3. Kalah Romantis

  Regan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin jurusan Sipil. Ia sedang mencari Leon, teman satu kelasnya sekaligus wakil gubernur fakultas atau lebih akrab disebut wakabem FT. Tak menemukan Leon, mata Regan menangkap sosok yang sangat ia kenal sedang berbincang dengan Bintang anak jurusan Industri yang juga seangkatan dengannya, pertanyaannya jauh amat Bintang sampai sini. Disana Shelly dan Bintang sedang berbincang, nampak santai bahkan keduanya kadang tertawa.

  Tak lama Bintang meninggalkan Shelly sendiri disana, membuat Regan ingin menghampiri Shelly disana. Dan menanyakan apa yang barusan mereka bicarakan. Namun ia tidak seberani itu untuk melakukannya. Regan duduk dibelakang Shelly, memilih memperhatikan gadis itu dari belakang. Ia jadi ingat waktu dua hari lalu ia pulang ke Bogor bersama gadis itu.

Shelly berbalik dan menemukan lelaki bernama Regan tengah menatapnya, tumben, batinnya. Shelly tersenyum dan duduk berhadapan dengan Regan.

  "Aku mau." Alis Regan mengerut mendengar ucapan Shelly.

  "Mau apa?" Shelly memutar bola matanya malas kemudian menatap mata Regan. Berharap lelaki itu sadar dengan jawaban yang Shelly beri.

  "Ah itu, syukurlah. Jadi kapan mau nyari?" Shelly melihat ponselnya untuk mengecek jadwal kuliahnya. Ia meringis melihat jadwalnya yang akan penuh minggu depan.

  "Hari ini, kalau bisa nemu hari ini juga. Lusa pindahan, aku minggu depan penuh sampai sore terus." Ujar Shelly. Pemandangan keduanya ngobrol tidak teralihkan dari penghuni kantin.

  "Nanti aku jemput di kos, sudah makan?" Shelly menggeleng, dirinya belum makan. Nafsu makannya hilang saat Bintang tadi menghampirinya.

  "Makan dulu, aku pesankan. Mau apa?"

  "Lontong sayur sama es susu coklat." Pintanya tak sungkan pada Regan. Lelaki itu berdiri dan memesan, Shelly kadang merasa beruntung memiliki laki-laki seperti Regan. Lelaki itu tak banyak menuntut dan mengerti dirinya. Namun sifat juteknya memang sedikit membuat Shelly jengkel, apalagi mengenai ponsel yang selalu Regan silent.

  Regan kembali dengan membawa 2 porsi lontong sayur, dan dua gelas es susu coklat dan es kopi.

  "Makan dulu, aku gak mau kamu sakit." Shelly terkekeh mendengarnya, boleh juga.

  "Iya, kamu tumben di kantin teksip."

  "Nunggu Leon, gak tahu dimana manusianya. Pakai sambal?"

  "Boleh, minta 3 sendok." Regan menuangkan 3 sendok kecil sambal ke piring Shelly. Begitupula ke piringnya sendiri.

  "Tadi Bintang ngapain?"

  "Ngajak ke bazar buku, aku tolak."

  "Kenapa ditolak?"

  "Ada suaminya masa sama lelaki lain, nanti habis nyari ke bazar ya?" Regan tersenyum mendengarnya, selalu saja ia kalah suasana dengan Shelly. Hanya gadis itu yang bisa membuatnya tersenyum dan tidak menolak.

  "Boleh." Keduanya menikmati makan siang, masih dengan tatapan dari mahasiswa lain. Yang anehnya makin ramai saja kantin ini.

  "Seheboh ini ya kalau aku makan sama kamu?"

  "Heboh lagi kalau mereka tahu yang sebenernya."

  "Anak jaman sekarang."

  "Masih ada matkul?" Shelly menggeleng. "Enggak, selesai kok."

  "Habis makan aku mau nyari Leon dulu, nanti aku kabari. Kayaknya Bintang suka sama kamu." Shelly mendongak memperhatikan Regan dengan seksama. Mata lelaki itulah begitu mengharapkan jawaban dari Shelly.

  "Iya." Regan menghela nafas gusar, saingannya bertambah satu kali ini.

  "Tapi aku enggak, dia terlalu posesif." Regan terkekeh mendengarnya, ia pikir memang lelaki bisa menjadi lebih posesif mengenai miliknya. Bukan begitu?

  "Kalau aku?"

  "Belum."

  "Tapi kalau aku nyaman, posesif itu bisa dikesampingkan. Kok aku jadi kayak kamu sih kalau ngomong, irit banget. Tapi kalau sama kamu sih bawaanya kesel sih, jadi pengen niruin kamu." Gerutu Shelly membuat Regan terkekeh. Ia juga baru sadar, kalau Shelly setiap dengannya pasti irit bicara.

  "Kan jodoh."

  "Yang keras kali, eh jangan!" Shelly nyengir. "Boleh."

  "EH JANGAN IH!" Regan tertawa melihat wajah panik milik Shelly sekarang. Dan itu mencuri perhatian penghuni kantin, Regantara Ardana Wijaya tertawa itu sangat jarang dan bisa dihitung.

  "Jangan ketawa, kamu ganteng soalnya." Regan berhenti tertawa. "Tadi bilang apa?"

  "Gak ada reka adegan, aku selesai mau balik ke kos." Shelly buru-buru meminum es susu miliknya dan meninggalkan Regan yang cengo sendiri.

  "EH BAYARIN DULU YA!" Teriakan Shelly menggema dikantin, Regan tersentak kaget mendengar suara cempreng itu.

  "Shell, please don't too loud!" Leon berdiri dihadapan Shelly dengan tatapan tajamnya.

  "Dih, kan orangnya disana. Kalau sama lo itu namanya bisik-bisik." Shelly berlari sebelum mendapat amukan dari Leon, yang terkenal lebih judes daripada Regan. Leon adalah kakak tingkat jurusannya, tak begitu dekat hanya saja keduanya sering bertemu karena memiliki DPA yang sama.

  Leon mengelus dadanya dan berjalan menuju meja tempat Regan.

  "Sabar gue sama itu anak." Gerutu cowok itu sambil menyugar rambutnya.

  "Lo kenal?"

  "Who didn't know her, cekiber (cewek kita bersama) di Sipil siapa yang gak tahu sih."

  "Cekiber? Seterkenal itu si Shelly, padahal maba?"

  "Lo ketinggalan sih, dia terkenal sebelum jadi maba. Temennya Alva sama Attaya, dan mantannya Wira kalau lo tahu itu."

  "Alva anak Industri semester 3 sama Attaya anak Vokasi semester 5? Tau gue kalau mereka mantan." Regan memberikan proposal pada Leon. Arleon adalah lelaki keturunan Jawa-Amerika, jadi ia nampak bule dan tampan karena kembali keturunan asing memiliki bibit unggul.

  "Iya, lo tumben tanya masalah cewek?"

  "Just want to know, dia anak temen bokap gue. Ya kami lumayan dekat, tapi gue gak tahu internal things about her."

  "Oh gitu, gak banyak juga sih yang gue tahu. Gue cabut duluan, nanti malem evaluasi proker jam 9 bisa gak?"

  "Sorry bro, gue gak bisa lo gantiin gue yak?"

  "Tumben mangkir, biasanya gue yang mangkir."

  "Ada urusan penting, dan gue gak mau kasih tahu ke lo."

  "Yeah, whatever you says i don't care too. Cabut ya!"

  "Yoo."

  Leon meninggalkan Regan sendiri lagi, kembali menghabiskan makanan serta minumannya. Hari ini ada sebuah gejolak aneh, ia merasa bahagia karena gadis itu mau dan setuju untuk tinggal dengannya. Walau untuk sementara dan tetap kos ditempat masing-masing. Regan mengambil ponselnya kemudian mencari rumah yang dijual dengan jarak yang lumayan dekat dari kampus.

  Regan sudah sampai didepan kos milik Shelly, ia segera mengabari gadis itu kalau ia sudah tiba. Tak lama gadis itu keluar dengan celana training dan hoodie pink kebesaran dan jilbab innova hitam tak lupa sendal jepit.

  "Santuy banget ya?"

  "Iya dong, cuma cari rumah juga. Mau protes? Sini protes!"

  "Enggak." Regan melajukan mobilnya ke tempat tujuan mereka. Dan satu kejutan untuk Regan, Shelly mengenal pemilik perumahan ini. Mereka langsung diantarkan oleh pihak marketing untuk melihat rumah. Bukan hanya itu, mereka juga mendapatkan diskon juga pemeliharaan. Regan tidak pernah menyangka kalau gadis itu memiliki relasi sebesar ini.

  "Pak Ajun itu dulunya klien di perusahaan aku magang waktu SMK. Aku yang jadi pelaksana proyek ini, dan kalau ada hal yang penting aku penghubung pak Ajun sama pak Darma pemilik kontraktor aku magang. Jadi aku kenal dekat sama pak Ajun dan keluarganya juga. Bahkan ada anaknya yang mau dijodohin sama aku, dulu." Regan menyimak omongan Shelly. Ia paham sekarang mengapa ia dengan mudah mendapat diskon untuk rumah ini.

  "Terus?"

  "Ternyata anaknya itu temenku SMP, aku gak terlalu suka sama anaknya. Sombong banget anaknya, minta ditonjok. Dua keuntungan sekaligus, aku kenal bapak sama anaknya."

  "Aku gak pernah nyangka, relasi kamu sebanyak ini cekiber Sipil."

  "Kamu denger dari Leon ya?" Regan mengangguk. "Apa keunggulan kamu sampai dijulukin cekiber?"

  "Not sure, i think it's a joke but they make it real."

  "Bahasa inggris nya lancar ya bund?"

  "Ga, cuma sekedar bisa aja. Pernah dapet investor dari Amrik aku pas magang, kebetulan gak ada yang bisa bahasa inggris pas investornya tinjau lapangan. Terpaksa aku yang lagi ngitung bahan jadi penerjemah."

  "Bagus dong, public speaking kamu baik. Nyalonin jadi BEM-F gih, ada rekrutmen."

  "Males, nanti kalau aku nyalonin BEM-F kamu malah ke BEM-U gimana?"

  "Kok aku?"

  "Kan gak mau jauh dari kamu." Regan kikuk seketika, apa ia baru saja digoda anak kemarin sore? "Kamu mabuk ya?"

  "Astagfirullah, mau punya isteri mabukan?"

  "Eh Astagfirullah enggaklah!" Shelly terkekeh kemudian merangkul lengan Regan. "Mas, walau kita punya kos dideket kampus. Sesekali kita pulang kesini ya, biar makin dekat. Aku kepikiran omongan mama kemarin."

  "Insyaallah, kalau bisa kita langsung pindah alamat kesini aja gimana?" Kemudian keduanya saling berhadapan. "Boleh, segera kita pindah kesini. Nanti biar ayah yang urus ganti alamatnya."

  "Shell."

  "Hm?"

  "Kamu gak menyesalkan?" Shelly menggeleng kemudian tersenyum menatap manik Regan.

  "Aku gak pernah menyesal dan gak akan menyesal. Menikah sekali seumur hidup dan sampai mati nanti. Terima kekuranganku ya mas, setidaknya aku jadi isteri berbakti sama kamu." Regan mengukir senyum lebarnya, ia akui selalu kalah suasana dengan isterinya. Regan bahkan mulai menyukai iris coklat milik Shelly.

  "Aku kalah terus sama kamu."

  "Kalah apa?"

  "Kamu lebih romantis." Shelly mendelik mendengarnya. "Kamu sih kaku, agresif dikit kek biar isteri mu ini betah."

  "Nanti kamu kaget."

  "Ya jangan terlalu, sewajarnya aja."

  Kemudian hening diantara mereka, Shelly naik ke lantai 2. Di sana ada 2 kamar tidur. Rumah ini memiliki dua lantai, lantai satu terdapat dapur, ruang tamu, ruang keluarga, dan toilet. Juga ada sedikit teras kecil dekat dapur.  Dan dilantai dua hanya ada kamar, sehingga pintu kamar terlihat dari lantai satu.

  Shelly membuka salah satu kamar disana, kamar ukuran 4x5 dengan kamar mandi dalam.

  "Kita sekamar ya mas?!" Ujar Shelly pada Regan yang membuat lelaki itu diam sesaat.

  "Yakin?" Mau bagaimanapun Regan lelaki normal, apalagi tidur dengan lawan jenis yang berstatus sah agama dan negara.

  "Kamu mikir aneh-aneh ya?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!