BAB 14

Celestia memperhatikan pak Adelio yang pagi ini sudah berdandan rapi. Sedangkan Celestia masih di berbaring di atas sofa panjang di kamar penginapan itu. Semalam mereka berdebat cukup lama karena pak Adelio hanya mendapatkan satu kamar untuk beristirahat di penginapan itu. Ternyata pak Adelio mengatakan pada panitia bahwa dirinya saat ini sedang membawa istrinya. Jadi panitia tidak perlu memberikan atau menyiapkan dua kamar untuk beristirahat di sana.

Celestia rasanya ingin mengamuk dengan pak Adelio yang seenaknya saja memperkenalkan dirinya pada semua orang bahwa dirinya adalah istrinya.

"Kamu mau tetap di dalam kamar ini sampai aku selesai memberikan materi seminar pagi ini atau ikut di acara seminar?" ucap pak Adelio mencoba menawarkan pada Celestia.

"Di sini saja, pak! Sepertinya semalam saya kurang nyenyak tidur saya. Lebih baik saya bobok manis daripada mengikuti seminar," sahut Celestia.

"Beneran?? Rugi loh kalau tidak ikut seminar? Bahkan aku ikut menjadi pembicara atau pemateri nya loh," kata pak Adelio.

"Enggak mau! Saya di sini saja nunggu pak Adelio," sahut Celestia.

"Ya sudah! Kalau begitu aku langsung ke tempat seminar dulu yah. Oh iya, jika kamu mau menginginkan sesuatu, bisa memesannya yah," kata pak Adelio. Celestia mengangguk saja.

Pak Adelio keluar dari kamar penginapan itu meninggalkan Celestia di dalam nya. Kini Celestia yang sudah merasa bebas segera naik ke atas tempat tidur itu lalu mulai menikmati kasur yang empuk fasilitas hotel itu. Namun Celestia yang ingin tidur nyatanya malah tidak bisa tidur. Dirinya menjadi kepikiran ingin mengikuti seminar nasional yang berlokasi di hotel itu.

"Penasaran juga, ingin datang ke seminar itu. Em, niat sekali pak Adelio meninggalkan undangan seminar untuk ku supaya jika aku mau mengikuti seminar, aku bisa datang langsung dengan membawa undangan masuknya," gumam Celestia sambil menimang-nimang undangan seminar eksklusif ditangannya.

"Hem, lumayan juga biaya untuk mengikuti seminar ini. Enam juta untuk tiga hari? Fasilitas menginap di hotel mewah seperti ini, cukup keren dan eksklusif sekali. Aku rasa seorang mahasiswa seperti aku tidak akan sanggup untuk mengikuti seminar semahal ini. Berapa duit yang didapatkan pak Adelio saat menjadi pemateri dalam mengisi seminar seperti ini yah?? Hehe jadi kepo kan aku?" pikir Celestia.

"Lebih baik aku mandi saja dan ke lokasi dimana seminar itu diselenggarakan. Katanya pak Adelio seminar itu diadakan di ruangan rapat dan seminar hotel ini," gumam Celestia yang segera turun dari tempat tidur di kamar itu lalu bergegas mandi.

*****

Betapa Celestia dibuat terpukau dengan penampilan pak Adelio saat memberikan materi di seminar itu. Duduk di depan sana ada empat pemateri di sana. Namun Celestia benar-benar menjadi merasa kagum dengan kecerdasan pak Adelio dalam menyampaikan materi seminar nya.

"Astaga, pak Adelio! Tidak heran, kenapa bu Anggun sangat tergila-gila dengan nya. Selain tampan, pak Adelio terlihat sangat berwibawa dan berkharisma saat berbicara di depan. Uh, jika saja Caca melihat penampilan pak Adelio saat ini, dia pasti akan menggigit bibir nya sendiri karena sangat takjub," batin Celestia yang kini sudah duduk di ruangan seminar itu.

Di depan pak Adelio dengan penuh percaya diri dan menguasai materi membawakan materi seminar itu. Peserta seminar dibuat terpukau dan takjub dengan kecerdasan pak Adelio dalam menyampaikan materi nya.

"Wanita mana yang akan beruntung menjadi istri pak Adelio? Eh, astaga??" gumam Celestia. Celestia tiba-tiba menjadi teringat bahwasanya dirinya diajak ke acara seminar itu juga dikenalkan pada kolega nya sebagai istrinya.

"Ih benar-benar gila pak Adelio!? Apa maksudnya coba? Mengenalkan aku sebagai istrinya. Ini tidak tanggung-tanggung loh, bohong nya," gumam Celestia.

*****

Seminar hari itu selesai. Beberapa pemateri seminar seketika menjadi primadona atau artis yang dikerumuni peserta seminar. Dari meminta tanda tangan, meminta foto bersama serta yang paling parah meminta nomer handphone pemateri.

Adelio terlihat mendekati Celestia yang duduk di depan memperhatikan peserta berkerumun minta berfoto bersama dengan pemberi materi. Adelio menarik tangan Celestia untuk mengajaknya berfoto bersama.

"Ini istri saya! Bolehkan jika saya mengajak istri saya berfoto bersama dengan saudara-saudara semua nya?" ucap pak Adelio seraya memegang pergelangan tangan Celestia.

"Eh??" Celestia yang terkejut hanya bisa pasrah tanpa bisa menolak diajak berfoto bersama dengan pemateri maupun peserta seminar.

Peserta seminar dengan jenis kelamin perempuan terpaksa harus kecewa saat menyadari kebenarannya bahwa pak Adelio telah memiliki istri. Bahkan pak Adelio tanpa sungkan menggandeng Celestia. Dalam diam Celestia merasakan debaran jantung nya semakin aneh ketika pak Adelio meraih tangannya dan menggandeng tangannya. Tangan itu begitu lembut dan hangat. Tentu saja seorang pria muda yang jarang sekali melakukan pekerjaan kasar. Bahkan mungkin tidak pernah bekerja kasar seperti mencangkul atau sejenisnya. Tentu saja, pekerjaan pak Adelio mengandalkan otak maupun kecerdasan nya menjadi seorang pengajar maupun sebagai motivator serta pemateri dalam seminar-seminar.

"Jangan gugup dong! Ayo senyum!" bisik Pak Adelio. Celestia kini mulai tersenyum menunjukkan gigi putihnya yang berderet dengan rapi.

*****

Perjalanan pulang dari luar kota dan di dalam mobil.

"Sebenarnya apa maksud pak Adelio mengenalkan pada semua orang bahwasanya saya itu istri bapak? Itu benar-benar bisa merugikan saya loh! Seharusnya ada beberapa pria yang ingin mendekati dan berkenalan dengan saya menjadi mengurungkan niatnya karena pak Adelio mengakui kalau saya istri Pak Adelio," ucap Celestia dengan bibir yang manyun. Pak Adelio mengerutkan dahinya.

"Hem, pria? Pria yang mana yang mau mendekati dan berkenalan dengan kamu? Aku rasa tidak ada yang tertarik dengan kamu," sahut pak Adelio menggoda.

"Itu lantaran ulah pak Adelio, mengaku bahwasanya saya adalah istri bapak. Coba tadi pak Adelio tidak mengenalkan saya pada semua orang kalau saya istri bapak dan masih jomblo, pasti para pria-pria itu juga minta berkenalan dengan saya dan juga minta nomer handphone saya," ucap Celestia.

"Hahaha," pak Adelio tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Celestia sampai kedua bahunya berguncang. Celestia semakin cemberut saja melihat pak Adelio mentertawakan nya.

"Kamu tahu? Bahkan aku sangat malas jika banyak cewek-cewek mendekati ku minta nomer handphone saya. Apalagi minta foto bersama seperti tadi. Makanya lebih baik aku mengenalkan kamu sebagai istriku saja. Itu lebih aman dan setelah acara seperti ini mereka tidak akan menggangu ku. Malas berhubungan dengan penggemar seperti itu," jelas pak Adelio.

"What? Jadi itu tujuan pak Adelio mengajak saya ke seminar ini dan mengakui saya sebagai istri pak Adelio?" sahut Celestia kini bibirnya sudah kembali maju beberapa senti.

"Hehehe, tapi aku suka kok mengajak kamu ke seminar ini. Bunda juga menyuruh ku mengajakmu ke seminar ini, Lagipula kamu orangnya sangat menarik dan mudah bergaul dengan siapa saja. Aku suka itu. Dengan seminar ini kamu jadi bertambah pengetahuan dan pengalaman nya bukan? Selain itu kamu juga mendapatkan sertifikat dari kegiatan ini," terang pak Adelio.

"Terimakasih banyak, pak Adelio yang terhormat!? Terima kasih sudah mengajak saya di seminar ini, bahkan saya bisa mengikuti seminar ini dengan gratis tanpa dimintai biaya sepersen pun," sahut Celestia.

"Nah, seharusnya kamu memang berterimakasih dengan ku. Oke, sekarang aku antar kamu pulang ke kost yah!?" kata pak Adelio akhirnya.

Saat ini mobil mereka sudah mendekati tempat kost Celestia. Pak Adelio mulai mengurangi laju kecepatan mobilnya. Celestia sendiri sudah mulai letih dengan perjalanan dari luar kota itu.

"Terimakasih, Celestia! Kamu sudah mau menemani aku perjalanan ke luar kota," ucap Pak Adelio setelah menghentikan mobilnya ketika tiba di depan kost Celestia. Pak Adelio mulai menepikan mobilnya.

"Sama-sama Pak! Saya juga berterima kasih dengan bapak, sudah mengajak saya ke seminar," sahut Celestia. Pak Adelio mendekati Celestia dan mulai membukakan sabuk pengaman yang belum dilepas oleh Celestia.

"Eh??" Celestia menahan nafasnya saat Pak Adelio begitu dekat dengan dirinya. Bahkan parfum maskulin dari badannya tercium ke hidung Celestia.

"Kamu tidak mau turun? Atau kamu mau ke rumahku dulu ketemu bunda?" goda pak Adelio yang melihat Celestia tidak bergeming dari tempat duduknya. Bahkan belum juga turun dari dalam mobilnya padahal sudah di depan kost nya.

"Eh tidak, tidak!?" sahut Celestia yang baru sadar dari lamunan nya. Celestia dengan cepat bergegas turun dari dalam mobil itu dan menutup kembali pintu mobilnya. Pak Adelio tersenyum seraya menurunkan kaca mobilnya lalu melambaikan tangannya ke Celestia.

"Nanti malam, aku telpon yah!?" ucap Pak Adelio dengan menunjukkan senyuman nya. Celestia mengerutkan dahinya. Akhirnya Celestia hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepala nya seraya membalas lambaian tangan pak Adelio.

"Ih, kok seperti orang berpacaran saja sih?" batin Celestia yang mulai memegangi bagian jantung nya yang bergemuruh merasakan indahnya perhatian pak Adelio terhadap dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!