"Hmm, apakah sudah selesai?" Udin bergumam pelan, mengerjabkan sedikit matanya yang mengantuk, perlahan Udin mulai berdiri dari tempat duduknya.
"Ayo, apa yang kau tunggu?" ucap Udin mengajak Ella untuk segera berdiri sari tempat duduknya.
"Ah, siap bos! Apakah kita akan lanjut berjalan-jalan?"
"Sudah berapa lama ini? ayo cari kebutuhan dulu, aku juga masih menunggu kabar dari toko mobil88."
"Begitukah? Kalau begitu ayo membeli bahan bahan masak dan beberapa pakaian. Sepertinya aku tidak terlalu profesional dengan setelan ini. Bos juga, bos harus memiliki setelan bagusnya sendiri untuk membuat citra bos lebih bagus!"
"Begitukah? Terserah, aku akan menyerahkan padamu."
Ucapan Udin jika dipikir-pikir memang terlihat seperti pria badjing itu, "Aku percaya padamu!"
Kata itu adalah kata-kata yang paling bisa didengar dan umum untuk sebuah tulisan kata badjing. Mungkin jika ada orang yang mendengar kata-kata Udin saat ini, mereka akan segera salah paham. Kata-kata itu masih sangat populer bahkan di era 98, di era ini, kata-kata era sebelumnya masih sangat populer, bahkan banyak kata-kata yang belum pernah didengar dan sangat populer di tahun 98.
Walaupun kehidupan tahun - tahun ini sedikit keras karena kehidupan pekerjaan yang sangat menumpuk, masih banyak orang yang mampu meluangkan waktunya untuk menghibur diri. Banyak istilah istilah baru bermunculan karena mereka, bahkan menjadi viral baik dalam kehidupan maya ataupun nyata.
"Hmm, apakah aku melupakan sesuatu?" tanya Udin dengan wajah mengerut. Entah mengapa ada sesuatu yang hilang saja.
"Sepertinya tidak ada yang tertinggal bos, apakah itu barang penting?"
"Entahlah, aku tidak tau," ucap Udin dengan sedikit mengangkat pundaknya.
"Ayo bos, kita jalan-jalan, masih banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam rumah. Bagaimanapun juga tidak mungkin untuk rumah sebesar itu terlihat sangat kosong bukan?"
"Yah, sepertinya begitu, ayo ambil troli."
"Bos, sepertinya di mall tidak ada troli. Bukankah mall sekarang memiliki sistem operasi pengangkutan sendiri?"
"Apakah begitu? Entahlah," ucap Udin dengan acuh seolah tidak ada hubungan dengannya.
Udin berasal dari masyarakat kelas bawah, kehidupan susah hanya membuatnya dapat memasuki supermarket dan tidak berani untuk memasuki mall. Walaupun memasuki mall, dia hanya akan memasuki mall kelas menengah yang masih dengan sistem operasi standar kuno. Memasuki counter dan membelinya secara langsung adalah hal yang standar.
Sedangkan untuk mall kelas atas, mereka memiliki sistem operasionalnya sendiri. Udin bisa dikatakan untuk pertama kalinya memasuki mall kelas atas seperti ini. Jadi wajar baginya untuk tidak mengetahui hal itu.
Setelah berbasa-basi dan membeli beberapa kebutuhan serta beberapa hiasan untuk rumah, Udin menghabiskan sekitar 70 juta uang tunai untuk semua hal itu. 70 juta bukanlah hal yang sedikit, untuk di era ini 70 juta adalah harga yang astronomi.
Mungkin bagi orang kaya, harga itu hanyalah uang saku selama 1 bulan, tetapi untuk orang menengah kebawah, harga itu cukup bagi mereka untuk hidup makmur.
Setelah menyelesaikan transaksi, Udin dan Ella segera keluar dari mall dan ingin menuju kembali ke mobil. Tetapi betapa terkejutnya Udin ketika melihat bahwa banyak orang berkumpul dan bersorak disini.
Udin sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi, karena rasa penasarannya, Udin menanyai seseorang wanita dengan cadar yang kebetulan berada di dekat Udin.
"Mbak, boleh tanya?"
"Ah, iya?"
"Kok di luar ramai kenapa ya?"
"Oh, itu ada pertunjukan mobil supersport. Sepertinya dari perusahaan Lamborghini, katanya adalah seri Lamborghini Poison generasi-17."
"Begitukah? Sepertinya menarik," gumam Udin kepada dirinya.
"Oh, terimakasih mbak informasinya."
"Sama-sama kak," ucap wanita itu dengan tersenyum manis.
Ketika melihat kepergian Udin, wanita itu menatap Udin hingga menghilang dari pandangan matanya. Diam-diam dia bersyukur bahwa sepertinya dia tidak terekspos bahwa dirinya berada disini. Entah siapa dia, tidak ada yang mengetahui disana. Bagaimanapun juga, wanita dengan cadar adalah hal yang sangat biasa disini.
"Bos, apa yang ada didepan sana?"
"Sepertinya ada pertunjukan ...," Udin mulai mengulangi cerita yang diceritakan wanita bercadar tersebut dan menjelaskan kepada Ella. Dengan sedikit bumbu-bumbu kata membuat Ella menjadi sangat tertarik dan memutuskan untuk melihat pertunjukan ini.
5 menit berlalu, seorang wanita cantik yang sepertinya adalah host yang memimpin acara ini muncul. Wanita itu membawa sebuah mikrofon tanpa kabel dan sebuah kertas teks di tangannya.
"Halo semuanya, perkenalkan saya adalah Linda Utami, saya disini adalah host sekaligus yang akan memimpin acara disini. Sebelum kita mulai sebaiknya kita mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan ...," sebuah pidato panjang yang membosankan mulai meluncur dari ucapan wanita tersebut. Semua orang dengan perhatian mulai mendengarkan dan beberapa orang mulai bosan mencoba melihat kanan kiri seperti mencari teman yang sama bosannya.
Tidak terasa 2 menit pembacaan pidato berlalu, seperti sebuah ayat panjang yang sedikit membosankan. Suasana khusyuk itu mengingatkan kita seperti berada di dalam tempat ibadah.
"Baiklah semuanya, mari saja kita akan memulai acara kita hari ini, kami dari tim Lamborghini sudah mengundang 3 pengemudi kelas atas dan bersertifikat untuk mencoba dan membandingkan mobil mobil Lamborghini tahun sebelumnya dan Lamborghini baru yang dibuat pada tahun ini.
Mari kita sambut, Tuan Jhonson! Tuan Michael! dan satu lagi adalah Tuan Radit! Beri tepuk tangan semuanyaaaa!"
Suara lembut bersemangat tiba-tiba membuat semua orang bersorak-sorai, tepukan tangan mulai terdengar di seluruh area perparkiran.
Ketiga pria yang disebut host itu perlahan mulai memasuki mobilnya masing masing, dengan gaya yang terampil dan tidak canggung, berlahan mereka mulai melakukan drift yang terampil.
Sebuah mobil tiba tiba saja menabrak sebuah tiang pembatas, ketika semua orang mengira bahwa sudah berakhir, tiba-tiba saja mobil itu melakukan gaya melayang dengan cepat. Sepertinya yang dilakukan tadi hanyalah sebuah efek pertunjukan belaka.
Sebuah mobil berwarna merah tiba-tiba saja menaikkan kecepatannya dengan lebih cepat. Sebuah mobil biru dengan tampilan perkasa perlahan melakukan drift cepat dan menendang pedal gasnya.
Mobil itu melintas dengan kecepatan yang sangat cepat, hampir semua orang untuk melihat dari mata yang telanjang. Kekuatan para profesional mulai melakukan hal-hal yang sangat luar biasa. Sebuah mobil dengan kecepatan paling lambat tiba-tiba saja mulai melakukan akselerasi dan mulai mengejar mobil biru di depannya.
Mobil biru yang tidak mau kalah segera mempercepat kecepatan gasnya. Sedangkan mobil merah yang berada di depan mulai berguling-guling dengan cepat di udara dan dengan cepat langsung memasuki garis finish.
Udin yang sedang melihat pertunjukan itu tiba-tiba tercengang dengan mendengar sebuah notif dibenaknya.
"Selamat Tuan Rumah mendapatkan ketrampilan mengemudi +3 dari melihat pemain profesional."
"Selamat Tuan Rumah mendapatkan ketrampilan mengemudi +2 dari melihat pemain profesional."
Dering demi dering perlahan mulai membuat Udin terpaku diwajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments