Bab 5

Sementara itu di kediaman Dito dan Cella. Terjadi keributan besar antara pasangan suami istri ini. Dito marah pada Cella yang datang mempermalukannya. Apalagi ia sampai dipergoki oleh rival bisnisnya yang ternyata pemilik hotel tempat dia dan Aqilla bermalam. Ia merasa malu dan tak memiliki harga diri lagi dimata Bram.

Dito mendorong tubuh Cella dengan kasar ke ranjang tidur mereka. Berkali-kali Dito memberikan tamparan pada wajah Cella, seperti apa yang dilakukan Cella pada Aqilla di hotel tadi. Cella terus meminta ampun pada Dito. Namun Dito yang dikuasai rasa amarah sama sekali tak menggubris permintaan Cella.

“Hentikan Mas! Ini sakit. Tolong lepaskan aku, Mas!” Pinta Cella dengan suara merintih kesakitan.

“Sakit kamu bilang? Ini juga yang dirasakan Aqilla saat kamu memukulinya tadi tAnpa ampun Cella.” Balas Dito yang mencengkram dagu Cella dengan kuat.

Rasa cintanya pada Aqilla membutakan mata hatinya terhadap sang istri. Sebuah balasan yang begitu sakit yang kini Cella rasakan.Tak hanya sakit di hati dan batinnya, tapi juga pada jiwa dan juga raganya.

Jangan tanya bagaimana dengan air mata Cella, karena air mata yang dimiliki oleh Cella hampir saja mengering , ia tak berhenti menangis sejak dalam perjalan ke rumah bersama dengan suaminya. Kalian tahu apa yang dilakukan Dito? Ya. Dito menyiksa Cella di dalam mobil saat mereka dalam perjalanan pulang tadi.

Dia membawa mobil dalam kecepatan tinggi, ia juga tak mengizinkan Cella untuk menggunakan sabung pengaman. Sehingga saat mobil mengerem mendadak tubuh Cella terpelanting. Beberapa kali kepalanya terbentur dashboard mobil. Bukannya menolong Dito malah menjambang rambut istrinya untuk kembali duduk.

Dito sangat kejam. Ya, Dito memang kejam, karena Aqilla berhasil mencuci otak Dito dengan baik. Aqilla membeberkan rahasia keluarga Cella yang ingin mengambil keuntungan dari pernikahan mereka. Andai saja Dito belum dikarunai seorang anak dari Cella. Mungkin ia akan mudah menceraikan Cella dan menikahi Aqilla.

“Ampun Mas…ampun…” ucap Cella yang memohon ampun pada Dito yang terlihat begitu bengis menatapnya dan tangannya yang tak henti menyiksanya.

“Sudah ku katakan pada mu. Jangan ganggu hubungan kami, jika kamu masih mau menjadi istriku!” pekik Dito di depan wajah Cella yang sudah tak berbentuk lagi.

Luka lebam dan darah sudah memenuhi wajah cantik Cella kini. Tanpa belas kasihan Dito kemudian melepaskan cengkramannya pada wajah Cella dan mendorong tubuh Cella hingga terjatuh dan terbanting di atas ranjang tidur mereka.

“Buka pakaian mu!” pinta Dito dengan membentak pada Cella.

“Untuk apa Mas?” tanya Cella yang sedang meringis kesakitan.

Pedih, pedas dan panas bekas tamparan Dito, membuat kepala Cella sedikit pusing. Masih sempatnya ia bertanya, meski matanya melihat Dito mulai menanggalkan pakaiannya yang ia pakai dua hari yang lalu.

“Aku bilang buka, ya Buka! Kamu ini jangan terlalu banyak tanya!” ucap Dito sembari menanggalkan pakaiannya dan mengambil ikat pinggangnya dan memukulnya ke lantai.

“Tidak Mas, aku tidak mau.” Tolak Cella yang merasa jijik dengan tubuh suaminya, meskipun nyalinya ciut melihat Dito memukul lantai dengan ikat pinggangnya.

Cella tak mau melayani suaminya karena ia melihat dengan jelas bagaimana suaminya bermain dengan adik tirinya di atas ranjang hotel tadi. Ia tahu betul Dito akan menuntaskan hasratnya yang belum selesai pada dirinya.

“Kamu tidak boleh menolak ku Cella.” Ucap Dito yang kembali mencengkram wajah Cella dengan kasarnya.

“Ampun Mas… Baik, aku mau. Tapi tolong jangan sakiti aku lagi Mas.” Cella akhirnya mau melayani suaminya dengan berat hati ia menanggalkan pakaiannya satu persatu.

Melihat pergerakan Cella begitu lamban. Dito yang tak sabaran akhirnya membuka paksa pakaian Cella dengan merobeknya sekuat tenaga. Ia menanggalkan pakaian Cella dengan kasar, tak pelak kuku-kuku tajam Dito melukai tubuh mulus  Cella saat ia merobek pakaian Cella. Sakit. Ya bertambah sakit saja kini Cella rasakan tak hanya luka di wajahnya yang ia dapatkan tapi juga di bagain tubuhnya yang lain.

“Aqilla, semua penderitaan dan rasa sakit yang kini aku rasakan, semua ini karena mu. Aku akan membuat perhitungan dengan mu setelah ini Qilla.” Ucap Cella di dalam hatinya.

Cella masih saja ingin bermain api dengan Aqilla. Sudah tahu dengan jelas adik tirinya ini sedang melakukan aksi balas dendamnya yang tak main-main, tapi dia masih saja mau melawan Aqilla.

Cella membiarkan Dito secara membabi buta memompa tubuhnya. Melakukan perlawanan pun akan terasa sia-sia. Ia hanya bisa menangis menatap wajah bengis suaminya yang sangat ia cintai.

“Tolong Hentikan Mas, ini sangat menyakitkan.” Rintih Cella yang makin lama makin tak tahan dengan rasa sakit yang ia rasakan di daerah intinya.

“Aku tak akan berhenti sampai aku selesai Cella.” Jawab Dito yang tak lagi menganggap Cella sebagai istri yang harusnya ia perlakukan dengan lembut. Ekspresi wajah Dito terlihat sangat menakutkan, membuat nyali Cella semakin ciut untuk melawan Dito.

“Hentikan Mas, bisakah kamu melakukannya dengan perlahan,” pinta Cella. Ia masih berharap Dito akan mengabulkan permintaanya.

“Tak akan pernah ada kelembutan lagi dari ku untuk mu Cella. Ingat pernikahan kita ini adalah sebuah bisnis. Aku sudah memberikan segalanya pada Ayah mu dan sekarang kau harus membayarnya.” Ucap Dito pada Cella yang begitu menusuk ke hatinya.

“Tapi aku mencintai mu Mas,” ucap Cella yang masih mau mengutarakan perasaaannya pada pria yang sama sekali tak memiliki rasa lagi padanya.

“Buang jauh semua rasa cinta mu pada ku Cella, karena aku tak sudi dicintai manusia matrealistis seperti diri mu.” Tukas Dito yang malah makin memompa tubuh Cella dengan Brutal. Ketika ia hampir menuju puncak kenikmatannya. Cepat-cepat D ito melepaskan penyatuannya. Ia tumpahkan larva semburan itu kebagian tubuh Cella yang lain.

Setelah puas melakukan penyatuannyaa Dito pergegas ke kamar mandi. Ia membersihkan dirinya, seperti habis bermain dengan wanita penghibur. Cella menangis sejadi-jadinya. Ia merasa menjadi istri yang sangat hina di mata suaminya.

“AQILLA!! Aku sangat membenci mu!!” pekik Cella yang terdengar hingga ke telinga Dito.

“Semakin kau membenci Aqilla semakin pula aku membenci mu, Cella. Aqilla tak seperti dirimu. Dia wanita yang tangguh, dan mandiri. Tak pernah dia menuntut ku ini dan itu, dia hanya meminta sedikit waktu ku untuk kami bersenang-senang bersama.” Ucap Dito saat ia membasuh tubuhnya di shower.

Di sebuah sudut apartemen Tinanium, Aqilla denga tidur meringkuk seorang diri.

“Ya, Tuhan. Kenapa Mas Bram kembali dalam hidupku yang sudah hina ini? Aku tak bisa menghentikan balas dendamku pada keluarga itu di tengah jalan seperti ini. Aku ingin melihat mereka hancur dan terbuang seperti apa yang mereka lakukan pada ku.” Batin Aqilla yang menangis sedih.

Terpopuler

Comments

ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

kau si Cella ,egois,coba dr dulu GK egois ma Aqila Pati kmu tak akan digituin ma suamimu

2023-05-13

0

🔵🍃⃝⃟𝟰🫦𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀

🔵🍃⃝⃟𝟰🫦𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀

kalo dendam saja yg kamu pikirin Aqilla ga akan ada habisnya, tp klo kamu ikhlaskan semua maka akan terasa ringan beban yg kamu pikul.. coba lah turun kan ego mu dikit aja..

2023-04-12

0

🔵🍃⃝⃟𝟰🫦𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀

🔵🍃⃝⃟𝟰🫦𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀

ini sebenarnya fakta nya gimana sih, kelakuan si Aqilla merebut suami cella pun aku ga suka, cella di sakitin Ditto pun aku gasuka masih bingung 😕

2023-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!