untuk tidak menceritakan tentang siapa pria yang merenggut kesucian bibirnya.
Tepat di depan pintu, Hana membuka pintu kamarnya. "Silahkan keluar."
Ayden menghela nafas dan bahunya turun. "Baiklah, segeralah turun. Mom sudah menunggumu di meja makan."
"Iya."
Hana menutup pintu kamarnya. Ponselnya berdering, ia kembali ke tempat tidurnya mengambil benda pipih itu.
𝘎𝘰𝘰𝘥 𝘮𝘰𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨, Mi Alma Gemela. 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢? 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘴?😉 (Mi Cielo)
"Ck, Dia benar-benar menyimpan nomerku. Lihatlah emotnya, menggelikan." Hana hanya membaca pesan tersebut dan melempar ponselnya ke atas tempat tidurnya.
Tiga detik kemudian, ia kembali mengambil ponselnya dan mencari arti Mi Alma Gemela. "Belahan jiwa."
"What!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Hana belahan jiwa nan ke bakalan ke bawa mimpi terus
2024-10-27
0
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
belahan jiwa sampai ke bawa mimpi 😂😂🤪
2023-12-04
0
Triiyyaazz Ajuach
belahan jiwa whoaaaa Cloud romantis juga ternyata
2023-12-02
0