"Tentu saja sangat boleh, siapa yang tidak memperbolehkannya?" kata Udin dengan sangat jelas dan tegas.
"Tapi aku hanyalah lulusan S1 biasa, apakah benar-benar boleh?"
"S1? tidak apa-apa, aku sendiri hanyalah lulusan SMA, apa yang perlu malu?"
"Benarkah? Kalau begitu aku akan menjadi sekretarismu!" ucap gadis kecil itu dengan penuh semangat.
"Selamat datang, perkenalkan nama saya Samsudin, panggil aja Kakak Shen. Kalau masih dalam lingkup pekerjaan panggil aja Bos, lebih enak didengar," ucap Udin dengan seringai yang dibuatnya.
"Tentu saja bos, perkenalkan nama saya Sella, bos boleh memanggil saya apapun."
"Kalau begitu, selamat bergabung Ela."
"Bos, apa pekerjaanku hari ini?"
"Tidak ada, bagaimanapun juga semua mobil sudah selesai terjual. Bagaimana kalau ikut jalan-jalan mengunjungi toko-toko mobil lain? Sepertinya harus mencari stok lain."
"Baiklah bos, saya akan ikut keputusan bos."
Ella terlihat sangat antusias dengan pekerjaan barunya. Walaupun baru direkrut, Ella terlihat seperti seorang pegawai lama yang berada di sisi Udin.
Dengan cepat Ela mengikuti langkah Udin menuju sebuah mobil berwarna merah menyala. Ya, itu adalah mobil Tesla 200 milik Udin. Tetapi bedanya, mobil tersebut kini telah diupgrade menjadi mobil yang sebanding dengan kelas super. Dengan kecepatan 2340KM/Jam dan perlindungan terbaik, apalagi konfigurasinya sudah bisa dikatakan tidak kalah dengan mobil Super Sport lainnya.
Selain tidak bisa terbang dan berjalan di air, semua kemampuan yang dimiliki oleh mobil super sport ada di dalam mobil tesla ini. Ditambah dengan upgrade standar keamanan ganda, sudah cukup untuk menyelamatkan dalam kehidupan.
Setelah memasuki mobil, Udin segera menyalakan mesin mobil. Tidak banyak cakap, mobil perlahan mulai bergerak perlahan dan mulai mempercepat kecepatan dan semakin cepat.
"Bos, toko mobil mana dulu yang akan kita kunjungi?" tanya Ella kepada Udin.
Udin yang sedang fokus menyetir melirik Ella dan berkata pelan, "aku tidak tau, ayo lihat-lihat dulu."
"Ya bos, aku akan mengumpulkan beberapa data dan mencari toko mobil yang cocok untuk dikunjungi," ucap Ella dengan penuh semangat.
Tidak terpengaruh dengan antusias Ella, Udin masih fokus menyetir dengan menikmati hidup. Sesekali bahkan dia menyenandungkan lagu kebangsaan Indonesia. Bahkan beberapa lagu klasik dan lagu populer tidak lepas dari bahan senandung Shen Udin.
Tanpa disadari Udin telah berpergian selama 20 menit. Kini ia berada di sebuah bangunan showroom yang jelas berkali-kali lebih bagus dan lebih luar dari milik Udin sendiri. Tetapi Udin sama sekali tidak iri, bagaimanapun juga dia cepat atau lambat akan memiliki showroom yang tidak kalah bagus dari showroom didepannya.
"Selamat datang Tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang resepsionis muda dengan rambut ikal.
"Apakah bosmu ada disini?"
"Apakah Tuan sedang mencari bos kami?"
"Yeah, aku ingin melakukan beberapa kerja sama dengan bosmu."
"Ah, begitukah? Tolong tunggu sebentar Tuan, saya akan berbicara dengan bos terlebih dahulu. Silahkan duduk, jika membutuhkan sesuatu Tuan bisa meminta kepada teman saya di sana," ucap wanita rambut ikal itu dengan sedikit buru-buru.
Udin hanya menganggukkan kepalanya dengan sedikit respon. Disampingnya, Ella menatap showroom mobil ini dengan mata penuh minat dan cahaya. Apalagi mobil-mobil yang ada di showroom ini masihlah mobil kelas elit bisnis dan dipenuhi dengan mobil sport kelas atas. Bahkan setelah melihat mobil sport milik Udin, Ella jelas masih penuh dengan penasaran tentang dunia mobil mewah.
"Bos, apakah showroom kita akan memiliki mobil-mobil mewah seperti ini?" tanya Ella dengan dengan penuh semangat.
"Tentu, cepat atau lambat," jawab Udin dengan pasti.
"Benarkah? Apakah aku bisa memiliki mobil sportku sendiri nanti?"
"Sewajibnya, selama kamu setia, apapun itu tentu saja akan aku berikan."
"Benarkah? Bos, kamu terlalu baik!"
Ketika Udin dan Ella sedang dalam perbincangan, tiba-tiba saja suara sepatu hak tinggi terdengar dari kejauhan. Sepertinya itu adalah suara sepatu hak milik pemilik showroom ini.
"Halo Tuan, aku harus memanggilmu siapa?"
"Halo, panggil saja aku Tuan Shen," balas Udin sambil bersalaman dengan wanita didepannya.
"Halo, saya Ratna, salam kenal," ucap wanita tersebut kembali.
"Jadi bisnis apa yang Tuan Shen akan bicarakan dengan saya?"
"Oke, langsung ke intinya saja! Aku ingin mengakuisisi toko mobil milikmu," ucap Tirta dengan wajah serius.
"Apa maksudmu?" tiba-tiba saja wajah ramah Ratna tersebut berubah dengan penuh kemarahan.
"Kenapa berteriak? apakah aku tidak cukup tulus? Bagaimana dengan 2 Miliar? Apa aku bisa mengambil semuanya?" tanya Udin lagi lagi.
Ketika mendengar kata 2 miliar, wajah Ratna tiba-tiba saja tercengang.
Itu 2 miliar, bukan 2 juta. Tetapi dengan cepat perubahan wajah itu ke penampilan wanita sombong kembali. Walaupun begitu Udin jelas menyadari, tetapi tidak mengatakan apapun.
"2,2 miliar, aku akan melepaskan semuanya beserta semua kontak perusahaan."
"Deal!"
Ketika mendengar kata 'Deal' wajah wanita itu tidak bisa untuk tidak tercengang sekali lagi. Apalagi kata 'Deal' itu terlalu cepat sehingga otaknya bahkan belum sempat merespon.
"Kalau begitu ayo tanda tangani kontrak!" ucap Udin dengan cepat.
"Baiklah, ayo lakukan!"
Jujur, Ratna tidak menyangka bahwa Toko Mobil yang sudah bersamanya selama 2 tahun tiba-tiba saja dijual dengan harga yang begitu tinggi. Tetapi melihat ekspresi dari Udin, dia menjadi lebih ragu, apakah harga itu terlalu murah? Kenapa dia bahkan tidak mengedipkan mata sama sekali ketika mengatakan deal? Bahkan dengan entengnya menyetujui hal tersebut.
Walaupun ragu-ragu, dihadapkan dengan godaan uang yang begitu besar, siapapun jelas tidak akan menolaknya.
Setelah beberapa saat, Udin dan Ratna saling bertukar salam di depan Toko Mobil. Jelas toko mobil ini akan menjadi cabang ke-2 milik Udin.
Awalnya Udin bermaksud untuk membeli mobil disini, tetapi mengingat tugas sistem yang mengatakan bahwa perlu membuka cabang untuk toko mobilnya, akhirnya Udin hanya bisa memilih untuk membeli Toko Mobil disini yang paling cocok.
Udin bahkan langsung memerintahkan tukang untuk mengganti semua perabotan lama dan nama. Bahkan Udin juga memberikan kenaikan gaji kepada pekerja yang berada disini. Dan pekerja yang lebih banyak ditransfer ke Toko Mobil pertama Udin.
Selain itu Udin juga mengupgrade mobil mobil disini dan mematokkan harga jual yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Tidak ada tawar menawar, tidak ada DP dan cicilan, dan tidak ada deskripsi. Coba dan pahami sendiri, kalau cocok ya beli, kalau ga cocok ya skip.
Para promotor yang berada disana juga tidak banyak tanya mengapa Udin menaikkan harganya, bagaimanapun juga mereka hanyalah pegawai, bukan bos. Tentu saja tidak akan mengganggu keputusan yang dibuat oleh bos. Selama ada gaji, apapun itu adalah pekerjaannya. Tidak banyak tanya, kerja nomor 1.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Alcatraz
mantap lanjutkan Thorrr upnya
2023-03-09
0
Chocolate🍫
hmm, jam 4 or jam 5 ya, kok notifku telat🗿 parah...
2023-03-06
1