"Dasar cewek sinting! Ngaku-ngaku ceweknya laki gue lagi, sorry not sorry dia cuma punya gue, dan gue gak mau bagi-bagi!"
"Kesel banget ih!" Shelly kini berada di depan Departemen Teknik Kimia FT. Tadi suaminya menelpon dirinya untuk mampir sebentar menemuinya. Dirinya jadi harus membuat alibi kepada teman-temannya tadi.
Regan nampak keluar dari gedung jurusan, Shelly jadi sebal sendiri melihat lelaki itu kalau mengingat kejadian tadi. "Kenapa?!"
"Kok marah-marah?"
"Eh astagfirullah, maaf maaf keselnya kebawa sampek kamu. Kenapa mas?"
"Kesel kenapa?"
"Kesel aja sih, ada apa buruan?!"
"Em, aku gak pulang malam ini. Kamu kalau mau balik kos gak apa-apa."
"Tumben."
"Ada kerja kelompok habis rapat, kemungkinan sampek malem bisa pagi."
"Sama temen sekelas kamu?" Regan mengangguk.
"Ada tante-tante yang itu gak?"
"Tante?"
"Temen sekelas kamu yang kalau pake pensil alis udah kayak gambar jalan."
"Cindy maksud kamu?"
"Masa bodo sama namanya, aku gak suka kamu deket-deket sama dia. Genit banget!" Oceh Shelly masih dengan sebalnya, tidak pernah ia sesebal ini sebelumnya.
"Kamu ada masalah?"
"Males cerita, pokoknya gak boleh deket sama dia. Kalau kamu bisa larang aku deket sama Wira, aku juga bisa larang kamu deket sama dia." Regan tersenyum, apa ini cuma perasaanya saja?
"Cemburu hm?"
"Apaan cemburu! Cuma itu cewek genit banget sama kamu, ngaku-ngaku cewek kamu lagi. Apa bener?" Sewot Shelly, nyolot lagi.
"Cewek aku cuma satu, ya kamu."
"Gombal! Malesin, aku mau balik."
"Nanti mau ikut aku kerja kelompok hm? Ada Cindy juga soalnya." Shelly melotot mendengar nama itu disebutkan. "Dimana?"
"Tapi kamu harus siap kalau hubungan kita dipublikasi, ya?"
"Gak jadi ikut." Regan menghela nafasnya, selalu saja gadisnya ini tidak siap untuk mempublikasikan hubungan mereka walau hanya sebatas pacaran bukan pernikahan.
"Sampai kapan mau sembunyi terus?"
"Dan mau sampai kapan kamu tanya hal kayak gini sama aku, mas? Udah capek?" Regan menggeleng dan memegang kedua bahu gadisnya itu.
"Aku gak akan capek, dan maaf aku gak akan paksa lagi. Ikut masuk mau?"
"Enggak, mau pulang aja. Capek, habis dari Ambarukmo sama temen-temen. Kamu jangan lupa makan, jangan capek-capek."
"Kamu bawa motor kan?" Shelly mengangguk dan memperlihatkan kuncinya. "Tukeran ya?"
"Apaan?!"
"Tukeran, kamu bawa mobilnya aku bawa motornya. Aku ribet keluar masuk pakai mobil, ya?"
"Gak mau ya! Enak aja dih!"
"Mau lihat aku satu mobil sama Cindy?"
"Heh ngancem!"
"Beneran, Cindy gak bawa kendaraan sementara yang bawa mobil cuma aku."
"Malah nanti boncengan!"
"Ada Elang, dia berangkat bareng aku. Tanya aja sama dia, chat kalau perlu." Dengan tidak rela Shelly memberi kunci motornya, dan malah Regan menarik tangan gadis itu untuk masuk ke departemen. "Heh ngapain?!"
"Kuncinya didalem, kamu yang naik aja aku males turun lagi."
"Heh kok aku? Kamu lah yang berkorban demi aku." Regan tak memperdulikan ucapan gadis itu, walaupun Shelly terus mengomel bahkan sampai didepan ruang yang dipakai Regan dan yang lainnya.
"Aku tunggu disini, silahkan masuk kamu aja."
"Masuk!"
"Ndak mauuuuuuu!" Shelly memonyongkan bibir bawahnya, membuat Regan gemas sendiri. "Kamu jangan gemesin banget dong, tunggu sini."
Shelly melongo mendengar ucapan Regan barusan, apa katanya tadi? Dirinya menggemaskan? Shelly berfikir dua kali, apa dirinya memang menggemaskan dengan wajah seperti tadi?
"Gue gemesin?"
Shelly duduk dibangku depan ruangan tersebut dan membuka ponselnya. Mengabari kalau dirinya akan pulang ke kos pada Nara.
...Naraya...
^^^Gue balik kos hari ini deng^^^
^^^Mau nitip ga?^^^
Nitippp pembalut yang 23 cm
Sama jajan apa aja
^^^Woke^^^
^^^Magrib gue sampek^^^
^^^Dadahh^^^
Berarti nanti dirinya harus pulang kerumah dulu baru ke kos, pulang untuk membersihkan rumah dan membawa barang-barangnya. "Nih kuncinya, sama uang bensin."
Shelly menerima kunci mobil beserta beberapa lembar uang tersebut. Sebenarnya ia belum terlalu mahir tapi ia terus dipaksa oleh Regan untuk berani membawa mobil. "Jangan genit sama itu tante, awas aja kalau genit! Aku sunat lagi kamu!"
"Kalau cemburu lucu, hati-hati dijalan ya sayangnya aku." Shelly mendelik mendengarnya.
"Sayangnya aku ceunah, kerasukan kamu hah? Tumbenan banget."
"Biar romantis dikit."
"Dikit. Aku balik dulu, stnk di jok motor ya sama helm satunya." Regan mengangguk dan memeluk gadis itu.
"Sayang kamu, tapi kamu enggak." Shelly mendengus mendengarnya. "Gak usah diperjelas juga deh mas, lepas gak nih?"
"Iya iya, sana!"
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Shelly meninggalkan Regan yang terlihat senyum-senyum sendiri.
"Main peluk aja lo pak!" Muncul Elang dari pintu, Regan serasa ingin memukul kepala lelaki itu. Regan doakan semoga mata Elang bintitan karena mengintip.
"Hm."
"Sebenernya lo ada apa sama Shelly? Seriusan cuma kakak adek zone?"
"Kepo banget lo."
Elang mendelik mendengarnya, bisa-bisanya ia disemprot Regan padahal hanya bertanya. Elang memang curiga selama ini dengan hubungan Regan dan Shelly. Bukan apa-apa, tapi ada yang aneh dengan kedekatan keduanya.
"Kalau sampai gue tahu kalau lo sama dia ada hubungan, bayar pajak lo sama gue."
"Meres dasar!"
"Biarin, btw lo tukeran mobil ke motor? Bawa dua helm?"
"Dia selalu bawa satu helm lagi di jok, takut tiba-tiba ada yang nebeng balik." Elang mengangguk.
"Gunanya tukeran apaan?"
"Em, gue mau aja sih. Ribet keluar masuk pake mobil, lagian gue males ditebeng sama Cindy." Elang semakin curiga, baru kali ini Regan terang-terangan menolak sebelum diminta.
"Bau-bau jadian ini mah, kudu di usut tuntas biar uang bulanan gue agak irit." Elang mengelus dagunya dan kembali masuk ke kelas sambil mengangguk-angguk. Regan yang melihatnya hanya heran dengan kelakuan sahabatnya satu itu, satu kata Ajaib seperti Shelly.
"Lang, dapet salam dari Nara."
"Nara siapa?!" Tanya Elang heboh, karena Regan tiba-tiba memberi tahu.
"Anak HI, masih maba temennya Shelly waktu sekolah."
"Yang mana?"
"Yang kurus putih, pake kaca mata." Mata Elang membulat mendengar ucapan Regan.
"Yang sering dibikin story whatsapp sama Shelly bukan sih? Yang kerjaannya gelut mulu." Regan mengangguk, memang status whatsapp Shelly isinya video ribut dengan teman kosnya maupun teman-temannya kebanyakan.
"Widih, naksir gue?" Regan mengedikkan bahunya. "Tanya Shelly aja, gue cuman bilang."
"Ah si cantik, tapi galak kayaknya deh. Jutek tapi cantik, bolehlah gue lagi jomblo nih." Regan mengabaikan Elang yang sudah berkhayal sendiri. Elang memang jomblo, tapi sudah berkali-kali ghosting sana sini.
"Awas, lo tahu Shelly gimana. Jangan disakitin, di tebas Shelly beneran lo."
"Lah iya, singa betina." Regan terkekeh mendengarnya, julukan yang belum lama ini Elang berikan untuk Shelly. Karena beberapa kali, Elang selalu kena semprot gadis itu
"Regan!" Cindy datang dengan membawa 2 bungkus makanan bermerk cukup terkenal dikalangan mahasiswa.
"Hm?"
"Ini buat lo, nanti gue nebeng ya."
"Gue bawa motor, boncengan sama Elang." Regan mengangkat kunci motornya.
"Tadi mobil lo dibawah deh kayaknya, kok bisa bawa motor." Regan diam, tapi Elang menyahuti.
"Tukeran sama Shelly tadi, dia males bawa mobil." Timbal Elang, Cindy mengerutkan dahinya, tadi dirinya bertemu dengan gadis yang disebutkan Elang di Mall. Dan apa benar yang dikatakan tadi?
"Shelly bener cewek lo ya? Tadi ngaku-ngaku jadi cewek lo segala lagi, kasihan banget." Regan paham kenapa gadis itu misuh-misuh dan tidak memperbolehkan dirinya dekat-dekat dengan Cindy.
"Dia emang cewek gue, kalian aja yang gak tahu." Ucapan Regan barusan membuat Cindy mengangga tak percaya dan Elang yang melongo ditempatnya.
"******, tadi enggak sekarang iya! Gila pantes peluk peluk gak ada jaim banget, katanya adek kakak sekarang bilang ceweknya. Bisa pacaran juga lo ternyata!" Regan tidak menggubris ucapan Elang barusan, dan ia puas melihat wajah konyol Cindy.
Kalau ada Shelly disini apa akan lebih kocak lagi ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Neng Bintang
Sindi...emang enak d skakmat
2023-03-08
0