Bab 9

Tok…tol..tok.. [ Angel mengetuk pintu ruang rawat].

“Permisi,” ucap Angela saat masuk ke dalam ruang rawat Cella.

Dito menatap terkejut kehadiran Angela, sahabat Aqilla.

“Bisa keluar dulu sebentar Pak, saya mau mrelakukan pemeriksaan pada pasien,” ucap Angela yang membuat Dito segera pergi.

Ia lihat Cella masih tertidur karena efek obat pereda nyeri yang ia berikan padanya semalam. Tak sampai beberapa menit Angela melakukan pemeriksaan terhdap Cella. Ia pun keluar dari ruang rawat Cella. Ia menghampiri Dito yang duduk sembari menyesap rokoknya di lorong rumah sakit yang terbuka.

“Maaf Pak, di sini Anda dilarang merokok.” Tegur Cella pada Dito yang mengabaikan teguran sahabat teman pemuas ranjangnya ini.

“Apa kau yang menangani istriku semalam?” tanya Dito pada Angela yang malah duduk disebuah kursi, dimana Dito tengah berdiri mengisap sebatang rokok di tangannya.

“Iya. Kenapa? Apa Anda keberatan Tuan Dito yang terhormat.” Jawab Angela yang mendongakan kepalanya menatap wajah Dito yang memandang lurus ke depan.

“Kenapa kau tak suntik mati dia sekalian Ngel? Padahal kau punya kesempatan membalaskan rasa sakit hatimu padanya yang telah merebutku dari dirimu.” ucap Dito yang menghempaskan kepulan asap dari mulutnya.

“Ck. Aku tak akan mengotori tangan ku untuk membunuhnya Dit. Bukankah dengan kamu seperti ini sama saja sudah membunuhnya secara perlahan?” Sahut Angela yang berdiri ingin meninggalkan Dito.

Ia berlalu pergi meninggalkan Dito, karena ia tak tahan berdekatan dengan pria yang mencampakkan dirinya. Hanya karena untuk menikah dengan Cella. Wanita yang dijodohkan kedua orang tua Dito pada Dito yang masih berstatus menjadi kekasihnya kala itu.

Baru beberapa langkah kaki Angela meninggalkan keberadaan Dito. Namun langkahnya terhenti karena ia mengingat tujuannya mendekati mantan kekasihnya ini. Ia hanya ingin menanyakan keberadaan sahabatnya, Aqilla yang menghilang begitu saja sejak dini hari setelah izin bertemu dengan dirinya.

“Kau kembali? Ada apa lagi? Apa hatimu masih tertinggal di sini Ngel?” tanya Dito seakan meledek perasaan angela yang telah membeku untuknya.

“Jangan pernah bertanya bagaimana perasaan ku pada mu! Karena perasaan ku pada mu telah lama mati.” Jawab Angela dengan wajah ketusnya.

“Lalu untuk apa kau kembali hum?” tanya Dito lagi yang menghempaskan kepulan asap rokok di depan wajah Angela.

“Kau kemanakan sahabat ku, Dit? Dia hilang setelah menemui mu tengah malam tadi?” tanya Angela yang membuat Dito tersedak dengan asap rokoknya sendiri. Ia tewrkejut mengetahui jika Aqilla menghilang.

Uhuk…uhukk [Suara Dito tebatuk-batuk].

Angela memberikan sebotol air mineral yang ia bawa pada Dito, dan Dito segera menerimanya, kemudian meminumnya hingga habis.

Glek…glek..glek ah [Suara Dito menengguk air mineral].

“Merokoklah terus hingga kau mati karenanya.” Ucap Angela yang kesal tak bisa menghentikan Dito menjadi pecandu rokok.

“Hah. Jika aku mati yang akan menangisi kematian ku mungkin hanya Sasi, putriku.” Sahut Dito pada Angela yang masih perduli dibalik hatinya yang membeku.

“Kau-kan sudah mati. Mana mungkin tahu siapa saja yang menangisi mu. Mungkin tak hanya Sasi tapi juga Ibunya Sasi.” Balas Angela seolah tak perdili tapi hatinya tidak seperti itu.

Ia pasti akan menangis meraung-raung jika Dito sampai menutup mata untuk selama-lamanya. Meski ia terluka dengan cara Dito mencampakkan dirinya, tapi di dalam hatinya Dito masih bertahta.

“hah... hahahaa.” Dito tertawa meski hatinya menangis menatap wajah tegar Angel.

“Aku tahu kau masih mencintaiku Angel, kau wanita yang baik. Aku sungguh tak pantas untuk mu. Dengan aku yang menjadi teman ranjang sahabat mu, seharusnya kau membenci dan menghapus rasa itu di dalam hati mu bukan mempertahankan dan terluka seperti saaat ini.” Batin Dito yang melepaskan tata matanya dari Angel.

“Aku memang bersamanya semalam. Aku memintanya untuk menikah dengan ku. Namun dia menolak dan pergi bekerja kembali. Jika kau pikir aku menyembunyikannya itu salah.” Jawab Dito tanpa memandang wajah Angel yang nampak sedih.

Ya. Dito sengaja mengatakan jika ia meminta Aqilla untuk menikah dengannya, agar Angel melupakan dirinya dan membuka lembaran baru hidupnya dengan pria lain. Karena seperti Dito ketahui dari Aqilla atau pun orang lain. Angela masih tak memiliki pasangan semenjak ia mencampakkannya.

Di sisi lain, di sebuah rumah mewah, tepatnya di sebuah kamar utama yang tampak gelap tanpa sebuah pencahayaan . Aqilla mulai terbangun dan merasa aneh dengan suasana tempat dimana ia berbaring sekarang.

“Dimana aku ini?” tanya Aqilla dengan suara parau.

Bram yang duduk di sofa mendengar suara Aqilla segera datang menghampiri.

“Kamu berada di rumah kita sayang,” jawab Bram yang ikut naik ke atas ranjang dan mendekatkan tubuhnya bersama Aqilla.

“Mas Bram,” panggil Aqilla saat ia mendengar suara Bram yang menjawab pertanyaanya.

“Iya sayang,” jawab Bram yang memeluk tubuh Aqilla dengan posesif.

“Lepas Mas, aku baru bangun!” tolak Aqilla.

Ia sedikit mendorong tubuh Bram agar menjauh darinya.

“Kenapa kau menolakku hum? Kenapa dengan pria itu kau malah merentangkan kedua tangan mu ?” tanya Bram yang diselimuti api cemburu dan kecewa.

“Karena dia adalah alatku balas dendam.” Jawab Aqilla yang berusaha melihat wajah Bram dalam suasana gelap kamar ini.

“Cih. Dendam kau jadikan alasan. Aku merasa kau ada hati dengannya Qilla?” tuduh Bram yang meremas kedua lengan Aqilla sedikit kencang.

“Ada hati kata mu? Hatiku sudah mati ketika aku melihatmu menikah dengan wanita lain saat hatiku terpuruk karena keperawananku direnggut saudara tiriku.” Jawab Aqilla yang membuat Bram merasa tercubit hatinya.

“Maafkan aku, sungguh aku menikahinya karena paksaan kedua orang tuaku. Aku tak mencintainya. Cintaku hanya untuk mu Qilla. Aku akan segera meninggalkannya apapun yang terjadi.” Balas Bram dengan rasa bersalahnya. Ia kembali memeluk tubuh Aqilla yang hanya diam tanpa membalas pelukkannya.

“Menikahi wanita itu karena paksaan kedua orang tuanya? Kenapa kejadian Bastian merenggut keperawanan ku sangat berdekatan dengan hari pernikahan Mas Bram? Apa ini ada kaitannya dengan kedua orang tua Mas Bram yang memang tak menyukai hubungan ku dengan Mas Bram. Jika memang mereka ada di balik ini semua. Mereka pun harus mendapatkan pembalasan dariku.” Gumam Aqilla dalam hatinya.

“Kedua orang tua mu tak akan menyetujui perpisahan mu dengan istri mu Mas,”

“Aku tak perduli, aku sudah cukup lama menderita Qilla. Sudah saatnya aku menentukan pilihan hidupku. Aku bukan anak kecil lagi.” Ucap Bram menyakini Aqilla.

Bram mengecup pucuk kepala Aqilla dan memeluk erat tubuh Aqilla dalam dekapannya.

“Biarkan seperti ini dulu Qilla, aku ingin melepaskan kerinduanku memeluk tubuh mu.” Ucap Bram ketika Aqilla kembali ingin melepaskan pelukkannya.

Terpopuler

Comments

🔵🍃⃝⃟𝟰🫦𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀

🔵🍃⃝⃟𝟰🫦𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀

Angela sama Aqilla sama² ngenes ya🫢

2023-04-12

0

Pendekar Sepuh

Pendekar Sepuh

wah rupanya angela korban juga dari Cella, Rupanya Dito dulu mantan angela.

2023-03-21

0

𝕍𝕚𝕠𝕣𝕖𝕝💜N⃟ʲᵃᵃ࿐

𝕍𝕚𝕠𝕣𝕖𝕝💜N⃟ʲᵃᵃ࿐

hiliih alasan,,, km laki2 .. masa g bisa mengabil keputusan unt hidup mu.. terlalu pasrah km sm keadaan

2023-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!