"Bagaimana ini pak? Apakah kita akan terus menerus membohongi bunda Jelita? Padahal hubungan asmara diantara kita hanyalah pura-pura dan kebohongan saja. Saya hanya menjalankan kesepakatan dimana saya melakukan apa yang diinginkan pak Adelio menjadi kekasih bapak demi mendapatkan nilai apresiasi sastra yang sempurna. Yah, walaupun tanpa kesepakatan inipun saya yakin dengan kemampuan saya di bidang sastra. Apalagi soal membedah karya-karya sastra baik sastra kuno maupun sastra baru," ucap Celestia.
"Saya bukan salah satu mahasiswa malas dan bodoh, pak. Saya hanya saat ini kurang beruntung saja, kenapa harus punya masalah dengan bapak. Sehingga harus melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak harus saya penuhi dan lakukan sebagai seorang mahasiswa," urai Celestia panjang lebar.
Pak Adelio masih saja tersenyum mendengar Celestia berceramah. Saat ini keduanya masih di dalam mobil. Pak Adelio mengantarkan Celestia pulang ke kost nya.
"Bapak jangan senyum-senyum saja dong! Ini masalah sudah serius. Saya tidak bisa berbohong dan membohongi bunda Jelita terus. Apalagi bunda Jelita sudah mulai mendesak kita supaya cepat-cepat menikah atau paling tidak bertunangan terlebih dahulu," omel Celestia. Pak Adelio masih saja bersikap santai dan cuek mendengar ocehan Celestia.
"Pak, sekarang bagaimana solusinya pak? Apakah kita harus bicara jujur dengan bunda Jelita bahwasanya selama ini kita hanya bersandiwara atau berpura-pura saja menjadi sepasang kekasih. Pak Adelio harus bicara jujur dengan bunda kalau pak Adelio sebenarnya pun masih menyukai bu Anggun. Walaupun hubungan pak Adelio dengan bu Anggun sekarang ini sementara break,"kata Celestia.
"Hubungan ku dengan bu Anggun sudah selesai, Tia! Sekarang aku mau mulai babak baru," ucap Adelio. Celestia mengerutkan dahinya.
"Babak baru?" sahut Celestia.
"Benar! Babak baru yang baru saja kita mulai bersama-sama dengan kamu, Celestia," kata pak Adelio dengan mengedipkan bola matanya mulai menjahili Celestia.
"Eh, apa maksud pak Adelio??" sahut Celestia.
"Hahaha, jadi Celestia!? Kita ikuti saja permintaan dari bunda ku. Kita akan bertunangan terlebih dahulu," kata pak Adelio.
"What??! Pak Adelio, jangan bercanda nya kelewatan seperti ini dong pak!? Saya tidak mau terikat terus dengan kebohongan seperti ini sepanjang waktu. Dosa loh, pak!? Dosa itu gak enak kalau dimakan. Dosa itu akan membuat kita jadi sial jalan kehidupan kita. Pak Adelio mau jika bapak sial terus menerus karena sudah berani membohongi bunda Jelita? Bahkan bunda Jelita itu ibu kandung pak Adelio loh. Orang yang sudah membrojolkan pak Adelio di dunia ini," omel. Celestia.
"Hahaha, hahahaha," pak Adelio yang mendengar ocehan panjang lebar dari Celestia semakin tertawa terbahak-bahak.
"Ih nyebelin banget loh pak Adelio ini. Kalau bukan dosen ku sudah pasti aku jambak rambutnya," batin Celestia gemes. Pak Adelio semakin tertawa melihat Celestia yang cemberut dan manyun bibirnya.
"Pak Adelio, biar saya turun di sini saja!!" ucap Celestia saat mobil pak Adelio sudah sampai di gang masuk tempat kost nya Celestia.
"Tidak bagus mengantarkan seorang wanita di jalan dan belum sampai di rumah. Sabar dong, dikit lagi kan sampai di tempat kost kamu," sahut Adelio masih saja tersenyum lebar mendapati Celestia yang masih cemberut bibirnya.
Mobil itu masih melaju pelan hingga berhenti di sebuah bangunan yang bertingkat dua dengan banyak kamar-kamar di sana. Tempat itu adalah kost Celestia dan khusus kost putri yang rata-rata penghuni nya adalah mahasiswi yang berkuliah di kampus terdekat sama dengan Celestia.
"Terimakasih, pak Adelio sudah mengantarkan saya di kost ini," ucap Celestia saat mobil milik pak Adelio sudah berhenti dan terparkir di depan kost Celestia. Namun pak Adelio masih berada di dalam mobil itu, demikian juga halnya Celestia. Pintu mobil itu masih terkunci. Celestia mulai membuka pintunya. Namun sebelum Celestia turun dari dalam mobil itu, pak Adelio kembali berucap dan mengingatkan kembali pada Celestia.
"Soal tunangan yang dianjurkan oleh bunda, tolong dipikirkan kembali yah, Tia! Kita secepatnya akan mencari tanggalnya untuk bertunangan terlebih dahulu," kata pak Adelio. Mata Celestia tentu saja melebar dengan sempurna.
"What??! Setelah ini saya sarankan pada bapak segera berobat ke dokter jiwa. Sepertinya pak Adelio mulai mengalami tekanan dan stress karena diburu-buru untuk segera menikah secepatnya oleh bunda. Ih menyebalkan sekali!!" omel Celestia yang mengurung kan niatnya untuk turun dari dalam mobil pak Adelio. Dia belum puas bicara dan ngomel-ngomel pada Pak Adelio.
"Bapak kira saya ini seorang gadis yang tidak memiliki orang tua? Apakah pak Adelio tega meminang saya tanpa meminta ijin orang tua saya, hem? Sedangkan orang tua saya ada di luar kota ini. Saya merantau di kota ini pak. Jauh-jauh ke kota ini untuk menimba ilmu. Tapi nyatanya malah dibuat sulit oleh pak Adelio. Menyebalkan sekali!!" Celestia rasanya sudah lega bisa ngomel-ngomel dengan pak Adelio.
"Hahaha, hahaha," pak Adelio kembali tertawa terbahak-bahak. Hal itu membuat Celestia melotot matanya.
"Jadi kamu ingin aku melamar kamu? Baiklah!? Setelah ujian semester yah, kita ke kampung halaman kamu! Aku akan melamar kamu dan meminta kepada orang tua kamu untuk menjadi istriku. Bagaimana??" sahut pak Adelio serius. Pak Adelio berkata tanpa ada ekspresi tawa. Dia hanya menunjukkan senyuman nya yang sangat manis.
"Ih lama-lama aku bisa gila dengan candaan pak Adelio yang suka mengada-ngada seperti ini!" sahut Celestia seraya membuka pintu mobil itu lalu turun dari dalam mobil itu dan menutup pintu mobil itu dengan keras. Pak Adelio hanya terkekeh melihat ekspresi Celestia yang uring-uringan dengan dirinya.
"Gadis yang cukup menarik! Semakin lama aku semakin menyukai nya. Mungkin butuh waktu untuk menyakinkan dirinya," gumam Pak Adelio seraya melambaikan tangannya pada Celestia setelah kaca mobilnya diturunkan nya. Celestia masih manyun bibirnya seraya menjulurkan lidahnya kepada pak Adelio.
"Jangan lupa istirahat yah!! Besok pagi kembali berkuliah dan beraktivitas seperti biasa," ucap pak Adelio dengan suara lantang.
"Bodo amat!? Tiba-tiba jadi malas kuliah kalau dosennya bapak!?" sahut Celestia. Pak Adelio kembali terkekeh mendengar celetukan dari Celestia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments