Rein? Menarik.

"Ani, lebih baik kamu menjauh darinya, dia tidak seperti lelaki baik-baik," ucap Lita dengan serius.

~Tertawa~

"Pfftt, apakah menurutmu aku seperti itu? Hahahaha..," tawa Udin segera bergema disana, Ani juha ikut tertawa ketika mendengar kata-kata Lita. Sangat lucu memang, bahkan tidak mengenal, tetapi langsung mengatakan bahwa dirinya bukan lelaki baik-baik.

Siapapun yang mendengarnya, tentu saja akan tertawa terbahak-bahak. Bukannya bermaksud mengejek, tetapi itu adalah kenyataan. Lebih baik menyelidiki terlebih dahulu bukan dari pada langsung mengatakan bahwa dirinya bukan lelaki baik baik? Walaupun memang seperti itu.

"Lita, jangan bicara kasar!" ucap Coco dengan mengerutkan keningnya.

"Wooo... Coco tidak mencintaiku lagi... Waa..., Coco jahat..," gerutu Lita dengan wajah sedih dibuatnya.

"Oke, oke, tidak perlu membahas lagi, aku juga tidak akan marah," ucap Udin dengan menahan tawanya. Lita ini benar-benar sangat lucu, seorang gadis kecil yang cantik selalu membuat Udin merasakan perasaan lucu yang tidak bisa dijelaskan.

Entah mengapa, setiap kali melihat gadis kecil seperti itu membuat Udin selalu teringat adiknya yang imut dirumah. Entah sudah berapa lama dia tidak pulang kerumahnya, bahkan dia sudah sedikit merindukan perasaan rumah.

Bukannya tidak ingin pulang, tetapi dia sungguh sangat malu melihat keadaannya yang lusuh dulu. Walaupun 2 hari ini sudah menghasilkan uang, tetapi tetap saja, masih banyak hal yang perlu diurus dan diperhatikan sekarang. Mungkin butuh setidaknya 1 minggu untuk menyetabilkan dan mengatur toko disini.

"Selamat malam Tuan - Tuan, dan nona - nona sekalian, terimakasih telah mengikuti perlombaan balap amatir pada malam hari ini. Karena perlombaan balap sudah selesai, mari kita umumkan kepada seluruh penonton sekalian dan pembagian hadiah kemenangan.

Selamat kepada Tuan Udin, karena telah menjadi juara satu di lomba hari ini.

Selamat kepada Nona Coco, karena telah menjadi juara dua di lomba hari ini.

Dan, selamat kepada Tuan Rein, karena telah menjadi juara tiga di lomba hari ini.

Diikuti oleh ke tujuh juara harapan kita, Nona Nita, Tuan Brian, Tuan Sugi, Nona Ani, Tuan Gunawan, Tuan Andy, dan Tuan Supri.

Silahkan untuk nama yang dipanggil untuk maju ke atas panggung!"

Mendengar pengumuman tersebut, semua orang mulai mendengarkan dan mengikuti instruksi dari pengumuman. Sedangkan yang tidak dipanggil juga ikut melihat sebagai seorang seorang pemakan melon profesional.

"Sepertinya kita dipanggil, ayo," ucap Udin dengan serius dan mulai memimpin jalan.

Dan ketiga wanita yang ikut dipanggil itu juga segera berangkat menuju atas panggung bersama Udin. Tetapi tidak ada raut wajah bahagia sama sekali, seolah ini adalah hal biasa bagi mereka.

Tentu saja, karena mereka pada dasarnya adalah seorang pembalap semi profesional. Walaupun mereka mengikuti balapan amatir, itu hanya karena mereka kepo dan mencoba-coba saja.

"Hei cantik, kita bertemu lagi..," ucap seorang pria sedikit tampan dengan membawa kunci mobil GTR r42 di jarinya.

GTR R42 adalah sebuah mobil supersport edisi tahun 2086 yang dirilis khusus oleh Nissan. Jangan meremehkan merek Nissan, nyatanya walaupun sering dikatakan sebagai merek jelek, mereka selalu membuktikan bahwa mobil merek Nissan mampu menyaingi merek mobil terkenal lainnya, bahkan memiliki spek yang cukup tinggi.

"Rein? Untuk apa kamu mengikuti balapan ini?" tanya Mita secara tiba-tiba.

"Bukankah kamu juga mengikutinya?"

"Kita jelas berbeda, kita hanya..."

"Hanya apa? Bukankah kalian adalah pembalap semi-profesional, apakah tidak cukup malu untuk mengikuti balapan amatir disini?"

"Bukankah kamu juga?"

"Huh, pelatihku mendengar kalian mengikuti, jadi apa boleh buat, akhirnya aku hanya bisa ikut melawan para amatir ini."

"Hmm, apakah kamu yakin itu adalah saran pelatih? Bukankah kamu hanya ingin mendekati Coco ku?" ucap Mita dengan mulut cemberutnya.

"Cukup, bisakah kalian berhenti berdebat?" teriak Coco dengan wajah dingin.

"Coco, jelas dia yang memulainya lebih dulu," ucap Mita dengan kepala tertunduk.

"Minta maaf!"

"Tapi, coco..."

"Cukup Mita! Minta maaf sekarang!"

Teriakan Coco menggunakan nada yang tinggi sangat tidak dapat diganggu gugat. Dengan ekspresi jengkel dan sedikit kemarahan, Mita akhirnya menundukkan sedikit kepalanya dan berkata kepada Rein, "Maaf, aku salah!"

Rein hanya menganggukkan kepalanya dan wajahnya berubah menjadi acuh tak acuh.

"Baguslah kalau mau minta maaf," ucap Rein dan berjalan menuju atas podium.

"Apakah dia pemain profesional seperti kalian juga?" bisik Udin kepada Ani.

"Yah, dia adalah seorang pembalap yang hebat, dia juga rival Coco, tapi ga tau kenapa, kayaknya dia hari ini tidak terlalu mengejar Coco, biasanya tidak seperti ini, sungguh!" ucap Ani menjelaskan.

"Apakah seperti itu? Hmm, sepertinya dia cukup hebat juga."

Udin mengangguk-anggukkan kepalanya, jelas sepertinya sedikit puas bertemu dengan Rein.

Mereka perlahan mulai menduduki peron di tempat peringkat masing-masing. Di kanan Udin ada Coco, dan di kirinya ada Rein yang masih memiliki wajah sedikit kesal.

"Hei, sepertinya kamu cukup hebat," ucap Udin kepada pria sedikit tampan itu.

"Hmm, apakah seperti itu? Kalau aku habat, maka aku sudah memasuki dunia profesional sekarang," sarkas Rein kepada dirinya.

"Tidak, aku serius, kamu cukup hebat untuk bisa bersaing dengannya," ucap Udin dengan sedikit menunjuk kepada Coco.

Coco melirik Udin yang sedang berbicara kepada Rein dan melanjutkan berbicara kepada Mita.

"Tapi bukankah aku tetap masih kalah? Yang benar-benar hebat adalah kamu, bahkan aku mungkin tidak mampu bersaing denganmu juga."

"Ini tidak seberapa, aku hanya ikut-ikutan aja, manajerku berkata ada balap amatir seru disini, jadi aku mengikutinya saja, tetapi aku sedikit tidak menyangka bahwa aku bertemu denganmu bahkan ketiga wanita itu. Mereka cukup hebat."

"Berapa nomormu saat memulai?"

"372, aku datang sedikit terlambat untuk datang," ucap Udin dengan santai.

Wajah Rein terkejut, dia datang cukup awal, bahkan hampir saat bersamaan dengan Coco. Rein mendapatkan angka 27 dan Coco adalah angka 21 yang hanya terpaut 6 poin saja. Tetapi nyatanya, kini sebenarnya mereka kalah dari pria dengan nomor di belakang?

"Kakak, bukankah cukup susah untuk memulai dari belakang?" tanya Rein kepada Edin.

"Tidak terlalu, hanya terlalu banyak pengganggu di awal, tetapi cukup mudah untuk melewati mereka," balas Udin dengan sedikit senyum.

Rein menatap Udin dengan tidak percaya, dia juga pernah memulai start dari jarak yang cukup dibelakang. Walaupun di balap profesional hanya ada 50 mobil saja, tetapi mereka memiliki performa yang cukup cepat.

Rein mengerti jelas, saat pertama kali menjadi pembalap amatir, dia juga memulai dari belakang, bahkan cukup beruntung untuk memasuki 10 besar, tetapi Udin bahkan bisa memasuki peringkat 1 dengan mudah? Bahkan memiliki jarak paut yang cukup besar dari beberapa mobil supersport lainnya, yang cukup membuktikan bahwa kemampuan Udin memang kelas 1.

Terpopuler

Comments

wahyu wibowo

wahyu wibowo

calon pembalap profesinal....
😂😂😂😂

2023-04-29

0

Chocolate🍫

Chocolate🍫

Lita = Mita🗿💔💔 ngelag otak gw wkwk parah sih ini, siapa sih authornya🗿

2023-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!