19. Kepergok Argan

Dikarenakan sedang ujian akhir semester genap, kampus lebih ramai. Juga banyak para mahasiswa semester tua yang bolak balik untuk menyelesaikan berbagai urusan kelulusan mereka. Shelly duduk dibawah pohon randu yang ada didepan gedung arsitektur, ia berada disini sejak pagi walaupun jadwalnya tidak terlalu pagi. Dia duduk bersila sembari menatap laptopnya yang menampilkan slide materi rangkuman yang ia buat beberapa hari sebelum UAS. Sebagai anak yang rajin belajar, ia sudah merangkum semua materi setiap mata kuliah. Sehingga ia hanya belajar saat sebelum masuk kelas saja, itupun mengulang materi yang sulit.

Sendirian, walaupun dari tadi teman-temannya sudah menghubungi dia. Untungnya gedung sipil dan arsitektur agak jauh walaupun berdampingan. Paginya beberapa hari ini sedikit buruk, sering kesiangan lebih tepatnya.

Soal Regan, ia sama sekali tidak memberikan kabar. Rasanya masih enggan menghubungi Regan sekarang. Sejak awal marah ia tahu kalau Regan selalu menghubungi ayah untuk sekedar bertanya ataupun curhat. Ayahnya pasrah, kakak pertama Shelly juga pasrah, kakak kedua sedikit demi sedikit juga pasrah walaupun pada awalnya marah. Gadis itu tidak berharap banyak sekarang, Regan mulai melupakan janjinya pada Shelly dan ayahnya.

"Shell."

"Hm? Eh elo kak."

"Nyasar apa gimana?"

"Sengaja, ini pohon paling adem yang ada diwilayah utara." Leon tertawa lalu menyusul duduk disebelah Shelly.

"Bener sih. Lo gak ada UAS hari ini?"

"Masih 40 menit lagi."

"Belajar?"

"Ini lagi belajar." Shelly menujuk laptopnya, antara Sipil dan Arsi emang beda tipis doang masalah materi. Tapi lebih mumet si Sipil.

"Gak yakin gue elo belajar Shell, galau begitu muka lo."

"Actually bukan galau, capek kak dari kemarin."

"Namanya juga menjelang UAS, gue dikejar dosen mulu."

"Udah selesai SKS?"

"Baru juga gue mau KKN, pikiran lo gue segera minggat ya?"

Benar juga, sebentar lagi akan KKN untuk mahasiswa yang sudah menyelesaikan 110 SKS. Berarti Regan juga akan segera KKN, kenapa Shelly lupa ya masalah penting begini. Sering santer kabar kalau KKN itu ajang cinta lokasi antar pesertanya, agak mengkhawatirkan juga apalagi mereka berdua sedang mengalami kerenggangan hubungan. Tapi sejak pertemuan itu, Regan tidak menghubunginya sama sekali. Sudah beberapa hari lebih mungkin sejak itu, tapi Shelly yakin kalau Regan sedang sibuk mengurusi KKN.

"Lo KKN dimana?"

"Di Jombang, mau ikut?"

"Tolong dong! SKS gue baru 42!"

"Siapa tahu."

"Lo plottingan apa pengusul?"

"Wah ya pengusul dong, punya circle buat apaan bro kalau pas KKN engga dipake?"

Benar juga nih bocah.

"Satu unit berapa biji, sebar fakultas apa cuma banyakan di FT."

"30 biji, sebar fakultas."

"Before ospek balik kan ya, cuma 50 hari kan?"

"Enggak, kan kita udah longsor jabatan. Lagian gak ikut panitospek juga, jadi KKN dengan tenang. Regan juga udah gak ngurusin lagi. Kacau banget itu orang."

"Bareng kalian?"

"Enggak, dia unit lainnya. Sama Fadila juga Cindy kalau gak salah."

"Tante girang itu?" Shelly melotot membuat Leon curiga, setelah santer Regan komen diakun kampus sekarang reaksi Shelly yang berlebihan memanggil Cindy tante girang. Leon kan bawaannya curigaan.

"Lo ada hubungan apa sih sama Regan?"

"Temen?"

"Ah masa temen."

"Ya terserah lo, gue cuma gak mau melebarkan gosip begitu. Setidaknya gue udah diam, enggak berusaha membantah ataupun mengiyakan. Gue enggak mau ambil pusing kak, ujung-ujungnya juga pada gak peduli."

"Realistis, gue setuju sama lo."

"Gue mau masuk kak, jam 9.20 gue masuk soalnya."

"Yo, semangat."

Shelly berjalan menuju kelasnya, cukup memakan waktu karena harus melewati beberapa simpang jalan antara DTAP dan DTSL, mana jalannya naik gunung. Kalau bukan karena ini kampus tercinta sejagad raya, ia juga ogah begini. Masuk ke departemen nya, ia langsung bablas menuju kelas. Walaupun ujian sesuatu yang cukup menyenangkan, tapi Shelly tetap saja membenci menulis manual jawaban ujian. Ia membayangkan kalau bisa mengerjakan ujian secara online, jadi bisa ngetik saja tanpa nulis. Lupakan, itu gak mungkin terjadi.

  Selesai ujian, ia pulang dan seperti dugaan kalau jalan sangat tidak bersahabat alias macet. Ia malah takut ketimpa kotoran burung kalau kelamaan berhenti diperempatan lampu merah ini. Kenapa kampus ini penuh dengan burung dan sudah seperti hutan sih ya? Seperti yang terencana juga, ia hendak bertemu dengan Argan. Temannya yang kuliah di PTS paling terkenal disini, jarak kampusnya cukup dekat karena di FH.

  Bukan tanpa alasan gadis itu kesini, ia ingin berkeliling untuk melihat kampus ini. Karena dari rencananya ia ingin mengambil satu program sarjana disini, sama dengan Argan mungkin.

  "Capek gak sih lo Shell? Lo kuliah teknik sipil pula, malah rencana mau ambil Hukum. Setress emang!"

  "Kalau sewaktu-waktu gue nyerah gampang Gan, tinggal minggat darisana."

  "******, susah-susah masuk sana malah mau minggat."

  "Setres gue bangsat! Baru juga 2 semester udah pusing 7 keliling. Gue kira Sipil tuh gampang ternyata gampang banget, dibalik."

  "Btw, Shell gue mau tanya tapi lo jangan ngambek ataupun marah."

  "Apa?"

  "Gue beberapa bulan lalu sempet lihat lo, didaerah perumahan Bukit Asri yang di Concat. Yang di Gang Sadewa B, lo tinggal disana ya?"

  "Bukit Asri? Lo juga disana? Bukannya lo tinggal indekost ya?"

  "Gue main ditempat bude, kebetulan gue lihat lo pergi dari sana. Kata bude gue lo udah tinggal disana lama, mana katanya sama suami lagi. Gue mikir 'bude gue halusinasi kali ya - eh tapi salah kan?"

  "Bude siapa?"

  "Bude Endah."

  "Suaminya pak RT? Yang rumahnya ujung gang itu kan? Lo saudara nya?"

  "Iya, kakaknya bokap. Jawab dulu deh, bener atau salah?"

  Shelly diam, udah cari rumah jauh-jauh dan perumahan baru tetap saja ada yang tahu. Gadis itu menghela nafas panjang, Argan kayaknya juga bisa jaga rahasia.

  "Gue emang tinggal disana, baru beberapa bulan. Mumpung pas launching jadi banyak banget potongan harga."

  "Terus yang katanya sama suami?"

  "Bude lo bener kok, gue tinggal sama suami disana." Jawab Shelly santai, Argan melotot kaget.

  "Bertumbuk kita ayo!"

  "Gan..."

  "Tersakiti gue Shell, pahit banget udah nikah. Gak ngundang gue lagi, pengkhianatan diantara pertemanan kita." Nadia mendengus, selalu saja si Argan begitu.

  "Gue dijodohin, puas lo? Perdana nih, lo orang pertama yang tahu karena udah gep gue."

  "Jadi 3 anak buah lo dan para dayang-dayang lo belum tahu?" 3 anak buah yang dimaksud adalah Tara, Nara, Ninda. Sedangkan dayang-dayang ialah Wira, Wahyu, Alva, Attaya, CS. Gak tahu juga kenapa Argan bisa nyebutnya begitu.

  "Wah lo harus kenalin laki lo ke gue."

  "Gue lagi renggang sama dia Gan, lagi ada masalah."

  "Hah?"

  "Gue merasa dia udah ingkar janji, gue jadi bahan omongan satu fakultas gara-gara satu komen. Udah hampir 2 bulan gue marah sama dia."

  "Buset. Shell, lo harusnya gak boleh gitu. Sefatal apa sih?"

  "Semua orang hampir tahu kalau gue dan dia punya hubungan."

  Argan tersedak makanannya, lelaki itu meraih minumnya. "Bener-bener rahasia banget?"

  "Apa kata orang Gan, nanti banyak komen negatif terhadap gue. Masih maba pula, gue maunya hubungan ini unpublish sampai gue lulus."

  "Lo gak kasihan gitu sama suami lo, mungkin dia pengen kasih tahu semua orang kalau lo itu milik dia. Lo kan friendly ke semua orang, cowok mana yang kagak baper? Cekiber sipil, pinter, walaupun budek. Eh tapi gue gak termasuk yang suka sama lu ya."

  "Kasihan, tapi ego gue gak mau ngalah Gan. Rahasia ini harus tetap terjaga sampai gue lulus."

  "Kalau lo punya anak?"

  Sepertinya itu mustahil, karena sampai sekarang mereka belum pernah melakukan hubungan suami isteri. Gadis itu juga tidak mau sampai hamil waktu kuliah, resikonya lebih parah karena semua orang tidak tahu kalau Regan adalah suaminya.

  "Enggak Gan, gue masih mau hidup bebas tanpa anak."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!