Bakso rudal

“ Kamu… oh, maaf, nona kenapa jadi ikut kesini ? Bukannya mau makan siang ? “ tanya Elyas kala melihat Selsa mengikutinya duduk di sebuah bangku yang ada di tempat penjual berbagai macam makanan di pinggir jalan.

Bukan tempat yang tepat untuk seorang putri dari keluarga kaya raya untuk makan.

“ Ini juga mau makan siang. Kan ikut mas Elyas. “ jawab Selsa sembari menaruh tasnya di baku kosong di sebelahnya.

“ Kok ? Saya makan di sini lho. “ ujar Elyas.

“ Aku tahu. Makanya aku ikut kesini. Kenapa memangnya ? Tadi waktu mas Elyas aku tanya, boleh nggak aku ikut makan siang mas Elyas atau nggak, mas Elyas diem aja. Jadi ya, aku ikut aja. Kan mas Elyas nggak ngelarang. “ jawab Selsa.

“ Aku mau ucapin makasih sama mas Elyas, semalem udah nolongin, juga nganterin pulang. “ lanjut Selsa lirih sambil menunduk. Sebenarnya ia lumayan malu kedapatan laki – laki yang ia sukai dalam keadaan mabuk.

“ Sama – sama. Kita sebagai sesama manusia, memang harus saling menolong. “ jawab Elyas.

“ Kalau boleh saya tahu, apakah laki – laki tadi malam adalah pacar nona ? “ tanyanya.

“ Oh, tidak …. Tidak …. Bukan… “ selsa langsung menggelengkan kepalanya sambil menggerakkan – gerakkan telapak tangannya. “ Dia bukan pacarku. Kenal saja tidak. Tapi laki – laki semalam memang suka sekali menggangguku. Kami beberapa kali bertemu night club. “ kesal Selsa.

“ Mungkin jika nona mengenakan pakaian yang lebih tertutup, laki – laki tidak ada yang berani mengganggu nona. Maaf, jika saya terlalu lancang. “ ucap Elyas penuh dengan ke hati – hatian.

“ Tidak apa – apa, mas. Mungkin memang style ku seperti ini. Aku lebih nyaman mengenakan pakaian seperti ini. Lebih santai, lebih nyaman. Bukankah orang memilih pakaian untuk di pakai dan merasa nyaman ? “ sahut Selsa dengan santai.

“ Dan mungkin semalam aku sedang tidak beruntung. Biasanya aku tidak pernah mabuk. Kadar toleransiku terhadap alko hol lumayan bagus. Aku tidak mudah mabuk. Tapi laki – laki semalam sengaja memberiku alko hol dengan kadar tinggi. “ lanjutnya menjelaskan.

“ Sekali lagi, maaf nona. “ ucap Elyas.

“ Bisa tidak sih, mas Elyas jangan memanggilku nona ? Risih dengernya. “ keluh Selsa. “ Panggil saja aku Selsa, seperti teman – teman memanggilku. Bukankah kita ini satu tim ? “

“ Tapi nona, itu sepertinya kurang sopan. Bagaimanapun juga, nona Selsa adalah putri dari pemilik perusahaan tempat saya bekerja mengais rejeki. “ sahut Elyas.

Selsa menggeleng. “ Jangan memandangku sebagai putri dari pemilik perusahaan jika begitu. Pandanglah aku sebagai teman satu tim. Kita bekerja bersama. Bahkan posisiku berada di bawahmu. “

“ Tapi, nona… “

“ Aku anggap masalah ini selesai. Dan mas Elyas harus memanggil Selsa saja mulai sekarang. Tidak ada lagi penolakan. Oke ? Kita pesan makanan sekarang. Jangan sampai kita terlambat kembali ke lokasi syuting. “ ujar Selsa.

“ Tapi saya makan di pinggir jalan Loh ini. “ ujar Elyas memastikan.

“ Terus masalahnya apa ? “

“ Ya … Mungkin no .. eh, kamu kurang nyaman. “

Selsa menggeleng sambil tersenyum manis. Senyuman yang memabukkan memang, menurut Elyas. Ia seorang laki – laki, jadi dirinya juga bisa menilai mana perempuan cantik, dan yang bukan. Tapi untung dirinya di bekali ilmu agama yang banyak. Jadi, ia bisa menahan hawa naf su yang menyerang.

“ Aku, tidak pernah memilih – milih makanan. Asalkan bersih, dan rasanya enak, maka akan aku masukkan semuanya ke dalam perutku. “ jawab Selsa santai sambil masih tersenyum.

“ Mbak … “ panggil Selsa ke penjual gerobak mi ayam.

“ Kamu makan mi ayam ? “ tanya Elyas.

“ Iya, Kenapa ? “ tanya Selsa setengah bengong.

“ Mi ayam. Banyak lemaknya, juga karbohidratnya tinggi. Bikin gemuk tentu saja. “ jawab Elyas yang mulai asyik berbincang dengan Selsa.

Selsa kembali memamerkan senyumannya. Coba saja jika iman Elyas tidak kuat sekuat baja, maka sudah bisa di pastikan ia akan langsung jatuh cinta kepada Selsa saat ini juga.

“ Mau genduk, gemuk, ataupun nggak, itu takdir. Mau kita tidak makan mi ayam, atau kita tidak makan apapun sekalipun, jika Tuhan memberikan taksir kitaa bertubuh tambun, amka itu akan terjadi. Bukankah mas Elyas lebih memahami takdir ? “ ucap Selsa seraya mengaduk es teh yang sudah ia pesan tadi.

Elyas menyunggingkan senyuman tipisnya. “ Bisa jadi. “ jawabnya ambigu.

“ Kalau menurutku, selagi Tuhan masih memebrikan kita kesempatan hidup dan bisa makan apapun, kenapa kita harus memilih – milih ? Sayang, jatuhnya. Mubadzir kesempatan yang Tuhan berikan. Benarkan ? “ sahut Selsa.

“ Mbak, aku mau mi ayam pakai bakso ….. “ ucap Selsa ke penjual sambil berpikir dan memilih menu mi ayam yang tertera di buku menu.

“ Mbak, ini baksonya banyak banget macemnya ? Aku jadi bingung milihnya. Ada bakso mercon, ada bakso granat. Bakso rudal. Ngeri – ngeri banget namanya. Kalau aku mau bakso petasan aja gimana mbak ? Ada nggak ? “ tanya Selsa sambil menoleh ke arah si penjual yang justru malah tertawa.

“ Ih, kok ketawa sih mbak ? “ gerutu Selsa.

“ Habis mbaknya lucu. Mana ada mbak, bakso petasan. “ jawab si penjual. Bahkan Elyaspun melebarkan senyumannya.

“ Ya kali aja mbak, ada. Masak bakso granat, mercon, rudal. Bahaya – bahaya semua namanya. Kalau petasan kan masih mending mbak. Paling Cuma bunyi dor – dor – dor kecil – kecil doang. “ timpal Selsa sambil kembali melihat buku menu.

“ Tapi kami nggak jual bakso petasan, mbak. “

“ Ya udah deh, aku nggak jadi mi ayam bakso. Ngeri sama namanya. Takut nggak ketelan. Aku mi ayam pakai pangsit aja. Kalau cabenya, boleh tuh mbak pakai cabe sye tan. Biar mantep. Asal nggak ada malaikat yang lewat aja. Takut kena marah. “ cerocos Selsa.

Di balik sikapnya yang terkadang dingin, ternyata dia kocak juga. Batin Elyas yang sedari tadi mengamati percakapan Selsa dengan penjual mi ayam. Hanya mengamati dan mendengar, bukan memandang wajah Selsa.

“ Mas Elyas, mau makan apa ? “ tanya Selsa.

“ Samain aja kayak kamu. “ jawab Elyas.

“ Mi ayam pangsit juga ? Nggak mau nyobain mi ayam bakso rudal, gitu ? Siapa tahu habis ini bisa ngancurin Hiroshima. Kayak yang di sejarah. “

Elyas menggeleng sambil tersenyum. Duh, plis deh mas Elyas …. Jangan senyum – senyum gituu … Gue jadi baper gila nih. Jerit hati Selsa.

“ Ya udah mbak, mi ayam pangsitnya dua. Pangsitnya kasih dobel ya mbak. “ pinta Selsa. Dan si penjualpun segera meninggalkan mereka untuk membuatkan pesanan Selsa tadi.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Dwi Rustiana

Dwi Rustiana

"senyummu mengalihkan duniaku mas Elyas " iya g mbk Selsa 🤭🤭🤭

2023-03-25

2

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Lanjut kak thor...

2023-03-23

2

lihat semua
Episodes
1 Surga dunia
2 Pagi menyebalkan
3 Marah
4 Bergosip
5 Ganteng
6 Karaokean
7 Tukiyem
8 Elyas
9 Mabuk
10 Makan siang bareng
11 Bakso rudal
12 Pencuri hati
13 Terlalu berani
14 Tukiyem
15 Nggak salah?
16 Datuk Maringgih
17 Terpaksa
18 Melamar
19 Mauidhoh hasanah
20 Mengganti baju
21 Posisi intim
22 Bahan gosipan
23 Nikahi putriku
24 Keputusan
25 Berat
26 Tidak pede
27 Melamar
28 Datuk Maringgih lagi
29 Lupa adalah solusi terbaik
30 Memilih cincin kawin
31 Menjelang pernikahan
32 Ijab Kabul
33 Masih galau
34 Mupeng
35 Pahit
36 Sederhana
37 Menantu
38 Berubahlah karena Allah
39 Takut khilaf
40 Dasar anak nakal
41 Panen ketela
42 Insiden
43 Protection
44 Hasil masakan
45 Jaring ikan
46 Ide dari otak me sum
47 Gagal total
48 Menjelang Ramadhan
49 Drama hari pertama puasa
50 Bakso granat
51 Kemana dia?
52 Kesal
53 Pelakor??
54 Tercubit
55 Jaring lele
56 Mirip Rani Mukherjee
57 Bertemu seseorang
58 Takbiran
59 Ciuman pertama
60 Lebaran Minal Aidin Wal Faidzin
61 Lebaran 2
62 Suasana haru
63 Cenut - cenut
64 Umi sakit
65 Proses
66 Lelenya nakal
67 Syuting
68 Syuting 2
69 Malam pertama yang tertunda
70 Ibadah rumah tangga
71 Bersyukur
72 Trauma
73 Ustadz juga manusia
74 Honeymoon
75 Drama-drama
76 Agak galau
77 Hati umi sakit
78 Menghindar
79 Mual
80 Pergi dari rumah
81 Positif
82 Curhat
83 Tahu sesuatu
84 Kesalahpahaman
85 Berantakan
86 Anak
87 Menyelesaikan
88 Tidur bersama
89 Jangan menangis
90 Bersama
91 Roy
92 Akhir
93 Novel baru ( Om Itu Suamiku )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Surga dunia
2
Pagi menyebalkan
3
Marah
4
Bergosip
5
Ganteng
6
Karaokean
7
Tukiyem
8
Elyas
9
Mabuk
10
Makan siang bareng
11
Bakso rudal
12
Pencuri hati
13
Terlalu berani
14
Tukiyem
15
Nggak salah?
16
Datuk Maringgih
17
Terpaksa
18
Melamar
19
Mauidhoh hasanah
20
Mengganti baju
21
Posisi intim
22
Bahan gosipan
23
Nikahi putriku
24
Keputusan
25
Berat
26
Tidak pede
27
Melamar
28
Datuk Maringgih lagi
29
Lupa adalah solusi terbaik
30
Memilih cincin kawin
31
Menjelang pernikahan
32
Ijab Kabul
33
Masih galau
34
Mupeng
35
Pahit
36
Sederhana
37
Menantu
38
Berubahlah karena Allah
39
Takut khilaf
40
Dasar anak nakal
41
Panen ketela
42
Insiden
43
Protection
44
Hasil masakan
45
Jaring ikan
46
Ide dari otak me sum
47
Gagal total
48
Menjelang Ramadhan
49
Drama hari pertama puasa
50
Bakso granat
51
Kemana dia?
52
Kesal
53
Pelakor??
54
Tercubit
55
Jaring lele
56
Mirip Rani Mukherjee
57
Bertemu seseorang
58
Takbiran
59
Ciuman pertama
60
Lebaran Minal Aidin Wal Faidzin
61
Lebaran 2
62
Suasana haru
63
Cenut - cenut
64
Umi sakit
65
Proses
66
Lelenya nakal
67
Syuting
68
Syuting 2
69
Malam pertama yang tertunda
70
Ibadah rumah tangga
71
Bersyukur
72
Trauma
73
Ustadz juga manusia
74
Honeymoon
75
Drama-drama
76
Agak galau
77
Hati umi sakit
78
Menghindar
79
Mual
80
Pergi dari rumah
81
Positif
82
Curhat
83
Tahu sesuatu
84
Kesalahpahaman
85
Berantakan
86
Anak
87
Menyelesaikan
88
Tidur bersama
89
Jangan menangis
90
Bersama
91
Roy
92
Akhir
93
Novel baru ( Om Itu Suamiku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!