2. Tentang [Beruntung]

Menyenangkan memang ketika kita menjadi seorang mahasiswa baru apalagi di kampus impian dengan jurusan yang diinginkan. Namun itu tidak berlaku bagi Shelly lagi, dirinya tidak senang dan gembira seperti mahasiswa baru lainnya. Yang ada dia hanya mengeluh dan selalu memperkirakan masa yang akan mendatang. Juga tugas serta siksaan deadline yang akan membuat kepalanya puyer selama setiap hari.

Arsana Shelly Pangestu, dia adalah mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri di Jogjakarta dengan jurusan Teknik Sipil. Sesuai dengan jurusan saat ia SMK ia memutuskan masuk Sipil walau memang banyak yang harus ia lalui. Apalagi ia harus menjalani gap year secara monoton. Dan mendapat penghargaan diakhir tahun sebelum ia lolos kampusnya sekarang.

Shelly sedang duduk manis didepan lobi gedung jurusannya. Ia memainkan ponselnya, bertukar pesan dengan teman kost untuk janjian makan siang di kantin FKKMK atau yang lebih familiar dengan sebutan FK. Aneh memang anak Fisip, FT, kampus sebelah makan di FK yang jelas-jelas bukan kawasan mereka.

...Kost Gahol'420...

Nara

Brader, hayuk lekas jalan:)

Tara

Sabar ogeb, gue lagi rapat bentaran!

Ninda

Gue otw, ketemuan dimana?

Nara

Deket parkiran barat, gue otw

^^^Shelly^^^

^^^Urang males:(^^^

Nara

Gue samper juga lo ke FT_-

^^^Shelly^^^

^^^Bacot bener sih mbak^^^

^^^Iya gue juga otw^^^

Shelly menghela nafas ini sebenarnya ia malas sekali, namun apa yang bisa ia lakukan ketika teman-temannya memaksa. Shelly beranjak meninggalkan gedung jurusannya menuju tempat dimana ia memarkirkan sepeda motornya. Tak lama ada panggilan telepon, seketika Shelly panik dan langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo ma."

"Halo Shel, lagi dikampus atau di kos?"

"Dikampus ma, gimana?"

"Kamu lihat Regan gak? Dari tadi mama telepon gak diangkat."

"Penting gak ma? Kalau iya aku cariin ke gedung jurusan dia."

"Boleh, gak repotkan?"

"Enggak, kalau gitu Shelly tutup ya ma. Nanti kalau ketemu langsung aku suruh telepon mama."

"Makasih ya Shel, mama tutup." Panggilan terputus, Shelly menatap nanar ponselnya lalu menghembuskan nafas.

Shelly berbalik kembali menuju gedung jurusan Kimia, ia hendak mencari oknum bernama Regantara Ardana Wijaya. Lelaki itu memang susah sekali untuk menjawab panggilan telepon dari sang mama kandungnya. Bahkan panggilan telepon dari Shelly pun kadang terabaikan. Masuk ke gedung jurusan Shelly menuju kelas tetap Regan, setelah sampai disana ia bertanya pada salah satu mahasiswi yang duduk didepan kelas.

"Kak, didalam ada mas Regan gak?"

"Mau ngapain emang dek?"

"Saya ada perlu, penting."

"Regan lagi sibuk di dalam, nanti aja deh ketemunya." Ucap kakak tingkat tersebut dengan nada ketusnya, terlihat kalau ia tidak menyukai Shelly yang mencari Regan. Tanpa peduli lagi Shelly masuk ke kelas tersebut.

"Mas!" Regan menengok ketika suara Shelly menggema dipenjuru kelas.

"Lo kok ngeyel banget sih dek, Regan gak mau diganggu malah nyelonong." Omel kakak tingkat tadi, Shelly memutar bola mata malas.

"Sini masuk." Regan menepuk kursi didekatnya, Shelly tersenyum meledek pada kakak tingkatnya tadi, terlihat kalau dia merasa sebal. Shelly masuk dan langsung duduk didekat Regan membuat beberapa teman Regan melongo tak terkecuali Elang yang ada disana.

"Punya ponsel kan?" Dahi Regan mengerut heran.

"Punya."

"Fungsinya apa? Kenapa telepon dari mama kamu gak dijawab?" Regan ber oh ria mendengarnya, kemudian ia mengambil ponselnya dari saku celana sebelah kanannya.

"Aku silent, maaf." Shelly menghela nafas. "Telepon mama kamu buruan, kayaknya penting. Aku duluan, mau makan sama anak-anak di FK."

"Kenapa di FK?"

"Disini bosen, liatnya kamu terus." Shelly berdiri dan meninggalkan Regan dan yang lainnya. Saat didepan pintu ia melihat kakak tingkatnya tadi yang menatap Shelly tidak suka.

"Permisi kak!" Shelly pergi, meninggalkan gedung Departemen Kimia. Dari FT menuju FK tidak membutuhkan waktu yang lama karena kedua fakultas ini hanya berseberangan. Sampai diparkiran barat Shelly berjalan menuju kantin berharap kalau salah satu dari temannya sudah sampai.

Ternyata ketiga temannya sudah berada disana, Shelly mendekat dan menyapa mereka. "Sorry banget gue telat, tadi ke anak Kimia dulu."

"Santuy, eh anak FK ganteng-ganteng ya. Lewat mulu dari tadi perasaan." Memang, disini adalah surganya lelaki tampan dan kinclong berbeda dengan FT yang memang dominan lelaki tapi pada lusuh.

"Surganya cowok kampus gue ya di FK, gue sering dulu kesini sama mas Excel pas dia masih kuliah disini." Ucap Shelly. Ngomong-ngomong Excel adalah sahabat sekaligus kakak Shelly yang sekarang bekerja di Tanggerang. Dulu Excel adalah mahasiswa prodi Kedokteran disini, namun dia sudah lulus dan bekerja.

"Lo tadi ngapain ke Kimia?"

"Nyari Regan, mamanya telepon gue suruh nyariin anaknya." Makanan mereka datang, soto dan gorengan yang masih mengepul.

"Sedekat itu lo sama kak Regan dan keluarganya?" Tanya Nara.

"Iya, keluarga kami memang dekat bahkan gue sama Regan masih kecil. Berhubung mereka diluar kota jadi ya gitu, tapi sejak gue masuk kuliah Regan juga makin deket sama keluarga gue."

"Lo gak ada tertarik gitu sama kak Regan?"

"Nothing, hanya perasaan adik ke kakaknya." Tidak ada yang berbohong disini, Shelly memang hanya menganggap Regan kakaknya sejak dulu awal bertemu. Tidak tahu dengan Regan, lelaki itu minim ekspresi apalagi menunjukkan perasaannya didepan Shelly.

"Sayang banget, padahal kak Regan ganteng."

"Tapi kalau salah satu dari kalian ada yang suka sama Regan, gue sarankan gak usah."

"Kenapa gitu?"

"Sudah laris kawan, sudah ada pawangnya." Shelly tertawa, pawangnya bahkan sangat galak juga bawel melebihi Tukul Arwana kalau sedang ngoceh.

"Lagian gue juga mikir mau gebet dia, secara ketua BEM-FT lur anak famous dikampus, ganteng, tajir, pokoknya lengkap banget. Gue yang cuma sekentut nya bisa apa anjir!" Oceh Nara.

"Lo bilang gini karena lo gebet kak Elang kan? Ngaku gak lo!" Tuding Shelly pada Nara, gadis itu hanya nyengir kuda tak berdosa. "Kelihatan banget semalem pinjem hape gue buat stalking doi."

"Bantuin lah Shel, kan lo kenal baik sama kak Elang."

"Jadi lo sedang mencari relasi buat pdkt sama si Elang gitu? Karena gue deket sama Regan dan Elang? Pinter banget temen gue satu ini."

"Lah habis tiap malem minggu kok cuma gue yang ada di kos. Nih cecurut berdua pada pulang sambil malmingan. Kalau lo enak, ada kak Attaya kalau enggak Wira yang ngajak jalan." Shelly tertawa mendengarnya, memang Wira ataupun Attaya kadang sering mengajak Shelly untuk keluar saat weekend dan paling sering itu malam minggu.

"Enak hasil sendiri lho, Na."

"Gimana caranya anjir! Gue Fisip dia FT, jauh banget gue mau apel doi."

"Mau nomer whatsapp, gmail, telegram, id line, atau snapchat nya?" Mata Nara membulat berbinar mendapat tawaran dari Shelly. Bagai dapat doorprize mobil baru Nara mengangguk antusias dan menyodorkan ponselnya.

"25 ribu per item ya? Jadi totalnya 125 ribu."

"500 ribu juga gue jabanin Shell, kalau lo bisa comblangin gue."

"Gue gak senekat itu Anara, masih waras buat gak nyomblangin lo padahal gue jomblo." Nara manyun mendengarnya, Shelly terkekeh kemudian menuliskan beberapa akun media sosial milik Elang diponsel Nara. Ngomong-ngomong Elang, sebenarnya Shelly sudah lumayan dekat dengan Elang sejak masa pra-ospek. Dekat juga hanya sebatas saling sapa pas papasan.

Setelahnya Shelly kembali memakan sotonya, kemudian membuka ponsel dan menjelajah Instagram. Baru saja me refresh beranda ia mendapati sebuah foto yang baru diunggah sekitar 10 menit yang lalu.

"Ini kan gue?" Tanya Shelly pada diri sendiri, berbisik tanpa ada yang mendengar. Username pemilik feeds itu adalah reganar_ ya itu adalah Regantara Ardana Wijaya. Sang ketua BEM-FT, itu foto Shelly ketika disebuah tempat makan ketika dirinya dan Regan makan malam berdua untuk pertama kalinya.

"Eh ini ceweknya kak Regan ya?" Ucap Ninda, yang membuat Shelly mendongak dan menatap Ninda seksama. Sejak kapan Ninda dan yang lainnya follow akun instagram Regan? Dan kebetulan juga mereka semua membuka Instagram?

"Sweet banget kak Regan, mana caption feeds 'greatest thing in my life'. Beruntung banget yang jadi ceweknya kak Regan. Mana pakai emot love merah lagi, yang di posting siapa yang baper siapa anjir!" Shelly tersenyum mendengar ocehan Tara, apa memang benar kata Tara kalau dirinya beruntung?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!