Makan siang bareng

Pagi menyapa. Selsa bangun dengan tergesa – gesa karena ia melihat jika matahari sudah naik dari peraduan. Dengan mandi ala – ala dan make up ala – ala, Selsa segera berangkat ke kantor.

Bahkan ia tak sempat menengok meja makan menu sarapan dari si embok. Bahkan saat sang ibu sambung menyapanya, menengokpun ia tidak sempat. Mungkin bukan akrena tidak sempat, tapi karena memang dirinya malas untuk menyapa sang ibu sambung.

Mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata – rata, sudah menjadi kebiasaan bagi Selsa. Tak lupa, ia mampir di penjaja makanan di pinggir jalan hanya untuk membeli siomay sebagai pengganjal perut. Meskipun Selsa adalah anak orang kaya, berpendidikan luar negeri, tapi ia tidak pernah memilih makanan. Asalkan makanan itu enak dan bersih, maka akan ia santap.

“ Terlambat Sel ? “ sapa teman satu ruangannya.

“ Iya. Biasa, bangun kesiangan. Karena ini weekend. “ sahutnya sambil tetap memakan siomaynya.

“ Nggak sempat sarapan ? “ tanya radith.

“ Hm. “ jawab Selsa sambil mengangguk.

“ Gara – gara ngejar deadline jadi kita harus lembur gini. “ keluh Sonya.

“ Udah, nggak usah ngeluh. Ini emang resiko kita di tim kreatif. Mending sekarang kita bagi tugas. Siapa yang mau ke lokasi syuting ? Hari ini proses syuting tetap berjalan. Elyas juga sudah langsung ke lokasi. “ ucap Amir.

“ Harus Selsa. Kan ide ceritanya dari dia. Jadi dia yang lebih tahu sama alurnya. Berangkat gih, Sel. Udah di tungguin juga sama Elyas di sana. “ sahut Sonya.

“ Kok gue sih ? terus, kalau harus gue, kenapa nggak bilang dari awal ? Kan gue nggak perlu kesini dulu. Gue bisa langsung ke lokasi. Puter balik kan jadinya. “ keluh Selsa.

“ Alah, bawa mobil ini. Bahan bakar juga pasti penuh kan ? “ timpal Amir. “ Mending buruan berangkat, keburu si Elyas keluar tanduknya. Loe belum pernah lihat kalau dia marah – marah kan ? Meja aja ke makan sama dia. “ lanjutnya.

“ Dih, sadis amat. “ sahut Selsa sembari bergidik. “ Ya udah, gue berangkat dulu. Kalian jagain kantor bokap ya. Jangan biarin ada orang nyuri nih kantor. Berat soalnya. Hahaha ….. “ celetuk Selsa. Ia hendak keluar dari dalam ruangan saat Radith kembali masuk ke ruangan.

“ Minum ini dulu gih, Loe belum sarapan kan ? Takutnya di sana loe nggak ada waktu buat sekedar makan camilan. “ Radith menyodorkan segelas sereal yang sudah ia campur dengan susu coklat.

“ Cie …. Cie …. Cie ….. “ seru Amir dan Sonya.

“ Maju terus pantang mundur, Dith. “ seru amir.

“ Makasih, Radith. “ ucap Selsa sambil menyambar gelas itu dan segera meneguk isinya. Ia hanya masa bodo dengan ucapan temannya.

Bukannya ia tidak tahu dengan apa yang di lakukan Radith selama ini. Ia tahu dan paham betul apa maksud dari Radith. Tapi Selsa masih bersikap biasa karena toh dirinya tidak merasa di rugikan.

Setelah menghabiskan sereal satu gelas, Selsa mengembalikan gelas yang sudah kosong itu ke tangan Radith. Kurang ajar bukan ? Yah, anggap saja seperti itu. Tapi seperti itulah seorang Selsa yang selalu masa bodoh dengan sekelilingnya.

Ia lalu berlalu dengan langkah lebar meninggalkan ruangannya menuju ke area parkir basement di mana mobilnya berada.

“ Kok sudah kembali, non Selsa ? Nggak jadi lembur ? “ tanya penjaga parkir.

“ Oh, iya pak. Ternyata saya di suruh ke lokasi syuting di daerah Bin****. “ jawab Selsa sembari meninggalkan senyuman manisnya.

“ Oh, hati – hati non. “ jawab si tukang parkir. Begitulah Selsa. Ia akan bersikap dingin dan enggan dengan orang – orang yang ia anggap mengusik hidupnya. Tapi ia akan berperilaku manis dengan orang – orang yang ia anggap baik.

Selsa menancap gas dan meninggalkan area gedung menuju tempat lokasi. Tiba – tiba jantungnya berdetak kencang mengingat jika dirinya di sana akan bertemu dengan ketua timnya yang semalam entah bagaimana ceritanya, Elyas membawanya sampai ke rumah.

.

.

.

“ Hai … hai semua …. Sorry gue terlambat. “ sapa Selsa ke kru yang sedang syuting. Nampak syuting sudah berjalan. Dan Elyas nampak berdiri di samping kameramen sambil menyaksikan proses syuting.

Mendengar suara Selsa , para kru, juga Elyas menoleh ke sumber suara.

“ Hai juga mbak Selsa. “ sahut beberapa kru.

“ Maaf, mas Elyas aku terlambat. “ ucapnya sedikit canggung ke Elyas. Entah kenapa, ia selalu di buat kaku jika berhadapan dengan Elyas.

Elyas mengangguk. “ Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. “ ucapnya dengan nada suara datar.

Selsa memilih mengacuhkan Elyas. Itu untuk kebaikan dan kesehatan jantungnya. Ia melangkah mendekati sutradara iklan yang berada di dekat kameramen juga.

“ Bagaimana, bang Igo ? Sudah sampai mana ? “ tanya Selsa. Dan setelahnya Igo menjelaskan proses yang sudah di jalankan.

Selsa manggut – manggut sambil mendengarkan dan menyimak perkataan Igo. “ Hari ini harus selesai kan bang, syutingnya ? “ tanya Selsa was – was. Pasalnya, klien meminta esok hari iklan itu sudah siap di gelar untuk presentasi.

“ Kamu bantu lah. Biar cepet selesai. “ canda Igo.

“ Iya, gue bantu doa deh. “ jawab Selsa.

Lalu proses syuting kembali berjalan. Sesekali Selsa ikut memandu dan mengarahkan gerakan artis yang syuting. Hingga sampai saat makan siang pun, proses syuting itu baru berjalan separuhnya.

Karena hari sudah siang, maka Elyas meminta proses syuting untuk di hentikan dulu. Dan menyuruh semuanya untuk sekedar makan siang dan sholat.

“ Kita istirahat saja dulu. Sudah waktunya makan siang juga. “ ucapnya menghentikan Selsa dan Igo juga si kameramen membahas sesuatu. Mereka bertiga menileh, lalu sama – sama melihat ke pergelangan tangan masing – masing.

“ Ya udah bang, kita istirahat dulu. “ ajak Selsa. “ nanti kita lanjut lagi. “ lanjutnya.

“ Mau makan siang bareng ? “ tanya Ivan sang kameramen sambil menampilkan senyuman terindahnya.

“ Modus bae loe Van. “ seru Igo.

“ Siapa tahu bang, nyangkut di gadis secantik nona Selsa ini. “ sahut Ivan sambil cecengiran. Dan Igo hanya menggeleng – gelengkan kepalanya, bangkit dari tempat duduknya.

“ Tapi maaf Van, gue udah ada janji sama orang lain. “ sahut Selsa.

“ Ya udah deh. It’s oke. “ jawab Ivan dengan raut wajah kecewanya.

Selsa lalu berlalu dari hadapan Igo dan Ivan. Ia sedikit berlari karena mengejar seseorang.

“ Hai mas Elyas. Mau makan siang juga ya ? “ tanyanya berbasa – basi saat dirinya sudah melangkah tepat di samping Elyas.

“ Ha ? Iya ? “ Elyas nampak terkejut akan kehadiran Selsa di sebelahnya. Mata mereka sempat bersitubruk, tapi Elyas segera memalingkan pandangannya.

Sumpah demi Tuhan, melihat gaya berpakaian Selsa, pasti akan membuat para lelaki harus menahan syah watnya. Tapi entahlah dengan Elyas. Apa dirinya juga merasakan hal sama?

Saat ini, Selsa mengenakan celana hotpant santai dengan kaos kedodoran yang bagian lehernya meluber kemana – mana dengan tas kecil yang nyangkut di pundaknya. Kesan sek si selalu saja melekat dalam diri Selsa.

“ Mas Elyas mau makan siang ? “ tanyanya sekali lagi.

“ Oh, iya. “ jawab Elyas. Elyas sedikit melirik ke arah Selsa. Entah kenapa tiba – tiba ingatannya kembali ke kejadian semalam. Ia yang terpaksa memeluk tubuh di sampingnya itu agar tidak terjatuh.

“ Boleh nggak Selsa ikut makan siang bareng ? Selsa kan sendirian. Nggak enak banget kalau makan sendirian. “ keluh Selsa.

“ Bukannya tadi si Ivan ngajakin makan bareng ? dan kamu bilang, sudah ada janji. “ jawab Elyas masih terus berjalan.

“ Iya. Kan mau makan siang bareng mas Elyas. “ jawab Selsa. “ Boleh kan ? “

Elyas hanya mengendikkan bahunya menjawab pertanyaan Selsa. Apakah maksudnya ? Apa gue boleh makan siang bareng ? Atau gimana ? Nggak jelas banget sih jawabnya. Gerutu Selsa dalam hati.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Dwi Rustiana

Dwi Rustiana

q udah cus sini kakak jelang puasa baca yang adem2 dulu biar fresh 🤭🤭🤭

2023-03-21

2

Yulia Astutik

Yulia Astutik

lnjut sa

2023-03-20

2

Siti

Siti

semangat berjuang nona 💪💪💪💪

2023-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Surga dunia
2 Pagi menyebalkan
3 Marah
4 Bergosip
5 Ganteng
6 Karaokean
7 Tukiyem
8 Elyas
9 Mabuk
10 Makan siang bareng
11 Bakso rudal
12 Pencuri hati
13 Terlalu berani
14 Tukiyem
15 Nggak salah?
16 Datuk Maringgih
17 Terpaksa
18 Melamar
19 Mauidhoh hasanah
20 Mengganti baju
21 Posisi intim
22 Bahan gosipan
23 Nikahi putriku
24 Keputusan
25 Berat
26 Tidak pede
27 Melamar
28 Datuk Maringgih lagi
29 Lupa adalah solusi terbaik
30 Memilih cincin kawin
31 Menjelang pernikahan
32 Ijab Kabul
33 Masih galau
34 Mupeng
35 Pahit
36 Sederhana
37 Menantu
38 Berubahlah karena Allah
39 Takut khilaf
40 Dasar anak nakal
41 Panen ketela
42 Insiden
43 Protection
44 Hasil masakan
45 Jaring ikan
46 Ide dari otak me sum
47 Gagal total
48 Menjelang Ramadhan
49 Drama hari pertama puasa
50 Bakso granat
51 Kemana dia?
52 Kesal
53 Pelakor??
54 Tercubit
55 Jaring lele
56 Mirip Rani Mukherjee
57 Bertemu seseorang
58 Takbiran
59 Ciuman pertama
60 Lebaran Minal Aidin Wal Faidzin
61 Lebaran 2
62 Suasana haru
63 Cenut - cenut
64 Umi sakit
65 Proses
66 Lelenya nakal
67 Syuting
68 Syuting 2
69 Malam pertama yang tertunda
70 Ibadah rumah tangga
71 Bersyukur
72 Trauma
73 Ustadz juga manusia
74 Honeymoon
75 Drama-drama
76 Agak galau
77 Hati umi sakit
78 Menghindar
79 Mual
80 Pergi dari rumah
81 Positif
82 Curhat
83 Tahu sesuatu
84 Kesalahpahaman
85 Berantakan
86 Anak
87 Menyelesaikan
88 Tidur bersama
89 Jangan menangis
90 Bersama
91 Roy
92 Akhir
93 Novel baru ( Om Itu Suamiku )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Surga dunia
2
Pagi menyebalkan
3
Marah
4
Bergosip
5
Ganteng
6
Karaokean
7
Tukiyem
8
Elyas
9
Mabuk
10
Makan siang bareng
11
Bakso rudal
12
Pencuri hati
13
Terlalu berani
14
Tukiyem
15
Nggak salah?
16
Datuk Maringgih
17
Terpaksa
18
Melamar
19
Mauidhoh hasanah
20
Mengganti baju
21
Posisi intim
22
Bahan gosipan
23
Nikahi putriku
24
Keputusan
25
Berat
26
Tidak pede
27
Melamar
28
Datuk Maringgih lagi
29
Lupa adalah solusi terbaik
30
Memilih cincin kawin
31
Menjelang pernikahan
32
Ijab Kabul
33
Masih galau
34
Mupeng
35
Pahit
36
Sederhana
37
Menantu
38
Berubahlah karena Allah
39
Takut khilaf
40
Dasar anak nakal
41
Panen ketela
42
Insiden
43
Protection
44
Hasil masakan
45
Jaring ikan
46
Ide dari otak me sum
47
Gagal total
48
Menjelang Ramadhan
49
Drama hari pertama puasa
50
Bakso granat
51
Kemana dia?
52
Kesal
53
Pelakor??
54
Tercubit
55
Jaring lele
56
Mirip Rani Mukherjee
57
Bertemu seseorang
58
Takbiran
59
Ciuman pertama
60
Lebaran Minal Aidin Wal Faidzin
61
Lebaran 2
62
Suasana haru
63
Cenut - cenut
64
Umi sakit
65
Proses
66
Lelenya nakal
67
Syuting
68
Syuting 2
69
Malam pertama yang tertunda
70
Ibadah rumah tangga
71
Bersyukur
72
Trauma
73
Ustadz juga manusia
74
Honeymoon
75
Drama-drama
76
Agak galau
77
Hati umi sakit
78
Menghindar
79
Mual
80
Pergi dari rumah
81
Positif
82
Curhat
83
Tahu sesuatu
84
Kesalahpahaman
85
Berantakan
86
Anak
87
Menyelesaikan
88
Tidur bersama
89
Jangan menangis
90
Bersama
91
Roy
92
Akhir
93
Novel baru ( Om Itu Suamiku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!