"Dia sangat tampan." Pekik Paula, sahabat Alana. Gadis itu tengah membuka instagram pria yang menjadi The Young Entrepreneur di kota kelahirannya, Philadelphia.
"Kau tau Ayden Pastone, Alana?" Paula membuka pembicaraan untuk memecahkan keheningan. Sedari tadi sahabatnya itu hanya fokus pada pekerjaan dan mengabaikannya.
Alana mengernyitkan dahinya, dan ia menghentikan pergerakannya diatas layar tabnya. Nama pria itu seperti tidak asing. Gumam Alana dalam hatinya.
"Tidak, aku tidak mengetahuinya." Alana kembali memfokuskan maniknya pada layar tab nya, dan tidak menaruh atensi pada pertanyaan sahabatnya itu.
"Kau payah sekali Alana, ck." Paula kembali menggulirkan jemarinya. " Padahal pria itu sering menjadi perbincangan para wanita."
"Oh God," pekik Paula terdengar lebih heboh dari sebelumnya. "Tubuhnya begitu kekar. " Manik gadis itu berbinar memandang foto Ayden yang tengah berdiri di bibir pantai hanya menggunakan boxer dan pria itu memegang papan seluncur. "Dan tattonya, wow." Paula tercengang, dengan mulutnya sedikit terbuka. Gadis itu kemudian menelan salivanya kuat-kuat.
Alana menoleh, dan ia cekikikan melihat expresi sahabatnya itu. "Ini ambilah," Alana menyodorkan tissue ke arah sahabatnya. "Bersihkan salivamu yang menetes, kau sangat menggelikan Paula. "
"Kau ini." Paula mengambil tissue dan membersihkan area bibirnya padahal tidak ada salivanya disana. "Kau tidak penasaran dengannya, Alana. "
"Tidak." jawab Alana acuh dan gadis itu tidak sama sekali menoleh.
"Kau belum liat saja, Alana. Aku yakin jika kau melihatnya, kau akan kepincut dengan pesonanya. "
Yeah, tebakanmu salah Paula. Alana pernah bertemu dengan idolamu secara langsung dan tidak tertarik. Bukan itu saja, sahabatmu menolak untuk berkenalan.
"Kau tau Lurent?" Kembali gadis berambut pirang itu bersuara. Alana nampak berfikir. "Model cantik yang berasal dari Italy, yang kerap muncul di majalah dan televisi." ujar Paula lagi.
"Ah ya, lalu kenapa?" tanya Alana mulai menanggapi sahabatnya itu. Alana sudah menyelesaikan pekerjaannya mendesain pakaian. Ia membenarkan posisinya, duduk tegap di depan Paula dan meletakkan tab disisinya.
"Dari yang berita yang aku dengar, dulunya mereka sempat menjadi sepasang kekasih selama dua tahun."
"Benarkah?" Paula mengangguk yakin. "Lalu kenapa sampai berakhir? Pasti pria itu jelalatan dan berselingkuh." Alana membuka bungkusan cemilan yang dibawa Paula tadi.
" Kau salah Alana. Isunya Laurent lah yang berselingkuh dengan sahabat Ayden. Gila kan, wanita itu tertangkap basah sedang berciuman. Aku tidak membayangkan posisi Ayden saat itu. Kira-kira apa penyebabnya wanita itu berselingkuh."
"Mungkin sahabat pria itu lebih mapan atau lebih tampan." ujar Alana seraya memasukan potato chips ke dalam mulutnya. "Atau bisa jadi, wanita itu sudah merasa tidak ada kecocokan lagi."
" Ya mungkin," ucapnya "Wanita itu bodoh sekali, telah menyia-nyiakan seorang Ayden. Ah pria itu benar-benar begitu tampan. "
Alana mulai penasaran, setampan apakah dia sehingga sahabatnya itu memuji pria tersebut berkali-kali. "Mana, aku liat." Paula memberikan ponselnya ke tangan Alana.
Alana mengenyeritkan lagi dahinya. Alana berusaha mengingat wajah pria itu. Detik kemudian, kedua matanya membulat sempurna. Pria brengsek ini rupanya.
"Kau kenapa Alana?" sekarang gantian, Paula yang cekikikan melihat perubahan pada wajah Alana. "Kau pasti terpesona juga, benarkan?"
"Cih amit-amit. Tidak sama sekali." Bantah Alana, gadis itu merengut dan mendengus keras. "Lihatlah wajahnya, dia terlihat menyebalkan dan juga genit. Dia seperti pria penghibur."
Paula menatap Alana, terheran-heran. Tidak biasanya Alana merespon dengan cara berlebihan. "Ada apa denganmu Alana?"
" Tidak apa-apa. Ambilahlah ponselmu." Paula mengambil kembali ponselnya. "Jangan pernah membahasnya lagi di depanku. "
Paula semakin bingung dan penasaran. "Kau pernah bertemu dengannya?" tebak Paula, Alana pun tidak bisa mengelak.
"Iya, pria itu kurang ajar, telah menyentuh bibirku."
Paula terkesiap. " K-kau pernah bertemu dengannya?" Alana mengangguk. "Bibirmu diraba olehnya?" Alana tidak menjawab pertanyaan sahabatnya.
"Aaaaa, aku sungguh iri denganmu Alana." Paula berteriak, begitu histeris.
"Kau bertemu dimana? Apakah dia mengajakmu berkenalan? Lalu bagaimana ia bisa menyentuh bibirmu? Oh astaga Alana. Jika aku jadi kau, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk lebih mengenal pria itu."
"Sekarang ceritakan kepadaku, bagaimana kronologinya?" Paula semakin mati penasaran. Gadis itu mengambil bantal dan meletakkan di atas pangkuannya.
Alana memutar bola matanya malas. "Hais.. Aku menyesal telah menceritakan padamu." Celetuknya. Alana kembali memasukan potato chips ke mulutnya.
"Ceritakan."
"Tidak mau." Alana tidak menggubris tatapan sahabat yang antusias dan memohon. "Membicarakannya membuat moodku buruk."
"Oh ayolah Alana kau semakin membuatku mati penasaran."
"Tahan penasaranmu Paula, jika ingin berumur panjang."
"Astaga. Mitos dari mana yang kau ucapkan. "
Alana menaikan bahunya, kemudian gadis itu bergerak berdiri. "Kau mau kemana?"
"Ke butikku. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Alana, biasanya benci jadi cinta
2024-10-27
0
Triiyyaazz Ajuach
ternyata Alana pnya usaha juga cocok nich sama Ayden
2023-12-02
0
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
terlalu benci ntar ujung"nya terlalu bucin
2023-11-29
5