DOSEN KILLER ITU CALON SUAMI KU
Celestia, mahasiswi jurusan sastra. Adelio, dosen muda yang dikenal killer oleh mahasiswa di Fakultas Bahasa Sastra. Celestia beberapa kali harus mengulang mata kuliah jika dosen yang mengajar mata kuliah itu adalah Pak Adelio. Bahkan saat skripsi pun, Celestia mendapatkan dosen pembimbing satu adalah pak Adelio. Celestia, merasa dipersulit oleh Pak Adelio.
Bagaimana cara Celestia menghadapi segala kesulitan dan permasalahan untuk mencapai kelulusan nya?
Temukan cerita selengkapnya di novel teen dengan judul.
DOSEN KILLER ITU CALON SUAMIKU
⭐⭐⭐⭐⭐
Di sebuah bangunan elit dan eksklusif, di mana di sana mahasiswa-mahasiswi menimba ilmu sesuai jurusan yang dipilih. Kegiatan belajar mengajar itu berlangsung dari pagi sampai sore.
Di sebuah ruangan khusus dosen jurusan, ada salah satu mahasiswi sedang menghadap dosennya. Mahasiswi itu bernama Celestia. Celestia salah satu mahasiswi jurusan sastra semester enam. Celestia saat ini sedang menghadap salah satu dosennya di bidang apresiasi sastra. Celestia terancam mendapatkan nilai D atau bahkan E jika Celestia tidak menghadap salah satu dosen sastra itu. Dosen itu dikenal killer oleh semua mahasiswa di jurusan bahasa dan sastra di Fakultas itu. Dosen itu sebenarnya masih sangat muda dan usianya mungkin tidak terpaut jauh berbeda dengan Celestia. Paling perbedaan usia antara dosen muda itu dengan Celestia sekitar lima tahunan. Dia sebut saja Pak Adelio.
Pak Adelio karena dinilai kolot oleh mahasiswa di Fakultas itu, menjadi sangat ditakuti para mahasiswa. Apalagi kalau pak Adelio sudah mengancam akan memberikan nilai D atau bahkan E, semua mahasiswa akan mencoba berbagai cara untuk mendekati pak Adelio untuk meminta maaf dan juga meminta tugas tambahan. Seperti sekarang ini, Celestia baru pertama kalinya terkena kasus dengan pak Adelio. Celestia dianggap tidak mengumpulkan tugas apresiasi sastra karena Celestia terlambat datang saat kuliah pagi hari ini. Padahal dari semalam, Celestia sampai begadang untuk membedah karya sastra melayu itu hingga selesai fajar. Sehingga tidak heran saat jam kuliah pagi itu, Celestia terlambat datang karena kesiangan.
"Ada apa lagi kamu? Bukankah sudah saya katakan kalau saya tidak mau menerima makalah dari kamu!? Dan kamu dianggap tidak membuat tugas kali ini," ucap pak Adelio.
Celestia rasanya ingin menangis saja saat mendengar laki-laki muda yang menjadi salah satu dosen nya di bidang sastra berujar seperti itu. Celestia kini kembali berusaha merayu dosen itu supaya bisa tergerak hatinya dan merubah kembali keputusannya untuk menerima tugas makalah nya.
"Tolonglah, pak! Tugas makalah itu baru saya bikin tadi malam dan bahkan saya sampai begadang. Hingga saya bangun kesiangan. Jadi saya terlambat masuk ke kelas bapak, pak!" Celestia berusaha beralasan.
"Hem, itu masalah anda yah! Bahkan saya sudah memberikan tugas makalah itu sejak tiga minggu yang lalu. Kenapa baru tadi malam, anda membuatnya? Itu tanda nya anda kurang disiplin dan menyepelekan tugas anda sebagai mahasiswa. Sekarang keluarlah! Saya tidak mau mendengar alasan apapun dari anda," ucap pak Adelio.
"Pak Adelio!! Tolong pak!! Saya tidak mau nilai. apresiasi sastra saya jelek dan harus mengulang kembali tahun depan," sahut Celestia.
"Itu bukan lagi urusan saya!" ucap pak Adelio.
"Pak Adelio mau apa? Mau uang? Mau rokok? Atau mau saya belikan makanan kesukaan bapak?" sahut Celestia seraya lebih mendekat ke tempat duduk pak Adelio. Pak Adelio yang mendengar ucapan Celestia tiba-tiba bola matanya berubah menjadi melotot tajam. Bahkan bola mata Pak Adelio itu membulat sempurna dan hampir lepas dari sana.
"Apa kamu bilang? Kamu mencoba menyogok saya?" sahut Pak Adelio seraya berdiri dan menggebrak meja nya. Celestia yang duduk di kursi depannya sangat takut dan nyalinya menjadi menciut. Celestia menundukkan kepalanya. Lalu serta merta menangis tersedu-sedu.
"Pak Adelio jahat! Bahkan saya sudah berusaha berniat baik pada pak Adelio. Tapi nyatanya pak Adelio malah menganggap saya ingin menyogok bapak. Apa yang harus saya lakukan, pak? Supaya bisa menebus kesalahan saya? Dan bapak menerima hasil tugas makalah saya ini," ucap Celestia.
Pak Adelio yang melihat Celestia menangis di ruangan nya jadi khawatir dan panik. Tentu saja Pak Adelio takut suara tangisan Celestia terdengar di ruangan dosen yang lain.
"Oke, oke diam lah kamu! Jangan menangis di depan ku! Aku paling tidak suka melihat wanita menangis!" kata Pak Adelio yang sudah gemas karena melihat Celestia menangis seperti anak kecil. Bahkan Pak Adelio sudah tidak menggunakan kata yang sopan dengan kata 'Saya' dan 'Anda' melainkan dengan kata 'Aku' dan 'Kamu'.
"Saya akan tetap menangis sampai Pak Adelio mau menerima tugas makalah ini dan tetap memberikan nilai yang baik untuk saya. Sehingga saya tidak perlu mengulang lagi tahun depan," ucap Celestia dengan tetap menangis seperti anak kecil.
"Oke, oke! Tenang dan jangan menangis! Baiklah, saya akan menerima hasil makalah anda. Tetapi ada syaratnya," kata Pak Adelio. Celestia mengangkat kepalanya dan mendongak melihat ke bola mata Pak Adelio.
"Apa syarat nya, pak?" sahut Celestia.
"Hem, itu sih jika anda mau yah?" kata Pak Adelio.
"Saya mau pak?" sahut Celestia tanpa memikirkan apa itu syarat nya.
"Syaratnya, besok pagi sebelum jam pertama kuliah, kamu harus membacakan puisi pernyataan cinta untuk saya di depan ruangan dosen. Dan puisi itu ditujukan khusus untuk saya. Ingat! Semua yang anda lakukan tanpa ada unsur paksaan," ucap Pak Adelio.
"Hah??" ucap Celestia terkejut.
Pak Adelio tersenyum sinis. Pak Adelio yakin dan beranggapan kalau Celestia pasti tidak akan melakukan tindakan bodoh dan memalukan itu. Apalagi Celestia akan membuat puisi cinta yang diperuntukkan pada dirinya.
"Pak Adelio!? Anda yakin menyuruh saya seperti itu? Apakah pak Adelio tidak malu jika saya berani melakukannya?" ucap Celestia.
"Kenapa saya harus malu? Justru anda yang seharusnya malu jika melakukan itu. Apalagi dengan terang-terangan menyatakan cinta pada seorang dosen muda seperti saya yang disaksikan banyak mahasiswa dan juga dosen di sini," sahut pak Adelio.
"Tapi saya melakukan itu karena sebuah alasan dan bukanlah sebuah kenyataan bahwasanya saya benar-benar mengungkapkan cinta pada bapak," kata Celestia.
"Mereka tidak tahu alasan itu! Yang mereka tahu bahwa kamu sudah berani menyatakan cinta pada saya," ucap pak Adelio.
"Demi sebuah nilai, saya berani melakukan itu pak!?" kata Celestia akhirnya. Pak Adelio menyipitkan matanya melihat Celestia tidak percaya.
"Oke, baiklah! Buktikan kalau kamu berani melakukan tantangan dari saya. Dan satu lagi! Saya tidak mau melihat kamu menangis ketika semua mahasiswa dan juga dosen menertawakan kamu dan menganggap kamu seperti orang gila!!" ucap pak Adelio.
"Beri saya nilai A jika saya melakukan itu dengan baik," sahut Celestia.
"Tentu saja!" ucap pak Adelio.
"Aku akan membuat puisi cinta untuk anda pak Adelio. Aku pastikan, semua mahasiswa dan dosen yang membaca puisi ku akan menjadi baper dan akan memaksa pak Adelio untuk membalas puisi ku. Pasti ini lebih seru. Enak saja dosen ini ingin membuat aku malu. Aku pun juga bisa membuat dia malu juga dihadapan mahasiswa dan juga dosen yang lain," batin Celestia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
👑Meylani Putri Putti
hadirun
2023-04-28
2