Ini sesuatu yang sangat sulit dan berat. Bahkan tidak mungkin aku terbiasa hidup tanpa diri mu Qilla. Tetapi aku yakin, saat ini aku melepasmu bukan untuk kehilangan mu tapi untuk menunggu kembali diri mu dalam pelukanku.
Memang dia pria yang lebih kau cintai, tapi aku adalah Pria yang selama ini memberikan mu kenyamanan, ketenangan dan kepuasan yang tak pernah kau dapatkan dari dirinya sebelum Aku hadir di hidup mu. Dan aku yakin tak mungkin kau tak akan merindukan semua rasa yang telah aku berikan pada mu. Sebuah rasa yang akan membuat diri mu berjalan mengarah ke pada ku. Dito.
Di sebuah Club malam, seorang pria tengah menenggak minuman beralkohol. Entah sudah berapa gelas yang ia habiskan. Yang pasti ia seakan tak ingin berhenti menengguknya.
"Berikan satu gelas lagi!" ucap Dito pada seorang pelayan bartender.
"Baik Tuan," jawab pelayan bartender itu dengan tatapannya yang miris melihat Dito.
"Selama ini dia menggenggam erat diriku tapi sekarang ia menghempaskan ku dengan orang yang akan menjadi sumber kesedihan di kemudian hari. Kenapa kau begitu bodoh Aqilla." Ucap Dito yang mulai meracau.
"Aku sangat mencintai mu, aku selalu melindungi mu. Menjauhkan diri mu dari Bram agar kau tak bermasalah dengan Nyonya Wina. Kenapa semua usaha yang telah aku lakukan terlihat sia-sia sekarang ini Aqilla. Katakan kenapa?"
Dengan jalan sempoyongan, Dito meninggalkan meja bartender. Beberapa kali ia terjatuh karena tak mampu berdiri dengan benar. Ia terus di bantu oleh orang sekitarnya untuk kembali berdiri, namun baru beberapa langkah ia kembali terjatuh.
Dalam kondisi mabuk, Dito meninggalkan kendaraanya di parkiran Club yang ia datangi. Ia menaiki sebuah taksi dan mengarahkan mobilnya ke sebuah apartemen miliknya yag berada di pusat kota, tak jauh dari hotel milik Bram.
Ia sdengaja tak pulang ke rumah, karena ia tak ingin memperlihatka keadaannya yang seperti ini pada putri kecilnya.
Dito turun dari mobil dengan bantuan supir taksi. Supir taksi itu membantu Dito masuk hingga ke ruang tunggu yang berada di dekat meja resepsionis apartemen.
Seorang keamanan yang sangat mengenali Dito pun ikut serta membantu supir taksi. Dito di baringkan di sebuah sofa panjang. Ia terus meracau dengan menyebut nama Aqilla.
Staff keamanan dan staff resepsionis sepakat untuk membiarkan Dito terbaring di sofa terlebih dahulu. Mereka menunggu keadaan Dito lebih baik baru membantu Dito menuju unitnya.
Dua jam Dito tertidur di atas sofa ruang tunggu. Keberadaannya di sana mencuri perhatian banyak orang. Banyaknya orang berlalu lalang, membuat Dito terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba rasa sakit kepala dan mual mulai menyerangnya.
Dita memegangi kepalanya yang sakit, ia juga mencoba menahan rasa mual yang sedang melanda dirinya.
Dengan langkah tergopoh, Dito berjalan dengan cepat menuju toilet. Ia memuntahkan semua isi perutnya. Dari belakang seorang pihak keamanan terlihat ingin membantunya.
"Tuan Dito, Apa Anda baik-baik saja?" tanya seorang pihak keamanan.
"Seperti yang kau lihat, aku sedang tak baik-baik saja. Tolong bantu aku, bawa aku ke unit apartemen ku." jawab Dito yang segera dirangkul dan dituntun untuk berjalan oleh seorang pihak keamanan yang juga memiliki tubuh proposional seperti dirinya.
Di dalam unit apartemen, Dito duduk di sebuah sofa, ia tengah memandangi sebuah Figura yang menempel pada dinding ruangan yang sengaja ia cat dengan berwarna ungu, seperti warna kesukaan Aqilla. Di dalam figura foto tersebut terdapat foto dirinya, dan Aqilla bersama dengan Tita putrinya. Foto itu diambil seorang fotografer yang mengabadikan kebersamaan mereka pada waktu ulang tahun Tita yang ketiga tahun.
Seharusnya Cella yang ada di dalam foto itu, namun Cella mendadak tak bisa menghadiri perayaan ulang tahun putrinya, dengan alasan yang benar-benar di luar nalar. Hanya karena tak ingin melewati kocokan arisan berlian dengan teman sosialitanya. Cella rela meninggalkan moment bahagia buah hatinya sendiri. Miris memang, namun itulah adanya.
"Kau tak salah meninggalkan ku Qilla, karena aku masih tak bisa menetapkan keputusanku, untuk melepaskan Cella dan menjadikan mu satu-satunya. Aku akui, aku kalah langkah dengan Bram. Ia pandai merebut mu dari ku. Meskipun aku selama ini bersama mu tapi aku belum bisa memahami kreinginan dirimu yang sebenarnya." ucap Dito dengan deraian air matanya. Ia menggigit bagian bawah bibir merah yang terlihat sedikit tebal itu.
Dito menangisi hatinya yang patah, setelah mengetahui dengan jelas, jika Aqilla telah menikah dengan Bram. Meskipun pernikahannya hanya sebatas pernikahan sirih.
Malam ini Dito membiarkan dirinya larut dalam kepedihan yang begitu mendalam. Ia habiskan sisa waktu malamnya ini, dengan merenungkan kepedihan hatinya di sebuah ruangan yang ia biarkan tanpa lampu yang menyala.
"Ya. Ruangan yang begitu gelap ini, sengaja ia ciptakan untuk menemani dirinya yang sedang berusaha berdamai dengan hati dan keadaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
Dito dito kshn yak nasibmu
2023-04-22
0
𝓓𝓮𝓪
eh awas ke sambet lo ngelamun di tempat gelap
2023-04-05
0
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
cella aneh lbh mentingkan kocokan arisan drpd anaknya ultah yg hanya setaon sekli.masa kecil tak akan terulang lgi😪
2023-04-04
0