BAB 5

"Jadi ini calon istri kamu kah, Adelio?!?" tanya bunda Jelita ibu kandung nya Adelio.

"Benar bunda! Ini Celestia, bunda! Celestia, ini bundaku yang sudah melahirkan aku," ucap Adelio. Celestia tersenyum seraya bersalaman dengan bunda Jelita dengan mencium punggung tangannya. Bunda Jelita tentu saja merasa senang bisa berkenalan dengan calon menantunya.

Celestia tentu saja terkejut dengan pertanyaan dari seorang wanita yang sudah setengah baya. Keterkejutan itu semakin bertambah setelah Adelio menjawab pertanyaan bunda Jelita itu dengan membenarkan semua nya. Celestia sesaat hanya diam dan mengikuti alur cerita yang dibuat oleh Pak Adelio. Tentu saja hal itu adalah kebohongan hakiki yang diciptakan oleh Adelio. Bahkan hubungan Pak Adelio dan Celestia hanyalah mahasiswi dan dosen saja. Tidak lebih dari itu.

Adelio sudah tidak memiliki ayah karena baru satu tahun ini ayahnya meninggal dunia karena serangan jantung. Kini Adelio tinggal bersama bunda Jelita yang dulunya juga seorang dosen. Sekarang bunda Jelita sudah pensiun dari dosen. Sedangkan almarhum ayahnya dulu pensiunan angkatan Darat.

"Adelio, ayo kita makan dulu bersama-sama. Ajak calon istri kamu itu juga. Siapa tadi namanya, bunda lupa," kata bunda Jelita.

"Celestia, bunda!" sahut Adelio seraya menarik lengan Celestia supaya duduk di dekatnya.

"Oh iya, Celestia! Ayo nak, kamu harus terbiasa di rumah ini. Dan kamu juga harus paham makanan kesukaan Adelia. Nah, semua hasil masakan di atas meja ini, kebetulan kesukaan Adelio semuanya. Hari ini bunda sengaja memasak banyak untuk Adelio dan calon istri nya," ucap bunda Jelita panjang lebar.

Celestia untuk kesekian kalinya dibuat spot jantung oleh Adelio karena Adelio dengan berani menyentuh lengannya saat menyuruhnya duduk di dekatnya.

"Kamu benar-benar sangat pintar sekali memilih calon istri, Adelio. Celestia sangat cantik sekali," puji bunda Jelita.

Celestia tiba-tiba menjadi merona wajahnya. Kini dia melihat Adelio dan bunda Jelita secara bergantian. Kini Adelio mulai mengambilkan piring untuk Celestia lalu memberikan nasi dan juga lauk pauk beserta sayur-sayuran hasil. olahan bunda nya. Celestia benar-benar dibuat terpana dengan perhatian Adelio. Mungkin saja pak Adelio ini tipe laki-laki yang sangat menyayangi kekasihnya. Ini sangat berbeda sekali saat memposisikan dirinya menjadi dosen nya di kampus yang terlihat galak dan tegas. Dan sekarang pak Adelio terlihat sangat lembut, penyayang dan juga perhatian.

"Sayang, kamu harus makan yang banyak dan ini dihabiskan yah makanan di piring kamu. Kamu harus menghargai bunda sudah memasak khusus untuk kita hari ini!? Coba dicicipi! Aku pastikan kamu bakal ketagihan dan mau tambah lagi!" ucap Adelio.

Belum juga Celestia mengatur irama jantung nya yang berdetak kencang dan seperti sedang berlari maraton karena terkejut, kini ditambah lagi Adelio dengan kata-kata 'sayang' untuk dirinya. Celestia akhirnya mau tidak mau membalasnya dengan kata yang lebih romantis.

"Terimakasih sayang!? Tentu saja, saya akan menghabiskan makanan di piring ini. Bunda, terimakasih untuk semuanya. Lain kali, gantian saya yang akan memasak untuk bunda," ucap Celestia. Bunda Jelita yang mendengar ucapan Celestia tersenyum lebar.

"Wah, selain cantik kamu ternyata pandai memasak juga yah, nak!? Wah beruntung sekali Adelia bertemu dengan kamu, nak!?" sahut bunda Jelita.

"Celestia ini juga pinter masak, bun! Karena sudah terbiasa hidup merantau, jauh dengan orang tua nya. Di sini Celestia masih nge kost, bunda!?" ucap Adelio.

"Loh, jadi sebenarnya kamu asli mana, nak!?" sahut bunda Jelita.

"Saya orang Solo, bunda!" jawab Celestia.

"Oh walah, orang Jawa yah!?" sahut bunda Jelita.

"Celestia ini seorang guru bidang studi bahasa Indonesia, bunda!? Celestia mengajar di sekolah menengah pertama di salah satu sekolah negeri di kota ini," sambung Adelio. Celestia tiba-tiba saja menjadi tersedak saat mendengar apa yang dikatakan oleh Adelio.

"Uhuk uhuk!!" Celestia tiba-tiba saja semakin geram atas kebohongan yang diciptakan oleh Adelio.

"Eh, ini minum dulu, sayang!? Pelan-pelan dong, makannya. Pasti karena terlalu bersemangat menikmati makanan bunda yah, jadi buru-buru ingin menghabiskan nya," kata Adelio tanpa filter.

"Jadi, di sini kamu masih nge kost yah, nak?! Adelio, kenapa Celestia tidak kita ajak tinggal di rumah ini saja. Biar ramai juga rumah ini dan bunda jadi punya teman selain kamu, Adelio," ucap bunda Jelita. Sukses perkataan bunda Jelita membuat mata Celestia melebar dengan sempurna.

"Jangan dong bun! Apa kata tetangga kita nanti. Nanti kalau aku sudah melamar dan menikah dengan Celestia, baru Celestia aku boyong ke rumah ini, tinggal bersama dengan kita," kata Adelio.

Mereka saat ini masuk obrolan yang panjang dan lebar. Beberapa kali Celestia dibuat terkejut dengan semua kebohongan yang diciptakan oleh Adelio pada bunda nya. Celestia tidak menduga jika dirinya dikenalkan pada bunda Jelita sebagai kekasih dan calon istri Adelio. Bahkan sebelumnya Adelio tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dengan Celestia.

*****

"Terimakasih, yah!? Kamu sudah mau menolong ku," kata Adelio saat mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Adelio kini ingin mengantar Celestia kembali ke tempat kost nya.

"Kenapa harus berbohong, pak?! Jika bapak belum menemukan calon istri atau pendamping yang tepat untuk bapak," sahut Celestia.

"Bunda sudah mendesak ku berkali-kali supaya aku segera menikah. Dan bunda minta di kenalkan dengan yang akan menjadi istriku. Kalau aku berkata jujur, bahwasanya aku belum memiliki calon istri bahkan seorang kekasih, bunda akan menjodohkan aku dengan seorang wanita dari putri sahabat bunda dulu. Sedangkan aku tidak mau dijodoh-jodohkan dengan wanita yang tidak aku sukai," jelas Adelio.

"Hem, pak Adelio kan tampan, menawan dan juga sudah mapan. Pasti banyak wanita yang menyukai Anda, pak Adelio!? Pasti pak Adelio sangat pemilih dan idealis untuk menentukan calon istri. Apakah belum ada yang cocok wanita wanita yang mendekati anda, pak Adelio?!" ucap Celestia.

"Hahahaha apakah kamu termasuk salah satu wanita yang tertarik dengan aku?" sahut Adelio.

"Eh??" Celestia tiba-tiba memerah wajahnya mendengar ucapan Adelio yang menyudutkan nya.

Adelio terkekeh melihat wajah Celestia yang merona wajahnya.

"Untuk sementara ini, jika bunda ingin bertemu dan menanyakan kamu, aku akan kembali minta tolong pada kamu, yah!? Aku janji dan pastikan nilai mata kuliah yang aku ajar dan kamu mengambilnya, semuanya akan aku beri nilai A untuk kamu, Celestia," kata Adelio.

"Wah, itu kesepakatan yang menarik pak Adelio!?" sahut Celestia. Adelio tersenyum lega karena permasalahan nya dengan bunda nya sementara waktu bisa di atasi oleh nya.

"Tapi, kamu sendiri belum punya pacar kan?" tanya Adelio tiba-tiba.

"Eh??" bola mata Celestia melebar mendengar pertanyaan dosen muda nya itu.

Terpopuler

Comments

salamah@dede

salamah@dede

segitunya pa..... ke ibu sendiri sempe di boonk'n.
kwualat nnti, yah...

2023-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!