Sepanjang perjalanan loli tersebut tidak pernah berhenti mengoceh. Bahkan sesekali menceritakan tentang kehidupan sekolahnya. Tentang anak nakal, tampan, pemain basket, dan masih banyak yang dia ceritakan.
Sedangkan kakaknya hanya sesekali menggubris dengan beberapa kata yang tidak terlalu jelas, seperti ya, umm, atau sedikit kata lainnya.
Tanpa disadari waktu berlalu dengan cepat, Udin sudah mencapai titik antar lokasi. Lokasi tersebut berada di sebuah studio yang sepertinya sedang ada rekaman. Entah apakah Ana artis atau bukan, tetapi lebih cocok menjadi artis.
Begitu membayar biaya perjalanan, Ana disambut oleh dua pria, satu adalah pria yang cukup tampan, dan satu lagi adalah pria paruh baya yang terlihat seperti seorang manajer, mungkin dia adalah sutradara film.
Suara dari luar jendela tidak terlalu jelas, dan Udin sendiri juga tidak terlalu ingin mendengarnya. Tetapi ketika Udin mulai menginjak pedal gasnya, Udin merasakan ada sesuatu yang salah. Ya benar, itu benar-benar sangat aneh. Bukankah yang memasuki mobil 2 orang? Mengapa yang keluar hanya 1 orang?
Tanpa sadar, Udin segera menengok ke kaca Fender. Dan benar saja, sesosok loli terlihat dari kaca Fender.
Dengan wajah tak berdaya, Udin menengok ke belakang dan berkata, "Kenapa kamu masih disini? Apakah kamu tidak mengikuti kakakmu?"
"Upss sepertinya aku ketahuan..., apakah itu benar benar terlihat jelas?" gumamnya sambil mengelus kepala kecilnya. Wajah kecil yang terlihat sangat naif dan bodoh itu segera meringis tertawa...
"Hehe, kakak supir yang tampan... Kakak ku sangat membosankan, aku tidak ingin ikut dengan kakakku lagi... Bisakah kamu menemaniku?" ucap Ica dengan wajah naifnya.
Udin menghela nafasnya tidak berdaya, "aku akhirnya mengerti, mengapa kakakmu begitu tidak berdaya menghadapimu."
"Apakah kamu tidak khawatir jika kakakmu mencarimu?"
"Huh, apa yang perlu khawatir dengan itu, bukankah kakakku yang seharusnya khawatir?" ucap Ica dengan menggembungkan pipinya.
"Setidaknya berikan kabar untuk kakakmu. Kasian kakakmu jika harus mencarimu."
"Tidak perlu, kakakku sangat sibuk, dia tidak mungkin sempat membalas ku."
"Baiklah baiklah, tinggalkan pesan untuk kakakmu OK!" balas Udin dengan serius.
Udin sedikit tidak berdaya, walaupun dia memiliki adik seusia Ica, tetapi adiknya tidak sepemberontak Ica. Dalam kata lain, walaupun adik Udin adalah anak pubertas, tetapi dia bisa dikatakan patuh ketika diajak berbicara.
"Namamu Ica kan? Panggil aku Kakak Shen, jangan ucapkan kata kakak supir yang tampan lagi, aku tidak cocok untuk kata itu, walau aku tau aku tampan, setidaknya jangan sebarkan kata-kata itu dihadapan orang lain."
"Ya, ya, ya, kakak supir yang tampan..." ucap Ica dengan sedikit kesal. Entah kesal karena kata tinggalkan pesan, atau kesal karena tidak boleh memanggil dengan kakak supir yang tampan, hanya penulis sendiri yang tau.
"Mau kemana?"
"Terserah, setidaknya aku bisa jalan jalan," balas Ica dengan menggerutu.
"Baiklah, ayo ke mall, kali ini aku yang traktir."
"Benarkah?"
"Tentu, disana banyak makanan enak, ada banyak barang bagus, terserah mau beli apa."
Mendengar ucapan Udin, mata Ica kembali bersinar, apalagi kata makanan enak, jelas membunuh semua foodie di dunia, bagi mereka pecinta makanan, jelas mall tempat yang paling cocok.
Di mall tidak hanya barang mewah yang tersedia, banyak restoran mewah dan makanan enak yang biasa ditemukan di pasar malam ada semuanya. Tidak seperti era 2020an, di era sekarang semua pasar malam sudah tidak ada lagi, hanya ada taman hiburan dan mall yang ada. Semua bisa ditemukan di dalam sebuah gedung bangunan. Tidak seperti dulu yang harus terpapar hujan.
Di era ini Indonesia telah berhasil menemukan cara ampuh pencegah banjir dan pasang laut. Tidak seperti dulu yang terlihat bahwa pulau jawa hampir tenggelam. Kini perairan di laut semakin surut, dan luas daratan semakin berkembang.
Cara ampuh itu adalah penyaringan air di laut dan disalurkan menjadi air tanah di masyarakat. Apalagi dengan pembangunan pembangunan, banyak gedung yang mulai semakin tinggi dan sumberdaya alam mulai diperhatikan.
"Kakak Shen, Kakak Shen, ayo kesana, aku sudah lama tidak pergi ke mall. Sepertinya sudah lama tidak ada yang mengajakku lagi pergi ke mall! Aku ingin masih merindukan rasa pai manis di mall, bbq, manisan, aaaa aku tidak bisa membayangkan lagi! Kakak Shen ayo kesana!"
Melihat Ica yang bersemangat membuat hati Udin meleleh, dia sepertinya juga mulai merindukan adiknya yang ceria. Jika ada waktu pasti akan pergi mengunjungi adiknya kembali.
"Ding!
Selamat Tuan Rumah telah menyelesaikan misi Pelanggan.
Hadiah : 20 juta uang tunai."
Hei, apakah ini sedikit telat? Tetapi terimakasih atas hadiahnya. Walau tidak terlalu banyak tetapi cukup banyak bagi orang biasa.
Dengan bahagia, Udin mulai menyenandungkan lagu lagu klasik dan sesekali berbicara dengan Ica.
Ica sendiri juga bukan orang yang pendiam dan mudah bergaul. Bagaimanapun dia juga masihlah seorang gadis yang ceria.
Sesekali dia menceritakan tentang kakaknya, kakaknya adalah seorang artis kelas 3, lulusan dari Kuliah Akting yang dianggap peringkat 2 di dunia.
Bagaimanapun juga dunia hiburan bisa dikatakan sangat maju di era ini. Walaupun siaran langsung adalah cara yang bagus menghasilkan uang, tetapi ketrampilan akting lebih dihargai oleh orang orang di dunia. Apalagi Indonesia juga telah berhasil membuat film film yang memasuki bidang perfilman Internasional yang sebanding dengan Hollywood di era 1900an, bahkan masih bisa populer hingga kini.
Walaupun kualitas Hollywood semakin tahun semakin buruk, tetapi sebagai film yang pernah menjadi terbaik di dunia masih banyak orang yang melihatnya.
10 menit berlalu, kini Udin berada di wilayah TransMall Gunungpati. Mall ini terlihat sangat megah bahkan dari luarnya saja, dengan gedung 10 tingkat yang bisa dibandingkan dengan apartemen 20 tingkat tingginya, TransMall memang layak dijadikan tempat bersantai.
Tidak jauh berbeda dengan mall umumnya, selain memiliki beberapa fitur canggih, robot penjaga, juga dipenuhi oleh orang-orang berlalu lalang.
Kedatangan Udin dan Ica juga tidak mencolok, seperti pengunjung biasa, Ica dan Udin melalui proses identifikasi. Mulai dari tubuh hingga kartu identitas semuanya segera dimasukan kedalam data. Sangat ketat memang, tetapi ini sudah menjadi standar internasional.
Diawali dengan menjelajah beberapa toko kecil, Ica tiba-tiba berhenti disebuah toko baju. Matanya tidak bisa berhenti memandang baju cosplay yang sangat lucu.
"Wooo, kakak, lihat baju itu terlihat sangat bagus!"
Tiba - tiba saja Ica menarik Udin memasuki sebuah toko pakaian. Udin yang tidak berdaya hanya bisa pasrah dan memasuki toko dibawah bimbingan Ica.
"Selamat pagi Tuan, Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang promotor dengan ramah.
"Aku mau baju ini, tolong carikan ukuran yang cocok untuk adikku," ucap Udin tanpa mengubah ekspresi sedikitpun.
"Baik Tuan, tolong nona, silahkan mencoba."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Lari Ada Wibu
mantap thor
2023-04-14
0
Alcatraz
mantap lanjutkan Thorrr upnya
2023-03-09
0