Udin sudah sangat bersemangat disini, lagi lagi mobil yang baru diupgrade mulai berakselerasi di hadapan para penonton. Sorak sorai di antara penonton juga semakin heboh, banyak penonton yang hanya mengikuti kegembiraan kini mulai bersemangat ketika kemunculan mobil Udin.
2 menit akhir perlahan berlalu, mobil merah dan putih itu mulai menunjukkan tanda-tanda mencapai garis finishnya. Semua orang disana mulai bersorak-sorai menantikan. Kecepatan mobil Udin yang melihat garis finis jelas tidak sekalipun melambat, walaupun tau bahwa di depan adalah garis finish, dia paham betul dasar dasar berlari maraton.
Jangan pernah berhenti sampai kamu melewati garis finish, atau kamu akan dikalahkan seketika oleh musuh dibelakangmu.
Itu juga sama dengan pengguna mobil Dirgantara, jelas tidak ada tanda-tanda melambat sekalipun. Kecepatan mobil ini sudah memasuki 2460KM/Jam yang mencapai batas maksimal dari mobil tersebut.
Entah mengapa perlahan dia merasakan bahwa ada yang salah dengan mobilnya, mungkin karena penggunaan yang terlalu cepat membuat mesin mobil mulai menjadi tidak stabil. Walaupun begitu, sebuah tekad untuk mengalahkan mobil merah di depannya jelas tidak menurun sedikitpun.
Udin juga merasakan sedikit rasa berbeda di mobilnya, tetapi jelas tidak separah oleh mobil yang berada di belakangnya itu. Mungkin karena ini adalah mobil yang sudah diupgrade oleh sistem, maka mobil tersebut mendapatkan kualitas yang terbaik diantara yang terbaik.
Dengan sebuah teriakan dan sorak-sorai, mobil Udin langsung melewati garis finish dan masih meluncur di jalan lurus ini. Dengan gerakan drift yang handalnya, berlahan mobil yang dimiliki oleh Udin mulai menurunkan kecepatan miliknya.
Mobil berwarna putih juga tidak kalah menarik, tiba-tiba saja mobilnya mulai melakukan drift yang terampil, dengan gaya yang luar biasa, mobil tersebut memutari beberapa kali menjadi bentuk lingkaran yang sangat sempurna.
Tetapi mesin di mobil berwarna putih tidak sedang baik-baik saja, asap hitam mulai mengepul perlahan yang keluar dari dalam kap mobilnya. Mesin mesin yang ada disekitar sangat panas dan sedikit meleleh.
Ketika mobil berwarna putih itu sudah berhenti dengan sempurna, sesosok wanita dengan setelan pembalap profesional dan helm standar mulai keluar dari dalam mobil. Tidak jauh dari sana, Udin yang menggunakan setelan balap dan kacamata hitam dari sistem juga perlahan keluar dari mobilnya.
Tetapi betapa terkejutnya dirinya ketika melihat bahwa musuhnya yang selama 8 menit di arena ternyata adalah seorang wanita cantik.
"Kerja bagus!" ucap wanita itu tiba-tiba.
"Tentu, cara bermainmu juga sangat bagus," balas Udin dengan senyum sopan di wajahnya.
"Apakah kamu seorang profesional?" tanya wanita itu dengan sedikit ragu ketika melihat gaya bermain profesional dan setelan pembalap yang dipakai oleh Udin.
"Tidak, hanya seorang supir taksi biasa, tidak ada yang profesional," jawab Udin dengan lugas dengan tatapan murni tanpa kebohongan yang dibuat-buat.
"Apakah begitu? Lalu kenapa kamu memiliki setelan balap profesional?" tanya wanita itu sekali lagi dengan ragu.
"Karena aku menyukai balapan, tentu saja aku juga akan membuat setelan profesional ku sendiri, hanya saja aku belum membuat helmnya, apakah kamu tidak melihat bahwa aku tidak memiliki helm disini?" ucap Udin sekali lagi tanpa keraguan sedikitpun dalam berbicara.
Kali ini wanita itu benar-benar terdiam. Tidak ada yang salah dengan perkataan Udin, ya, tidak ada salahnya bagi seorang pecinta balap untuk membuat pakaian profesionalnya sendiri. Tidak ada salahnya juga bagi seorang pria untuk mencintai hal yang berkaitan dengan aksi. Kali ini dia tidak dapat membantah satu kalimatpun dari perkataan Udin.
"Yah, sepertinya kita harus kembali ke base dan menunggu pemain lain," ucap Udin sedikit ragu-ragu.
"Baiklah."
Kali ini wanita itu tidak menolak dan langsung mengikuti Udin dari belakang. Benar-benar memalukan untuk bisa kalah dari seorang pemula dari balap mobil. Sebagai seorang profesional pembalap, tentu adalah hal yang memalukan untuk kalah dari pemula tidak dikenal.
Tetapi daripada malu, wanita tersebut jelas lebih tertarik dengan Udin. Seorang supir taksi biasa, tidak mungkin mampu untuk membeli mobil mahal. Yang tidak diketahui oleh wanita itu adalah, mobil Udin benar-benar hanya mobil kelas atas, tidak se-berlebihan yang dipikirkan olehnya. Hanya dengan upgrade sederhana dan uang yang dihasilkan oleh sistem sendiri, sama saja seperti dirinya tidak membayar sama sekali.
Udin melepaskan kacamata hitam kerennya perlahan, dengan hati hati dia juga melepaskan pakaian pembalap profesional miliknya di bilik ganti.
Melipatnya dengan rapi, Udin langsung memasukkannya ke dalam tas yang diberikan oleh penjaga disana. Sekarang dia kembali lagi dengan pakaian training dan menggunakan topi untuk menutupi kepalanya.
Disamping itu, wanita yang sedari tadi berbicara dengan Udin juga keluar dari bilik ganti secara bersamaan. Mereka berdua saling memandang dan langsung duduk di bangku yang disediakan oleh panitia.
Tepat ketika mereka duduk sejenak, tiba-tiba sesosok wanita dengan riasan tipis yang sedikit luntur karena keringat tiba-tiba saja berteriak kepada wanita di samping Udin.
"Coco... Apakah kamu baik baik saja?" teriaknya dengan nada khawatir.
"Wooo, cocoku yang malang, apakah kamu terluka? Kenapa kamu mengebut dengan begitu keras?" teriak wanita itu dengan wajah sangat khawatir dan tidak peduli dengan segalanya.
"Cukup, berhenti berpura pura peduli," getak wanita yang dipanggil Coco ini dan sedikit memukul kepala wanita didepannya.
"Hehe, Coco, kenapa kamu melakukan begitu cepat? Apakah pria ini yang membuatmu seperti ini?" teriak wanita yang datang tiba-tiba dengan wajah garang imutnya.
"Pffttt... Hahahaha...," Udin tiba-tiba tidak bisa menahan tawanya, wanita yang terlihat marah jelas sangat lucu bagi Udin yang sedikit Pedo.
"Maaf," ucap Coco dengan mata penuh permintaan maafnya.
"Cukup Lita, dia tidak melakukan itu. Aku hanya terbawa suasana."
"Ehemm..., maaf apakah aku tiba-tiba mengganggu?" tanya seorang wanita tiba-tiba yang muncul entah darimana.
"Kamu?" Udin sedikit terkejut ketika melihat sesosok wanita yang muncul itu tiba-tiba. Sosok cantik tanpa riasan apapun, tetapi entah mengapa suaranya sedikit familiar bagi Udin.
"Hei, kita bertemu lagi... Apakah kamu terkejut?" ucap wanita itu dengan suara yang sangat bersemangatnya.
Seketika Udin langsung tersadar, pantas sangat familiar, bukankah ini wanita riasan tebal tadi, mengapa berubah menjadi gadis yang cantik.
"Apakah itu kamu?" ucap Udin dengan sedikit wajah gelapnya.
"Bukankah begitu? Mengapa tiba-tiba menutup jendela mobilmu?"
Sebelum Udin sempat menjawab, sebuah suara langsung menyela mereka berdua.
"Ani, apakah kamu mengenal lelaki ini?" ucap Lita dengan suara imutnya.
"Tidak, hanya mengenalnya tadi saat berada di arena. Jika bukan karena mobilnya yang dekat denganku, aku jiga tidak akan bertemu," ucap Ani dengan sedikit menggelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
wahyu wibowo
mulai di kelilingi cewek neh....
😂😂😂😂😂
2023-04-29
0
Pemula WN [--Ig alnpndhyhy ]
tambahin aja mobilnya kayak skyline GTR r32 r33 r34 r35
mustang,mazda american mustle
2023-03-13
0