5. Gara-gara Cilok

  Regan menghela nafasnya, merasa pusing dengan dirinya sendiri. Sejak kemarin dirinya tak melihat Shelly sama sekali, bahkan melihat sekilas pun tidak. Ia sudah rindu dengan tawa gadis itu apalagi aroma masakannya. Ia tidak sabar menunggu besok, karena besok adalah jadwal ia dan Shelly berada dirumah.

  "Gan, lo kenapa sih?"

  "Hah?" Regan memang sedang bersama sekertaris BEM-F, Fadila.

  Mereka sedang mempelajari materi yang akan digunakan untuk presentasi lusa. Fadila dan Regan memang satu kelas dan sering satu kelompok karena NIM mereka hanya atas bawah.

  "Lo kenapa kayak orang galau begitu?"

  "Kangen sama cewek sendiri gak salah kan?" Fadila tertawa mendengarnya, sungguh temannya satu ini sangat aneh. Tapi tunggu, apa katanya tadi, cewek sendiri?

  "Lu punya pacar?" Regan mengerutkan dahinya, kenapa ia jadi keceplosan begini.

  "Enggak."

  "Ngaku gak lo, Gan." Cover Fadila memang kalem, dan tipe-tipe jaim tapi kalau sudah rese kata bar-bar pun gak akan sepadan.

  "Gak usah rese deh, Fad."

  "Gue tanya, napa malah dikatain rese bagong!" Regan mendengus mendengarnya, Bagong tokoh punakawan yang sering dibilang mirip dengan Regan sifatnya.

  "ANJIR, GAK MAU YA VA. NANTI AFK GUE DI REPORT MAMPUS!"

  Regan dan Fadila menengok ke arah jendela, sepertinya tak asing suara itu bagi Regan. Ia hanya bisa melihat punggung gadis itu, dan juga jilbab dark silver tersebut.

  "Kampret lo, Shell. Bentaran pinjem!"

  "Diem lu sat, gue lagi main." Dan mata Regan sukses melotot ditempatnya. Itu Shelly bersama teman-temannya, ada juga anak angkatannya Attaya. Pertanyannya adalah jadi sejak tadi mereka sudah berada disini bahkan sebelum Regan dan Fadila datang?

  "PINJEM ELAH!"

  "Kalau mau muter spotify yang gak ada iklan mending minjem sama bang Eka dibawah. Gue lagi push rank, kagak usah ganggu."

  Regan kenal dengan lelaki itu, Alva. Teman sekelas Wira, dan Wira juga ada disana. Regan tak mengerti, kenapa Shelly dan Wira masih bisa berteman baik walau sudah menjadi mantan. Bahkan masih bisa adu mulut waktu itu di Malioboro. Siklus keduanya berpacaran dulu memang lama, bahkan Wira yang saat SMA pindah ke Surabaya saja mereka masih berhubungan, kata Wira.

  Bahkan Wira rela pulang sebulan sekali ke Jogja untuk bertemu dengan Shelly. Itu juga alasan Wira berkuliah di Jogja, agar dekat dengan Shelly. Tapi lelaki itu juga sadar, tidak bisa memiliki Shelly karena mereka berbeda agama. Karena sesuai ajaran masing-masing agama. Seorang wanita islam tidak boleh menikahi yang tidak sesama islam.

  Sedangkan untuk agama yang dianut Wira adalah boleh mencintai tapi tidak boleh merebut dari tuhan nya. Hukum alam memang lah ada, dan kenyataan tidak bisa mereka lawan.

  Kadang Regan curiga kalau Shelly masih memiliki rasa cinta untuk Wira. Karena bagaimanapun sebuah hubungan yang terhalang takdir adalah hal yang sulit untuk dilupakan. Mereka pernah saling mencintai dan menyayangi tanpa pernah berfikir untuk berkhianat tapi sebuah kenyataan beda agama lah yang memisahkan mereka.

  "Wira kan itu?" Regan mengangguk.

  "Sama mantan pacarnya, kok bisa itu anak masih betah di zona mantan kayak gitu. Heran gue, Shelly apa bagusnya?"

  "Hm?"

  "Shelly itu dapat julukan cekiber Sipil, yang gue tahu dari temen lo si Singa. Dia gak cantik banget, gue akuin kalau doi manis apalagi wajahnya itu. Tapi dia sering ngomong kasar, bar-bar alias gak kalem, body sih oke-oke aja. Menurut lo kenapa?" Regan menautkan aliasnya dan duduk lebih tegap.

  "Lo harus bicara berdua baru tahu karakter dia gimana." Fadila memicingkan matanya curiga.

  "Lo kayak udah kenal aja, naksir lo?"

  "Anak temen bokap gue." Ujar Regan yang membuat Fadila mengangga tak percaya. Regan mengakui seorang gadis sebagai anak teman papanya. Seingatnya Jessie, anak kedokteran yang mengaku mengenal Regan- yang sama terkenalnya sebagai salah satu mahasiswa cantik di FK karena pertemanan kedua orang tua itu saja, Regan tak mau mengakuinya kalau mereka kenal.

  "Ini bukan Regan, setan mana lo?!" Regan mendelik mendengarnya, Fadila memang lebay menurut Regan.

  "Lebay!"

  "Masalahnya Gan, ah pokoknya gue harus tanya Elang ini mah! Curiga gue sama lo!"

  "Emang kalau gue suka sama Shelly, untungnya buat lo apa?"

  "Bisa malakin lo lah!"

  "Kalau gak jadian?"

  "Ya...pokoknya mah gitu. Beneran lo suka sama dia?" Regan menghela nafas dan memelototi Fadila dengan tajam. Berharap gadis didepannya ini berhenti bertanya padanya.

  "Santai dong pak gubernur, sensi banget. Gue kebawah dulu deh, mau pesen makan lagi, lo iya gak?"

  "Samain aja." Fadila berdiri dan turun untuk memesan makanan.

  Tak lama disusul Attaya dan Alva yang saling tarik, tidak tepatnya Attaya yang menarik Alva untuk turun.

  "Demi spotify tanpa iklan gue mau kebawah dan males banget kena semburan nenek lampir! Kak! Gak usah ditarik juga elah, gue gak akan ilang!"

  "Lo lama soalnya kalau jalan, udah kayak Shelly kalau mager. Minta diseret doang!"

  Keduanya berlalu, Regan yang melihatnya hanya bisa menggeleng heran. Teman-teman Shelly memang ajaib, circle karakter masing-masing dari mereka juga hampir sama. Regan sejak awal memang mengamati pergaulan isterinya itu. Dan surprise ternyata lingkup pertemanan gadis itu lebih besar dari yang Regan duga.

  "Raaa, gue tahu lo dendam kesumat sama gue. Tapi please balikin itu KTP gue, jangan difoto apalagi dibikin stiker!"

   Terlihat Wira membawa KTP milik Shelly. Ia tahu kenapa gadis itu sangat heboh, karena status yang ada di KTP sudah berubah dari Belum Kawin menjadi Kawin. Mungkin orang-orang belum menyadarinya. Karena tak pernah mengamati KTP orang lain dengan baik, toh juga tak berguna.

  "Kok lo bisa ganti foto sih?"

  "Ilang punya gue tuh, sini balikin!"

  "SHELL! TURUN SEKARANG DEH!" Terdengar teriakan dari bawah.

  "BENTAR, SI SETAN NGAMBIL KTP GUE!" Regan heran ini tempat umum tapi keduanya malah saling meneriaki. Setelah mendapat KTP nya kembali, Shelly berlari kebawah namun anehnya malah melakukan kiss bye pada Regan dan menuruni tangga dengan berlari.

  "Dia tahu kalau gue disini?" Segala pikiran buruk Regan menghantui, apa Shelly melihat dirinya sejak tadi bersama Fadila.

  Tak lama Fadila naik membawa makanan mereka berdua. "Gila sih, tau gak lo dibawah si Shelly sama Attaya malah nyegat tukang cilok mana satu kafe dibeliin lagi."

  Regan mengangga mendengarnya. Fadila memberikan makanan milik Regan juga minuman. Ini beneran kejadian yang tidak direkayasa kan? Gadis itu sungguh penuh kejutan dan keanehan.

  "Sumpah gue tuh..."

  "GUE PAKE BUMBU KACANG 5 REBU!"

  "GUE PAKE SAMBEL SAMA KECAP 7 REBU, SHELL!"

  "GUE 5 REBU PAKE CINTA! ASEKK!"

  "GUE 8 REBU KOMPLIT KAYAK CINTA GUE KE LO, SHELL HEHE!"

  Dan Regan menepuk jidatnya, oknum yang tersisa malah berteriak memesan cilok padahal mereka bisa turun dan memesan sendiri. Apalagi Wira, apa katanya tadi KOMPLIT SEPERTI CINTANYA, Regan tak mengerti lagi. Tak luput Fadila yang cengo sendiri.

  "Ini cafe punya mereka apa gimana sih? Bebas banget sumpah deh, outdoor lantai dua aja gak boleh dipake, bahkan Alva udah pegang tablet yang ke hubung sama ini nih!" Fadila menunjuk televisi 41 inch dibelakangnya.

  "Biarin, Fad. Kali aja beneran punya mereka, kita lihatin aja."

  Pasrah, Regan dan Fadila kembali mengerjakan tugas sembari makan. Tak lama hentak kaki terdengar menaiki tangga, Shelly, Alva, dan Attaya yang membawa banyak plastik berisikan cilok.

  "Permisi kak Regan dan temennya, ini ada cilok buat kalian. Hehe, Attaya lagi bahagia makannya traktir cilok. Yang pake bumbu kacang buat mba nya, dan yang cuma saos sama kecap buat kak Regan. Inget kak, punya alergi kacang tanah."

  Shelly kemudian pamit, Fadhila mengangga tak percaya dibuat gadis itu. "What? Lo alergi kacang tanah?"

  Regan mengangguk, alerginya akan kumat kalau memakan kacang tanah dalam bentuk apapun. Sekalipun sudah dihancurkan dan hanya bersisa sari kacang tanahnya.

  "Dia tahu, sedangkan gue enggak? Lo ada hubungan apa sebenernya sama Shelly? Gak mungkin kalau cuma sekedar temen bokap lo?" Kini Fadila yang melotot, merasa membutuhkan jawaban yang memuaskan.

  "Kepo, kayak pacar gue aja lo! Inget Arka lo!"

  "Mengalihkan pertanyaan, jawab yang bener!"

  "Oke, gue naksir sama dia. Puas lo?!"

  "Hah?"

  How stupid you, Regan - Regantara

 

Terpopuler

Comments

Neng Bintang

Neng Bintang

aku suka cerita nya ka,,,alur nya jelas,,,santai lagi....semngt terussss buat aoutor

2023-03-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!