"Pak Adelio?? Kok, bapak di sini sih?" tanya Celestia saat bertemu dengan pak Adelio di kantor cabang pengurus kemahasiswaan bersama dengan Raja. Raja jadi ikut bengong melihat dan bertemu dosennya di sana.
"Aku ada sedikit kepentingan sama kamu. Jadi, aku langsung ke sini setelah tadi teman kost mu bilang kalau kamu ada rapat di tempat ini," kata pak Adelio. Celestia yang sedang duduk bersama dengan Raja menyipitkan bola matanya heran.
"Ada apa yah, pak?! Apakah sangat penting sehingga pak Adelio sampai bela-belain datang kemari mencari saya?" tanya Celestia.
"Aku tidak bisa menjelaskannya di sini. Apakah kamu sudah selesai rapat nya?" tanya pak Adelio. Celestia melihat ke arah Raja dan pak Adelio secara bergantian. Celestia bingung, sedangkan rapat malam itu belum juga dimulai karena masih menunggu beberapa pengurus komisariat banyak yang belum datang ke kantor cabang. Akhirnya Raja menyela pertanyaan dari Pak Adelio.
"Tia, kamu boleh pergi dulu dan tidak ikut rapat malam ini. Jika memang ada urusan yang penting dan tidak bisa ditunda lagi. Apalagi pak Adelio sampai kemari, itu artinya benar- benar penting," ucap Raja.
"Terimakasih banyak atas pengertian nya. Celestia, ayo bisa ikut aku sekarang?!" sahut pak Adelio. Celestia kembali ragu-ragu seraya menatap ke arah Raja.
"Bagaimana ini Raja? Kamu yakin, aku tinggal?" tanya Celestia.
"Iya, tidak apa-apa!? Daripada nilai sastra ku jadi dikasih C atau D oleh dosen killer ini. Bisa repot nanti aku," bisik Raja seraya mendekat ke telinga Celestia. Celestia nyengir kuda saat mendengar Raja membisikkan pelan kalimat itu ditelinga nya. Pak Adelio sudah berjalan menunggu di dalam mobilnya sampai klakson mobilnya dibunyikan nya.
"Eh?? Raja, aku pergi dulu yah!? Itu dosen muda kalau tidak diikuti bisa rusak nilai sastra kita," kata Celestia seraya menyambar tasnya dan bergegas menuju ke mobil pak Adelio yang sudah hidup mesinnya. Raja hanya menaikan dua bahunya melihat Celestia berjalan meninggalkan dirinya.
"Sepertinya dosen muda itu sudah mulai menyukai Celestia dan berusaha mengikat nya. Celestia yang polos dan lugu tidak menyadari hal itu," gumam Raja seraya tersenyum saja melihat mobil pak Adelio sudah mulai meninggalkan tempat itu dengan menculik Celestia darinya malam ini.
*****
"Sebenarnya, ada kepentingan apa dengan saya, pak Adelio? Bukannya seharusnya pak Adelio sudah berangkat ke luar kota untuk menghadiri seminar besok pagi?" tanya Celestia. Kini mereka sudah berada di dalam mobil. Pak Adelio sudah menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Acara seminar nya besok pagi, Tia! Ini aku akan mengajak kamu ke luar kota untuk menemani ku?" ucap Pak Adelio tanpa dosa.
"What??" sahut Celestia dengan bola mata yang membulat dengan sempurna. Pak Adelio malah nyengir kuda melihat ekspresi terkejut Celestia.
"Ya Tuhan!? Kenapa saya harus berurusan dengan anda pak Adelio? Saya juga punya urusan sendiri. Tidak hanya menuruti permintaan dari pak Adelio. Ini sudah melewati batas pak. Sedangkan kita bukan saudara dan juga bukan pasangan kekasih. Astaga, bisa gila saya kalau seperti ini terus menerus," omel Celestia.
"Loh, bukannya kita sudah resmi menjadi pasangan kekasih? Bahkan bundaku sudah menyetujui hubungan kita, Tia," sahut Pak Adelio.
"What?! Oh no!? Ingat pak Adelio yang terhormat! Bukannya kita hanya berpura-pura saja. Kenapa tiba-tiba menjadi serius seperti ini sih?" protes Celestia.
"Itu kan kemarin-kemarin kita hanya pura-pura saja. Tapi mulai sekarang, kita serius menjalin hubungan. Bukannya aku dan kamu belum punya kekasih?" kata pak Adelio sambil tetap menjalankan mobilnya.
"Pak Adelio salah! Saya sudah punya pacar. Dan pacar saya adalah Raja. Raja itu pacar saya, pak!? Pak Adelio jangan memaksa dong! Ini tidak dibenarkan dalam Pancasila terutama sila ke empat," ucap Celestia. Celestia terpaksa berbohong dengan mengaku bahwa Raja adalah pacarnya.
"Hem Raja?! Sepertinya kamu dengan Raja hanya teman biasa. Aku tidak percaya!?" kata pak Adelio.
"Haduh, stop pak!? Biar saya turun di sini saja! Saya tidak mau ikut pak Adelio ke luar kota. Lagipula apa yang akan saya lakukan di sana sedangkan saya tidak menjadi pemateri dalam seminar itu," ucap Celestia panik. Sedangkan dirinya pun tidak membawa pakaian ganti.
Pak Adelio tetap cuek menyetir mobilnya tanpa menghiraukan Celestia mengomel tidak jelas. Sampai akhirnya Pak Adelio menghentikan mobilnya sebentar untuk mengambil cemilan di kursi belakang dan memberikan pada Celestia.
"Daripada kamu ngomel-ngomel seperti itu, lebih baik kamu makan snack saja. Oke?" ucap pak Adelio seraya menyodorkan tas belanjaan yang berisi snack penuh di dalamnya. Celestia kini mulai sibuk mengunyah makanan ringan itu. Pak Adelio tersenyum geli melihat tingkah lucu Celestia yang mengunyah makanan ringan darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments