BAB 8

Celestia melihat bu Anggun dan Pak Adelio secara bergantian. Celestia merasa belum berhasil menyatukan keduanya. Itu artinya dirinya sudah gagal menjalankan misi nya.

"Celestia!? Ayo ikut aku!?" perintah pak Adelio sambil menarik tangan Celestia. Celestia tentu saja merasa tidak enak mendapatkan tatapan tajam dari bu Anggun.

"Tapi pak!? Bagaimana dengan bu Anggun??" ucap Celestia seraya melihat dan menengok ke belakang di mana bu Anggun melihat dirinya dengan api kecemburuan yang siap membakarnya.

"Sudah, biarkan saja!? Jangan menghiraukan dia," kata pak Adelio.

"Tapi pak, bagaimana nasib saya pak jika bu Anggun memberikan nilai buruk pada mata kuliah linguistik pada saya," ucap Celestia.

"Jangan khawatir! Aku akan memastikan bahwasanya bu Anggun tidak akan berani mengancam mu lagi," kata pak Adelio.

"Beneran pak?! Saya tidak mau harus mengulang lagi di semester depan mata kuliah linguistik," sahut Celestia.

"Tidak!? Itu tidak akan terjadi, karena bu Anggun tidak akan berani merugikan kamu," kata pak Adelio.

"Syukur lah," sahut Celestia.

*****

"Kita mau kemana pak?" tanya Celestia saat pak Adelio dan Celestia sudah berada di dalam mobil pak Adelio.

"Bunda ingin bertemu dengan mu, Celestia!?" jawab pak Adelio sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kok jadi panjang urusannya yah, pak? Takutnya saya benar- benar akan dinikahkan dengan pak Adelio. Lalu nasib kuliah saya terbengkalai karena harus menikah dengan pak Adelio," ucap Celestia. Pak Adelio spontan menepuk jidat Celestia.

"Hai, jangan berpikiran terlalu jauh!? Kamu bukan tipe wanita yang aku sukai. Ingat itu!?" sahut Pak Adelio protes.

"Oh tipe wanita yang pak Adelio sukai seperti bu Anggun yah!?" tanya Celestia. Celestia segera merekam pembicaraan dengan pak Adelio itu dengan ponselnya.

"Benar! Seperti bu Anggun itu tipe wanita yang aku sukai. Sudah cantik, putih bersih dan selain bodinya bagus beliau juga memiliki kepintaran. Tapi sayang sekali, kenapa bunda tidak menyukai bu Anggun. Entah apa alasan bunda. Saat aku tanyakan kenapa bunda tidak menyukai bu Anggun, bunda tidak mau memberikan jawabannya. Padahal bu Anggun tidak pernah melakukan kesalahan dan selalu bersikap sopan dengan bunda saat aku kenalkan pada bunda," jelas pak Adelio.

"Ini aneh pak!? Jangan-jangan ada hubungannya dengan masa lalu bunda Jelita atau bunda nya pak Adelio dengan keluarga nya bu Anggun. Mungkin saja orang tua nya bu Anggun pernah menyakiti bunda jelita. Entah papa atau mama nya," tebak Celestia. Pak Adelio menyipitkan bola matanya.

"Kok aku tidak kepikiran sampai di sana yah? Kalau begitu, aku akan mencoba menyelidiki nya. Siapa tahu benar apa yang kamu tebak. Bunda sebelumnya pernah kenal dengan orang tua bu Anggun, entah papa atau mama nya. Dan aku pikir hubungan itu pasti sangat buruk hingga membuat bunda tiba-tiba jadi tidak menyetujui hubungan ku dengan bu Anggun," urai pak Adelio.

"Nah, betul pak Adelio!? Kenapa bunda Jelita malah menyukai saya yang notabene tidak cantik cantik amat. Hayo?!" kata Celestia.

"Hahaha, jangan begitu!? Kamu cantik kok. Bahkan lebih cantik daripada bu Anggun. Tapi maaf, kamu bukan tipe aku," sahut pak Adelio.

"Hem, setelah dipuji dan di naikkan langsung dijatuhkan lagi. Sakit nya hati ini," ucap Celestia yang mulai dekat dan semakin akrab dengan dosen nya itu.

"Hahaha," pak Adelio tertawa dengan kelucuan Celestia.

Saat keduanya fokus dengan pikiran nya masing-masing, Celestia mengirimkan rekaman suara pak Adelio itu pada bu Anggun. Celestia ingin selamat dari ancaman bu Anggun yang akan memberi nilai buruk mata kuliah linguistik. Celestia menulis pesan di sana supaya bu Anggun tetap mengejar cinta nya karena sebenarnya bu Anggun adalah tipe wanita yang disukai oleh pak Adelio. Hanya karena bunda nya tidak menyukai bu Anggun dan tidak setuju dengan hubungan nya dengan pak Adelio, maka pak Adelio memutuskan hubungan itu dengan bu Anggun.

"Pak Adelio dan bu Anggun sebenarnya sangat cocok dan sangat serasi loh, pak!? Saya doakan, semoga bapak dan bu Anggun kelak berjodoh," ucap Celestia tiba-tiba setelah cukup lama keduanya diam dalam kesibukan pikiran masing-masing.

"Hem, kenapa kamu tidak berdoa saja, kalau kamu berjodoh dengan aku?" sahut pak Adelio dengan terkekeh-kekeh. Apalagi tiba-tiba saja Celestia merubah ekspresi wajahnya seperti orang bego.

"Itu tidak akan mungkin pak!? Tipe pasangan ideal pak Adelio dan tipe calon suami bagi saya berbeda. Jadi kita tidak akan berjodoh, pak!?" ucap Celestia.

"Benar juga yah!?" sahut pak Adelio sambil sibuk menjalankan mobilnya.

"Oh iya, tipe suami ideal kamu seperti apa, kalau boleh aku tahu?!" sambung pak Adelio.

"Sebenarnya sih seperti Antonio Banderas, pak!? Tapi kalau gak ketemu seperti aktor itu, seperti pak Adelio juga gak papa kepepet nya," jawab Celestia.

Pak Adelio yang mendengar jawaban dari Celestia kembali tertawa terbahak-bahak hingga kedua bahu goncang. Celestia menatap pak Adelio yang tertawa lepas itu menjadi ikutan tertawa seraya memperhatikan wajah pak Adelio yang terlihat tampan jika tertawa lepas seperti itu.

"Pak Adelio kalau tertawa nular yah? Tapi terlihat semakin tampan," ucap Celestia sangat berani dan tanpa ragu mengatakannya.

"Hahaha, ternyata kamu sangat pandai sekali merayu yah!? Hahaha, apakah sudah tampan seperti Antonio Banderas??" sahut pak Adelio seraya terkekeh. Celestia menjulurkan lidahnya menanggapi ucapan pak Adelio.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!