"Alhamdulillah gak jadi ke ghosting lagi gue! Na, gue mau pulang dulu deh." Shelly berdiri dari dari tempat tidur Nara. Ini hari Jum'at sore, dan jadwalnya ia berada dirumah baru bersama Regan.
"Lo sekarang rajin ya kalau balik rumah, padahal semester kemarin kalau diajak balik ogah banget!" Cibir Nara.
"Beda itu, Na. Lo gak balik?"
"Gak, males banget gue balik kalau ujungnya diomelin mama." Nara berguling dan memeluk bonekanya.
"Bocah durhaka lo!" Shelly menuju kamarnya, mengambil dua setel baju dan membawa iPad nya. Kemudian memakai sepatu, baru mengambil kunci motor dan mengunci kamarnya.
"Gue balik ya, Ninda sama Tara gue titip salam aja."
"Yoi, hati-hati dijalan. Minggu sore inget kita janjian." Shelly mengangguk dan segera turun untuk mengeluarkan sepeda motornya. Baru ia menuju rumah barunya. Butuh sekitar 20 menit untuk sampai disana. Shelly tak lupa mampir ke supermarket untuk membeli bahan makanan selama dua hari.
Setelah melalui perjalanan ia sampai, mobil Regan sudah berada di garasi. Dan Shelly memarkirkan sepeda motornya disamping mobil persis. Kemudian masuk melalui pintu yang terhubung dengan dapur, karena terbuka.
"Assalamualaikum!" Tak ada sahutan salam, Shelly langsung menuju dapur untuk merapihkan belanjaannya. Setelah selesai, ia menuju ruang tamu. Ia heran ada mobil Regan tapi tidak ada orangnya, kemana?
"Mas Re..Oalah tidur ternyata." Shelly menggeleng melihat Regan yang tertidur menyandar ke sofa dengan mata tertutup dan tangannya memegang remote televisi.
Tak ingin menganggu, Shelly menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Keadaanya masih bersih seperti minggu kemarin. Ia meletakkan bajunya di lemari, isinya memang ada beberapa bajunya dan juga Regan. Shelly selalu membawa dua setel baju ke rumah ini setiap minggunya, agar teman-teman kosnya tidak curiga. Dan bahkan sampai sekarang tidak ada yang tahu mengenai pernikahannya.
Kadang Shelly mentertawakan dirinya sendiri, menutupi rahasia sebesar ini dari teman-temannya. Ia sendiri tahu resiko yang akan didapatkan. Mungkin dibenci atau dihindari, seperti yang sering ia baca di novel remaja.
"Shelly." Panggilan dari arah tangga membuat Shelly berbalik dan keluar dari kamarnya.
"Eh kebangun ya?" Regan menggeleng kemudian menguap lebar, Shelly yang melihatnya terkekeh pelan dan menarik tangan Regan agar duduk ditepi ranjang jaga-jaga lelaki itu agar tidak menabrak sesuatu.
"Baru sampai?"
"Hm, lumayan sih. Kamu?"
"Pulang ngampus langsung, capek plus ngantuk." Shelly miris melihat lelaki ini, wajahnya kusut tapi masih terlihat tampan. Realita, Regan tidak bisa terlihat jelek dimata perempuan adalah benar.
"Tidur sini, nanti pegel. Aku mau turun buat masak, kamu tunggu sini. Nanti aku masakin air buat mandi."
"Hm." Regan merebahkan badannya dan langsung memeluk guling untuk kembali tidur. Shelly menggeleng, ia kemudian melepaskan sepatu yang masih melekat di kaki lelaki itu dan menaruhnya di rak sepatu. Baru turun untuk masak, hari ini ia akan memasak tumis kangkung dan ayam tepung serta tumis jamur tiram kesukaan Regan.
Ia membersihkan ayam dan juga memetik kangkung. Mempersiapkan bumbu dan mulai memasak, baginya memasak adalah hobi yang sering kali diwajibkan bagi seorang perempuan tak terkecuali dirinya. Sejak masih SMK, dirinya sering diminta untuk memasak makanan untuk dirumah maupun saat ada acara disekolah. Acara idul adha misalnya, lomba memasak antar kelas.
Air sudah mendidih, masakan juga tinggal menggoreng ayam. Shelly naik menuju kamar, ia membangunkan Regan. Walau agak susah membangunkan lelaki satu ini. "Mas bangun! Air udah siap, mandi atau gak makan?!" Ancam Shelly.
"Iya." Regan bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Sedangkan Shelly kembali turun untuk menyelesaikan acara masaknya.
15 menit kemudian Regan turun, dengan kaos polos hitam juga celana levis selutut. Kemudian duduk dimeja makan dan duduk, ia memperhatikan masakan sang isteri yang sudah terhidang dimeja dengan rapinya.
"Tadi belanja?" Tanya Regan dan diangguki oleh Shelly.
"Mau makan sekarang? Pasti belum makan siang tadi?"
"Boleh, nasinya dilebihkan dikit." Shelly mengambil nasi secukupnya untuk Regan, dan mengambilkan lauk untuk lelaki itu. "Baca doa dulu."
Selesai Regan berdoa ia langsung menyantap makanannya. Shelly yang melihatnya tersenyum, kata Regan ia sangat menyukai masakan Shelly. Mirip dengan masakan bundanya, sehingga rindunya terobati hanya karena masakan Shelly.
"Kamu ga makan?"
"Belum mandi, tadi udah makan sama Tara sebelum pulang. Aku nemenin kamu aja." Regan mengangguk dan melanjutkan makannya.
"Mas!"
"Iya?"
"Aku gak harus cemburu kan lihat kamu sama temen kamu pas di kafe kemarin?" Tanya Shelly tak berdosa yang membuat Regan tersedak. Buru-buru Shelly menuangkan air ke gelas dan memberikannya pada Regan.
"Kamu bercanda?"
"I just ask, gak ada salahnya kan?"
"Nothing, aneh aja." Shelly tertawa kemudian kembali bertanya. "Kalau kamu cemburu gak liat aku sama Wira kemarin?"
Damn it!- Regan.
"Enggak." Jawab lelaki itu singkat.
"Oke, karena kadang banyak yang salah paham antara jarak aku dan Wira. Kayak mantan tapi masih sayang, tapi kenyataannya emang gitu." Shelly menuangkan air ke gelasnya dan meneguknya sampai tandas.
"Kamu masih suka sama Wira?"
"Honestly, no. Mau dipaksa sampai aku cinta mati sama dia, kami gak akan pernah bisa bersama. Kami gak mau mengkhianati tuhan kami masing-masing, apalagi Wira yang papanya itu pendeta. Lucu sih, pertemanan zona mantan."
"Oke."
"Dulu Wira sebulan sekali pulang ke Jogja, 3 hari buat jalan sama aku. Kamu mungkin udah diceritain sama dia, kan anaknya lamis banget. Kami pacaran waktu kelas 2, kami satu angkatan cuma beda sekolah. Dan putus akhir kelas 2 SMA, berjalan sekitar 5 bulan. Dan kelas 3 dia pindah ke Surabaya, karena papanya pindah tugas. Kami juga memulai hubungan pertemanan, aku lambat laun bisa move on sedangkan dia masih stuck sampai sekarang."
"Terus?"
"Wira kuliah disini, kami kayak dulu lagi sampai aku dan kamu dijodohkan. Aku sedang berusaha, mas."
"Untuk?"
"Membuka kembali perasaan, kali ini untuk kamu. Aku awalnya menolak keras perjodohan kita, aku masih labil belum mau membuka hubungan yang serius apalagi pernikahan. Bahkan sampai orang tua kamu dan kamu ke rumah aku belum menerima, bahkan pengen kabur. Karena aku juga keterima di Semarang, se frustasi itu aku dulu. Tapi lima hari sebelum akad nikah, aku tersadarkan. Kalau kadang aku egois untuk saat itu, aku lupa kalau ada orang tua yang harus dibanggakan setidaknya dibahagiakan. Dan aku memilih kuliah dikampus kita, dan melepas kampus Semarang. Jadi jangan bikin aku menyesal sama keputusan ku ya, mas. Tolong pertahankan aku, sampai kapanpun. Kalau suatu saat kamu bosan atau udah nyerah sama hubungan kita, bilang. Biar aku yang kembali memulainya, biar aku tahu rasanya jadi kamu. Ya?"
"Shell, kamu disini sudah cukup. Kamu hanya harus lihat aku, bagaimana aku berusaha."
Shelly mengukir senyumnya, memang memiliki teman hidup lebih dewasa lebih baik. Selama itu juga ia belajar menjadi sosok dewasa, mengimbangi dan mulai menerima Regan di hidupnya.
Mungkin banyak perbedaan diantara dirinya dan Regan. Perbedaan yang begitu signifikan bahkan dilihat kasat mata. Tapi mungkin akan banyak kejutan untuk kedepannya, begitupula rahasia masing-masing. Rahasia yang berusaha ditutupi rapat dan tak ingin diketahui kedepannya. Shelly menghela nafasnya, semoga esok Regan bisa menerima semua kekurangannya dan akan seterusnya bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments