"Raja, lebih baik kita berteman saja yah!? Kita tidak usah berpacaran lagi," ucap Celestia setelah Raja bertandang di tempat kost Celestia selepas magrib di malam sabtu.
"Kenapa Celestia? Kok kamu tiba-tiba saja bicara seperti itu? Apakah aku telah melakukan kesalahan?" sahut Raja.
"Tidak, Raja! Sepertinya lebih baik kita tidak perlu berpacaran lagi dan kita berteman saja. Bukankah kalau kita berteman itu lebih bebas dan tidak ada sesuatu yang bisa membuat kita bertengkar. Atau mungkin saja kamu bisa bebas berhubungan dengan teman-teman kita yang cewek-cewek itu. Demikian juga halnya dengan ku. Kita tidak saling cemburu gitu," kata Celestia dengan alasannya.
"Celestia, kita berpacaran masih boleh kok berteman dengan siapa saja. Aku tidak akan melarang kamu, Tia. Aku tidak akan cemburu kok. Karena aku yakin dan percaya kalau kamu pasti tipe pacar yang setia dengan pasangan nya. Kamu jangan buat alasan dong supaya meminta kita putus hubungan," ucap Raja.
"Raja tolonglah! Biarkan aku dan kamu seperti dulu berteman saja. Itu malah enak dan rasanya lebih enjoy," kata Celestia.
"Ada apa dengan kamu sih? Sudahlah, Tia! Kita berpacaran dan aku tetap tidak akan macam-macam kok dengan kamu. Kita berpacaran hanya untuk saling mengenal dan lebih dekat. Kita belajar menyayangi dan menghargai saja serta memupuk rasa cinta itu. Kamu tahu, Celestia!? Aku duduk dekat dengan kamu seperti ini saja sudah senangnya minta ampun. Rasanya begitu adem jika sudah ketemu dengan kamu," kata Raja. Celestia tersenyum mendengar ucapan Raja.
"Tapi Raja!? Aku tidak ingin gara-gara aku, kamu ..." ucap Celestia. Raja menyipitkan bola matanya menatap ke arah Celestia.
"Hai, ada apa? Ayo katakan padaku dengan jujur? Sebenarnya ada apa, Tia? Pasti ada seseorang yang mengancam kamu atau kamu mengkhawatirkan aku kah? Wah, itu artinya sebenarnya kamu benar-benar menyayangi ku. Kamu tidak ingin aku kenapa-kenapa jika sudah berpacaran dengan kamu," ucap Raja.
"Benar! Dan aku tidak ingin saat berpacaran dengan ku, kamu jadi dirugikan oleh sesuatu hal," kata Celestia. Raja mengerutkan dahinya.
"Kenapa? Apakah semuanya gara-gara pak Adelio? Apakah pak Adelio sudah mengancam kamu, Tia? Katakan Tia?! Aku tidak pernah takut dengan ancaman pak Adelio," ujar Raja.
"Tapi aku yang takut, Raja!?" sahut Celestia.
"Oh, jadi benar semuanya gara-gara pak Adelio? Kamu disuruh putus dengan ku? Kenapa? Apakah kamu sebenarnya menyukai pak Adelio?" kata Raja.
"Raja?!" gumam Celestia.
"Pokok nya aku tidak mau putus! Biarpun pak Adelio akan memberikan ku nilai E atau D sekalipun, aku tidak akan takut dengan ancamannya," kata Raja.
"Tapi aku takut, Raja. Kamu bisa mengulang lagi di tahun depan. Ini sangat merugikan kamu dong!? Kita lebih baik putus saja Raja," ucap Celestia.
"Tidak!! Aku tidak mau!! Celestia!! Percaya dengan ku yah! Pokoknya apapun yang terjadi, aku tidak ingin kamu diancam oleh pak Adelio," kata Raja.
"Tapi Raja!?" sahut Celestia. Celestia bingung jika ancaman pak Adelio benar-benar dia lakukan pada Raja jika dia tidak putus dengan Raja dan menerima pertunangan nya.
"Raja, sebenarnya pak Adelio ingin mengajakku bertunangan. Bahkan pak Adelio sudah mengatakan nya sebelum kita jadian dan berpacaran," kata Celestia.
"Sudah aku duga! Ternyata itu!? Dia sudah sangat ngebet ingin kawin rupanya sehingga mau memaksa kamu untuk menjadi calon istrinya? Benar-benar yah pak Adelio ini?" ucap Raja.
"Raja, lebih baik kita putus saja yah! Toh nanti kalau kita berjodoh suatu hari akan kembali bersatu," kata Celestia.
"Tidak!! Aku tidak akan melepaskan kamu saat sudah ada digenggaman ku, " sahut Raja pada akhirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments