Di jam mata kuliah pak Adelio. Kini mahasiswa yang harus kembali membacakan puisi sudah bersiap-siap tampil termasuk Raja. Raja yang merasa sudah menjadi pacar dari Celestia duduknya tidak jauh dari Celestia.
Diam-diam Pak Adelio memperhatikan Raja yang sering kali menengok ke arah Celestia. Pak Adelio mendengus kesal melihat Raja suka curi-curi pandang terhadap Celestia. Hingga Pak Adelio memanggil nama Raja untuk tampil membacakan puisi hasil karyanya di depan mahasiswa lainnya.
Dengan penuh percaya diri, Raja menunjukkan kepiawaian nya dalam membaca puisi. Setelah diajari oleh Celestia bagaimana cara membaca puisi yang baik dengan penuh penghayatan, Raja mempraktikkan nya dengan totalitas.
Saat membaca puisi itu Raja selalu tertuju pada Celestia. Seolah puisinya ditujukan pada Celestia. Pak Adelio tentu sangat menyadari hal itu. Namun tetap memperhatikan Raja dan menilainya. Sampai akhirnya Raja selesai membaca puisi nya hingga tepukan tangan dari semua teman-teman nya memberikan apresiasi terhadap Raja.
"Lumayan!! Itu cukup baik daripada kemarin! Tolong berikutnya lebih ditingkatkan kembali. Karena kalian akan menjadi contoh bagi beberapa orang yang tidak paham akan bagaimana mengekspresikan sebuah puisi itu.
" Siap, pak Adelio! Mohon bimbingan nya, pak!?" sahut Raja dengan rendah hati.
Berikutnya kembali pak Adelio memanggil beberapa nama mahasiswa yang belum tampil hari itu. Semua mahasiswa yang harus kembali mengulang membacakan puisi hasil karya nya mendapatkan giliran maju ke depan.
Sampai akhirnya jam mata kuliah itu berakhir dan semua mahasiswa yang berada di ruangan itu menghambur ke luar ruangan. Demikian juga dengan Celestia dan juga Raja. Caca pun ikut keluar dari ruangan itu mengejar Celestia yang berjalan bersama dengan Raja.
"Hem begitu yah kalau sudah berpacaran? Dunia jadi milik berdua dan melupakan aku," protes Caca.
"Eh Caca!?" sahut Celestia sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Gitu saja ngambek, Ca!" kata Raja.
"Gara-gara kamu sih, aku jadi tersingkir dari Celestia. Celestia jadi kamu monopoli," protes Caca.
"Hahaha, ya sudah sini gabung dengan kami," sahut Raja.
"Iya Caca! Kami gak sedang pacaran kok!" ucap Celestia. Caca menjulurkan lidahnya ke arah Celestia.
Tiba-tiba saja datang mendekat Fina ke arah Caca, Celestia dan juga Raja.
"Tia! Kamu dipanggil pak Adelio di ruangannya!?" kata Fina. Celestia mengerutkan dahinya mendengar perintah itu. Caca dan Raja saling berpandangan lalu kini keduanya tertuju pada Celestia.
"Ya sudah, sana ke ruangan pak Adelio. Kamu dipanggil tuh sama pak dosen ganteng itu. Tapi ganteng juga aku," ucap Raja.
"Eh?? Tapi kenapa pak Adelio memanggil ku?" gumam Celestia.
"Mungkin pak Adelio mau minta tolong dengan kamu, Tia!" sahut Caca.
"Mungkin saja!?" kata Celestia.
"Kamu cepat ke ruangan pak Adelio yah, Tia! Jangan sampai tidak!? Nanti dikira aku tidak menyampaikannya," ucap Fina.
"Baiklah! Ini aku akan segera ke ruangan pak Adelio," sahut Celestia.
"Raja, Caca! Aku menemui pak Adelio dulu yah," kata Celestia.
"Oke, aku tunggu di sini yah say!?" sahut Raja. Celestia tersenyum lebar menunjukkan gigi nya yang berderet putih rapi.
*****
"Jadi kamu sudah jadian atau berpacaran dengan Raja?!" tanya Pak Adelio.
Sukses pertanyaan dari dosen muda dan dikenal killer itu membuat Celestia terkejut. Celestia pikir dia disuruh datang ke ruangan pak Adelio ada sesuatu yang penting. Ternyata pertanyaan itulah sebagai awal dari percakapan pak Adelio dengan Celestia.
"Eh, em, pak Adelio mengetahui dari siapa?" sahut Celestia.
"Bukannya bukanlah sudah tidak rahasia lagi? Bahkan Raja dengan terang-terangan menunjukkan bahwa kamu adalah pacarnya," kata pak Adelio seperti menunjukkan rasa cemburu nya. Celestia menyipitkan bola matanya.
"Raja terlalu memaksa saya untuk menjadi pacarnya. Raja tidak ingin jika saya menolak nya," ucap Celestia.
"Kalau begitu, aku juga ingin memaksa kamu!? Dua minggu dari sekarang aku akan mengajak kamu untuk bertunangan. Bagaimana? Apakah kamu mau? Mau dong!?" kata pak Adelio.
"Hah??" Celestia membulat bola matanya dengan sempurna.
"Pak Adelio!? Jangan bercanda dong! Ini tidak lucu pak Adelio!?" sambung Celestia.
"Tidak! Bahkan aku sudah lebih dahulu mengatakan nya pada kamu sebelum Raja mengajak kamu untuk berpacaran. Kamu lupa? Aku tidak sedang membual dan bermain-main soal ini, Tia!?" sahut pak Adelio.
Celestia diam seribu bahasa. Dia menjadi bimbang. Kenapa pak Adelio kembali mengajaknya untuk bertunangan. Benar, hal itu sudah ia utarakan saat pak Adelio mengajaknya seminar di luar kota itu. Dan ternyata pak Adelio kembali mengajak Celestia untuk bertunangan. Bagaimana dengan Raja jika mengetahui soal ini. Dan bagaimana teman-teman mahasiswa nya mengetahui bahwasanya dirinya akan bertunangan dengan pak Adelio secara tiba-tiba tanpa adanya proses berpacaran.
"Kamu harus putus dengan Raja hari ini atau besok! Aku tidak ingin kamu berpacaran dengan Raja. Atau aku akan memberikan nilai pengkajian puisi yang terburuk untuk Raja. Mungkin nilai E cocok untuk Raja supaya dia harus mengulanginya lagi di semester tahun depan," kata pak Adelio dengan ancamannya.
"Hah, apa?? Pak Adelio, jangan lakukan itu pak! Kasihan jika Raja harus kembali mengulang mata kuliah pengkajian puisi. Sedangkan Raja sudah menampilkan puisi nya dengan baik," protes Celestia.
"Putusin Raja atau teman kamu itu harus mengulangi mata kuliah pengkajian puisi itu tahun depan. Titik!?" sahut Pak Adelio penuh penekanan. Celestia menggaruk kepalanya yang tidak gatal mendengar perintah yang penuh dengan ancaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments