"Ini puisi untuk anda, pak Adelio!" teriak Celestia pagi itu.
Dengan menghilangkan rasa gemetaran di kedua kaki dan juga tangannya karena nervous, Celestia memberanikan dirinya membacakan puisi cinta khusus untuk dosen killer itu yaitu pak Adelio. Semua Celestia lakukan demi mendapatkan nilai yang baik dan juga pak Adelio mau menerima hasil makalah yang sudah ia kerjakan.
Celestia saat ini ditonton banyak mahasiswa di Fakultas itu. Celestia sudah tidak perduli lagi dengan semua pasang mata yang menatap dirinya dengan pandangan merendahkan dirinya. Seorang wanita dinilai benar-benar sudah nekat ketika berani mengatakan cinta pada seorang pria. Apalagi ini seorang mahasiswi menyatakan cinta pada dosennya sendiri.
Celestia membaca puisi dari Jalaluddin Rumi dengan lantang sebelum membacakan puisi cinta hasil karyanya sendiri.
Aku memilih mencintai mu dalam diam
Karena dalam diam tak akan ada penolakan
Aku memilih mencintai mu dalam kesepian
Karena dalam kesepian tidak ada orang lain yang memiliki mu kecuali aku
Aku memilih memujamu dari kejauhan
Karena kejauhan melindungi ku dari rasa suka
Aku memilih mencium mu dalam angin
bukankah bibirku juga akan merasakan kelembutan demi angin?
Aku memilih memiliki mu dalam mimpi
Karena dalam mimpi kamu tidak akan pernah mati
(Jalaluddin Rumi, Cinta dalam Diam)
"Ada apa dengan Celestia, sih? Apa dia sudah sinting? Apa benar Celestia selama ini menyukai dosen tampan muda itu?" ucap salah satu mahasiswi satu jurusan dengan Celestia.
"Entahlah! Aku rasa itu karena kemarin pak Adelio menolak lembaran tugas makalah dari Celestia karena Celestia terlambat masuk ke kelas. Sedangkan kuliah pagi oleh pak Adelio sudah dimulai," sahut teman mahasiswi yang lain.
Kembali Celestia membacakan puisi hasil karya nya sendiri. Pak Adelio belum juga keluar dari dalam ruangan dosen. Padahal suasana mulai gaduh karena ulah Celestia. Bahkan mahasiswa dari jurusan lain seperti jurusan bahasa Inggris ikut melihat aksi nekat Celestia. Celestia seperti tontonan topeng monyet yang dikerumuni banyak mahasiswa dan dosen.
"Cukup besar nyali gadis itu! Aku salut, mentalnya kuat dan cukup berani membacakan puisi cinta untuk seorang dosen di depan teman-teman mahasiswa nya beserta dosen-dosen fakultas," ucap salah satu dosen yang memperhatikan Celestia.
"Benar, bu!? Tapi apakah pak Adelio tidak mau keluar setelah salah satu mahasiswi nya nekat melakukan aksi membaca puisi cinta seperti ini?" sahut dosen yang lain.
"Saya pikir, pak Adelio masih di dalam ruangan nya sedang mengatur irama jantung nya karena tiba-tiba ada seorang wanita menyatakan cinta terhadap pak Adelio," kata dosen wanita itu.
"Hehehe, pak Adelio sudah cukup umur untuk melepaskan masa lajang nya. Apakah Pak Adelio berminat dengan salah satu mahasiswi nya untuk dijadikan pendamping hidup nya," ucap dosen laki-laki itu.
"Nah, kita lihat saja pertunjukan pagi ini. Siapa tahu memang mahasiswi ini melakukan aksi konyol itu lantaran di suruh oleh Pak Adelio sendiri. Mengingat pak Adelio seorang dosen sastra," kata dosen wanita itu.
"Anak muda sekarang memang nekat dan cukup pemberani! Saya benar-benar salut dengan semangat mahasiswi itu," sahut dosen laki-laki itu.
"Dia Celestia Belinda," ucap dosen wanita itu.
Celestia kembali membaca puisi cinta hasil karya nya. Sedangkan mahasiswa dan dosen masih melihat pertunjukan gratis pagi hari itu.
"Pak Adelio!! Aku mencintai mu, pak Adelio!? Walaupun cinta ini belum terbalas, namun aku sudah puas. Sudi kah kiranya rasa ini tetap berbunga sampai terbuka hati mau menerima nya," ucap Celestia.
Tiba-tiba saja riuh tepukan tangan dari semua mahasiswa dan dosen memberikan penghargaan atas aksi nekat Celestia. Celestia menatap sekeliling nya dirinya saat ini sudah menjadi tontonan gratis pagi itu. Celestia tiba-tiba saja merah padam mukanya. Celestia masih berdiri mematung menunggu jawaban dari Pak Adelio. Namun pak Adelio tidak juga keluar dari ruangannya. Sampai akhirnya salah satu dosen membubarkan kerumunan itu setelah Celestia selesai melakukan pertunjukan nya.
"Ayo bubar-bubar! Pertunjukan selesai!!" kata salah satu dosen laki-laki yang usianya sekitar empat puluh tahunan. Setelah membubarkan kerumunan mahasiswa itu, dosen laki-laki itu yang bernama pak Slamet mendekati Celestia yang masih berdiri mematung di depan ruangan dosen.
"Sudah cukup pertunjukan nya, nona! Puisi nya bagus. Penghayatan dan penjiwaan nya cukup keren. Kamu boleh pergi dan bisa mengikuti materi kuliah pagi ini, jika kamu ada kuliah jam ini," ucap pak Slamet.
"Terimakasih banyak pak!? Eh, em Saya permisi pak!?" sahut Celestia. Celestia segera cepat-cepat berlalu meninggalkan tempat itu. Namun sebelum Celestia melangkah lebih jauh, pak Slamet berkata.
"Saya pribadi sangat setuju dan mendukung jika kamu dan juga pak Adelio benar-benar berjodoh dan menjadi pasangan suami istri di kelak kemudian hari," kata Pak Slamet.
"Eh??" Celestia terkejut bukan main dengan ucapan pak Slamet. Pak Slamet terkekeh saat melihat perubahan wajah Celestia yang tiba-tiba saja menjadi merah padam seperti kepiting rebus.
Celestia segera berlari dari tempat itu. Dia sangat malu jika benar-benar dianggap semua orang kalau dirinya menyukai pak Adelio.
"Rasanya aku mau menghilang dari dunia ini saja. Aku benar-benar sudah dipermalukan oleh pak Adelio. Awas saja jika besok nilai yang dijanjikan tidak keluar A. Aku akan menuntutnya," gumam Celestia.
*****
Sedangkan di ruangan nya pak Adelio tersenyum penuh kemenangan. Dia sangat puas bisa mengerjai salah satu mahasiswi nya.
"Cukup berani juga gadis itu! Baiklah! Nilai A akan aku berikan pada nya di mata kuliah apresiasi sastra," gumam Pak Adelio.
Tok.
Tok.
Tok.
"Pak Adelio, boleh saya masuk?" ucap pak Slamet langsung nyolong masuk ke ruangan pak Adelio setelah sebelumnya mengetuk pintu ruangan pak Adelio.
"Eh, pak Slamet, mari-mari silahkan duduk pak!?" sahut pak Adelio. Pak Slamet duduk seraya tersenyum lebar menatap ke wajah Pak Adelio.
"Mahasiswi tadi sangat keren membacakan puisi nya pak!? Di Samping itu, dia cukup berani. Apakah pak Adelio menyukai mahasiswi itu?!" ucap pak Slamet. Pak Adelio menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Eh, em? Mana mungkin saya menyukai mahasiswi saya sendiri, pak Slamet! Reputasi saya bisa hancur sebagai seorang pendidik," kata Pak Adelio.
"Hahaha, kenapa tidak? Mahasiswi tadi cukup cantik dan anda pun juga masih muda. Tidak ada salahnya kok seorang dosen menyukai mahasiswi nya sendiri. Bahkan dia sudah berani menyatakan cinta nya pada pak Adelio. Apakah pak Adelio tega menolak pernyataan cinta nya?" ucap pak Slamet berusaha menyudutkan pak Adelio.
"Eh?? Sial!? Kenapa jadi seperti ini sih?" batin pak Adelio.
"Saya mendoakan supaya pak Adelio dan juga Celestia berjodoh," kata Pak Slamet.
"Hah? Celestia!?" sahut pak Adelio.
"Benar! Mahasiswi tadi bernama Celestia, pak Adelio! Pak Adelio jangan pura-pura amnesia dong!" ucap pak Slamet seraya menepuk baju pak Adelio. Setelah menggoda pak Adelio, pak Slamet keluar dari ruangan pak Adelio dengan tersenyum penuh kepuasan.
"Hahaha suka sekali ngerjain mahasiswi nya. Aku kerjain balik," gumam Pak Slamet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Raka Cilkboy
keren lanjutt
2023-04-20
0