Regan melihat Shelly dan teman-temannya, mereka baru saja dari arah luar gang kost. Membawa beberapa tas juga kresek ukuran besar. Mereka juga nampak panik melihat Regan berdiri didepan mobil. Shelly turun dari boncengan Nara, dan mendekat menuju Regan. Sedangkan teman-temannya menyapa lalu masuk kost.
"Darimana kok bawa tas segala?"
"Kemarin kita staycation. Ada apa kesini?" Regan memberikan tas pada Shelly.
"Kamu gak butuh laptop sampai gak dibawa?"
"Oh aku emang lagi gak perlu laptop sih, aku pakai tablet dari kemarin. Toh aku juga bilang sama temen-temen baru mau cari laptop biar mereka gak curiga." Regan hanya mengangguk, lelaki itu mengeluarkan dompet dan memberikan Shelly beberapa lembar uang cash.
"Uang jajan."
"Kebanyakan deh mas, aku cuma butuh buat makan aja kok."
"Diterima, kalau sisa disimpan." Shelly mengerucutkan bibirnya dan mengangguk.
"Kamu mau kemana habis ini?"
"Ada rapat koordinasi buat kepanitiaan ospek tahun ajaran baru."
"Gitu, udah sarapan?"
"Udah kok, kamu sendiri?"
"Udah tadi sebelum pulang sarapan dulu. Aku bareng ke kampus boleh nggak? Temen-temen pada beda jadwal."
"Boleh, aku tunggu disini ya."
"Masuk aja, nunggu diteras."
"Gak usah, aku didalem mobil aja. Gak terburu-buru juga kok." Shelly mengangguk dan masuk. Ia berlari menuju lantai 3 dan masuk ke kamarnya.
"Jadi berangkat? Katanya mau bolos?" Tanya Nara yang melihat Shelly mengemasi barang-barang untuk dibawa ke kampus.
"Mumpung ada tumpangan ber-AC pula." Nara mengangguk dan salah fokus melihat laptop yang dikeluarkan Shelly dari dalam tas.
"Gile, ini beneran MacBook Air?" Kemarin Regan memang membelikan Shelly laptop ini. Gadis itu juga agak kaget ketika ia diajak ke iBox.
"Panjang ceritanya, gue duluan ya. Nitip kamar!" Shelly berlari keluar menuju halaman kost. Ia langsung masuk mobil, segera Regan tancap gas menuju kampus.
"Pulangnya mau bareng?"
"Kamu pulang jam berapa?"
"Sepulangnya kamu." Shelly menyebutkan jam 3 kepada Regan. Sepertinya akan pas ketika ia selesai rapat juga selesai bimbingan dengan DPA-nya. Selesai mengantar Shelly, lelaki itu menuju gedung departemen teknik kimia. Turun dari mobil disambut Elang, lelaki itu sedang berdiri diambang pintu mobilnya sendiri yang bersebelahan dengan mobil Regan. "Lang."
"Yo, dari jemput Shelly ya?"
"Dari Nara?" Elang mengangguk, Regan makin ampun dengan sahabatnya itu. Sekarang jadi budak cinta dengan Anara, alias teman Shelly.
Mereka langsung menuju sekretariat BEM-FT untuk rapat. Tidak lama lagi tahun ajaran akan segera dimulai, apalagi seleksi SNMPTN sudah mulai dilakukan. Yang artinya mereka sudah harus mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan Ospek. Regan selalu profesional dalam menjalankan mandat sebagai ketua BEM-FT. Sejak menjadi mahasiswa baru, lelaki itu selalu menunjukkan potensi yang membuat kakak tingkat menyarankan dirinya mencalonkan diri menjadi gubernur fakultas. Tidak sia-sia, dia terpilih. Apalagi pertengahan semester gasal akan ada PIMNAS yang akan Regan ikuti. Sebagai salah satu mahasiswa berprestasi juga cerdas, ia pasti diikutsertakan dalam berbagai lomba.
Seperti ditahun-tahun sebelumnya ia mengikuti berbagai perlombaan karya ilmiah daerah maupun nasional. Namanya semakin melejit ketika mencalonkan diri sebagai gubernur FT. Namun inilah yang menjadi kekhawatiran, ia akan banyak menghabiskan waktunya dikampus daripada bersama isterinya. Sebenarnya sejak pertama kali dijodohkan Regan ragu bisa menjaga gadis itu dengan baik. Tapi melihat betapa inginnya sang mama dan papa melihatnya menjadi kepala rumah tangga diusia muda membuatnya menerima perjodohan ini.
Dan Regan sama sekali tidak menyesal, ketika tahu kalau gadis itu tidak mempermasalahkan kesibukannya. Ya walaupun begitu Regan tetap merasa bersalah. Apalagi seminggu ini, ia sama sekali tidak bisa mengabari Shelly. Hingga pagi tadi ia memilih mendatangi gadis itu secara langsung. Dua hari belakangan ini perasaannya sangat tidak karuan, ia terus teringat dengan isterinya itu.
"Mempertimbangkan beberapa informasi mengenai kebijakan dari pemerintah, rencana kita tetep harus berjalan. Gue minta tolong sama semuanya aja, kalau ada beberapa divisi yang kualahan dan butuh bantuan tolong langsung hubungi gue atau Elang. Kita kerjasama tim, bukan cuma sekedar ini dan itu."
Selesai rapat Regan menuju ruangan dosen untuk konsultasi mengenai Pimnas tahun depan. Ada beberapa penelitian yang ia lakukan, dan juga penyesuaian tema Pimnas. Dosennya adalah seorang profesor, beliau tidak hanya mengajar dikampus ini melainkan juga dikampus lainnya.
"Sibuk banget ya akhir-akhir ini Gan?"
"Cukup sibuk prof, banyak kegiatan menjelang tahun ajaran baru."
"Sibuk begini punya pacar tidak? Masa kamu ganteng begini dan pintar tidak punya pacar." Ledekan Prof Arman.
"Alhamdulillah prof, sudah ada yang serius."
"Sudah?"
"Iya prof, adik tingkat beda jurusan. Selama ini sepertinya dia yang mengerti kesibukan saya." Regan tertawa, mengingat betapa rewelnya Shelly kalau ia sudah menghadapi laprak. Terus membombardir Regan dengan berbagai makanan juga selalu menawari ikut mengerjakan.
"Wah gak nyangka, sudah berapa lama?"
"Sejak awal semester prof."
"Bagus, saya lihat kamu memang beda akhir-akhir ini. Biasanya betah di lab sekarang bawaannya pengen pulang apel pacar."
Regan tertawa, kemudian ia pamit untuk pulang. Sebenarnya menjemput Shelly, ia terlanjur janji jadi harus ditepati. Ternyata Shelly sudah menunggu didekat mobilnya, gadis itu sedang memainkan ponselnya. Regan datang dan mencolek lengan gadis itu.
"Langsung pulang atau mau mampir?"
"Pulang. Temen-temen udah masak, aku gak boleh makan sembarangan sampai seminggu kedepan."
"Kenapa?" Shelly nyengir kuda. "Diare hehe."
"Udah periksa?"
"Udah, katanya aku jajan sembarangan dan kebanyakan cabe."
"Lain kali jangan gitu, aku khawatir." Shelly tertawa dan mengangguk. "Aku gak apa-apa kok mas, kan kuat!"
"Ya udah, nanti aku kirim makanan sehat dari katering temen aku. Sekalian sama temen-temen kamu, mau?"
"Mau, tapi kamu gak repot kan?"
"Selama untuk kamu aku sama sekali gak repot, Shell. Justru aku pengen kamu repotin, itu artinya aku berguna untuk kamu." Arghhhh Shelly tidak bisa berkata-kata. Kenapa Regan semanis ini? Apa itu? Apa??!!
"Hehe, yuk pulang." Sebenarnya lumayan, bisa irit makan untuk beberapa hari kedepan. Ditengah perjalanan Shelly meminta izin untuk tidak pulang kerumah mereka.
"Aku ada 5 laprak, 2 paper, 3 ppt, sama 4 kuisioner buat dikerjain. Sabtu aku, Nara, Tara, sama Ninda ngerjain PPT, Wira, Wahyu, Alva, sama Geka bantuin pas hari minggu. Ini judulnya sih gotong royong membuat nilai ya."
Sebenarnya ini adalah materi tambahan dari dosen karena harus membolos selama 2 hari dengan 3 mata kuliah wajib.Dan tugas-tugas yang belum ia kerjakan sebelum ini Sebenarnya Shelly tidak ingin, tapi ini demi kesehatan badan dan juga rapotan besok.
"Yaudah, gak apa-apa."
"Beneran?"
"Aku belum bisa larang-larang kamu. Ini masih wajar karena menyangkut kepentingan kuliah."
"Makasih lho mas, aku juga enggak pulang kerumah bapak sama ibu buat minggu ini. Pusing, salah jurusan kayaknya."
"Sama." Shelly melotot, lelaki yang sejak masih SMA sudah mengikuti olimpiade Kimia sampai nasional merasa salah jurusan?
"Masa?"
"Bosen sama Kimia, gak ada bahan apalan. Ngerjain tugas ngerjain hitungan terus." Baru kali ini Shelly mendengar orang pintar salah jurusan. Mungkin ia harus banyak belajar sabar dari Regan. Lelaki itu bisa menghandle segala urusan kuliah, organisasi, diri sendiri, bahkan isterinya yang masih labil ini. Sungguh sangat menganggumkan🙃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments