Kekasih Ghani

Bab. 20

Kejadian tadi pagi benar-benar mampu membuat mood Rinda buruk. Bahkan sampai di sepanjang perjalanan menuju sekolah pun gadis itu masih saja mengumpat.

Benar sih, itu bisa di anggap amal atau semacamnya jika kelihatan dikit. Masalahnya, tadi itu kelihatan banyak. Buanyak! Di tambah lagi masih amal perutnya yang rata.

"Huuuaaa!" teriak Rinda seraya menggeleng kepala dan tangannya yang sebelah kiri memukul setir sepeda motornya beberapa kali. Membuat pria uang sedari tadi mengikutinya di belakang pun mengernyit heran melihat tingkah Rinda.

"Dasar, aneh," gumam pria itu.

Sementara Rinda semakin menambah laju motornya. Gadis itu benar-benar kesal. Bahkan tidak sempat untuk belajar. Padahal hari ini ulangan harian. Hanya tinggal satu harapannya. Semoga gurunya itu tidak masuk dan otomatis ulangan harian akan ditunda.

Rinda lebih dulu sampai di tempat parkir. Karena memang ia yang berada di depan motor Ghani dan gadis itu mewanti-wanti suaminya untuk menjaga jarak. Sebab Rinda tidak mau ada yang curiga mengenai hubungan mereka berdua.

Tentu saja, sebelum berangkat tadi masih sempat-sempatnya Rinda mengajak debat semua orang di rumah hanya perkara perihal berangkat ke sekolah.

Gadis itu menolak dengan sangat tegas dan lantang, kalau dia tidak mau berangkat bareng Ghani. Oleh karena itulah mereka memakai sepeda motor sendiri-sendiri.

Rinda melepas helm, lalu pergi meninggalkan tempat itu tanpa melihat ke arah Ghani sama sekali. Gadis itu berlari dan tanpa sengaja bertabrakan dengan Musi, kekasih Ghani yang tengah berjalan menuju tempat parkir.

"Arkh!" pekik dua gadis tersebut.

Karena Musi badannya lebih tinggi dan agak berisi, membuat Rinda terpental ke belakang. Beruntung, Rinda tidak sampai jatuh karena ada seorang siswa yang kebetulan berada di belakangnya.

"Maaf, Kak. Nggak sengaja," ucap Rinda sembari menundukkan kepalanya. Sebagi tanda ia meminta maaf dengan tulus.

Belum sempat mendapat jawaban dari Musi, Rinda menoleh ke sampingnya dan mendapati wakil ketua osis di sana.

"Terimakasih, Kak," ucap Rinda sembari mengangguk samar.

Gadis itu sedang terburu-buru saat ini. Karena ia ingin memanfaatkan waktu yang tersisa sepuluh menit tersebut untuk mengasah otaknya sebentar.

Namun, tangannya dicekal oleh Musi yang terlihat marah pada Rinda.

"Enak aja bilang maaf maaf doang," ucap Musi dengan nada menahan geram. Tatapan gadis itu seolah tidak terima.

"Terus mau di tambahin apa lagi, Kak? Gue buru-buru mau belajar bentaran," sahut Rinda.

Ia menatap panik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Satu menit saja itu sangat berarti. Rinda tidak mau kalau sampai posisinya tergeser begitu saja sebagai juara umum selama ini.

"Minta maafnya yang bener!" tekan Musi yang masih kurang puas.

Rinda menarik napas panjang. Ia bisa sabar, tetapi jika sudah diginikan, ia bisa barbar.

"Iya, Kak Musi itu maunya apa? Atau mau ditraktir makan bakso? Nanti aja ya? Soalnya gue darurat banget ini. Maaf, ya!"

Tidak ada pilihan, Rinda melepas tangan Musi dengan sedikit kasar lalu pergi meninggalkan dua kakak kelasnya itu di sana. Karena waktunya lebih berharga, daripada meladeni gadis yang ia tahu sebagai kekasih dari suaminya sendiri.

"Ck! Nggak sopan banget sih, lo!" teriak Musi yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.

Sementara wakil ketua osis yang juga berada di sana, tampak menggeleng kepala melihat tingkat Rinda yang begitu berani. Diam-diam cowok itu tersenyum.

"Apa-an lo senyum-senyum nggak jelas?" tanya Musi dengan nada tinggi.

Cowok yang bernama Nathan tersebut hanya meliriknya sekilas. "Bukan urusan lo."

Nathan pergi begitu saja meninggalkan Musi yang masih jengkel. Namun, seketika itu juga Musi baru tersadar akan niatnya berjalan menuju parkir. Lalu gadis itu menatap ke arah depan. Bibirnya tertarik ke atas seketika, di saat melihat sosok yang sangat ia tunggu kedatangannya masih berada di sana. Bahkan cowok itu berjalan ke arahnya.

"Pagi, Beb," sapa Musi dengan nada begitu lembut. Sangat jauh berbeda dengan yang tadi.

Gadis itu langsung meraih tangan Ghani dan menggandengnya.

"Kamu kemana aja sih kemarin, Beb? Nggak bisa dihubungi sama sekali," tanya Musi begitu manja. "Kan aku kangen kalau nggak video call sama kamu," imbuhnya lagi.

Ghani tidak menjawab. Cowok itu memilih diam untuk sementara. Bingung mau menjawab apa, sedangkan kemarin merupakan hari pernikahan dirinya dengan gadis yang tadi dibentak oleh kekasihnya.

Terpopuler

Comments

Crystal

Crystal

Sungai musi bukan sih😅

2024-03-08

4

Alivaaaa

Alivaaaa

heeeemmm

2024-03-03

0

Mara

Mara

Istri sah loh yang di bentak...di bela apa gitu kek, tuh udah ada saingannya

2023-08-24

1

lihat semua
Episodes
1 Kehujanan
2 Berangkat Sekolah
3 Perumpamaan
4 Perjodohan
5 Rumit
6 Tawaran Yang Menggiurkan
7 Bertemu
8 Negosiasi Mama Ayumna
9 Sebuah Syarat
10 Syarat Yang Rumit
11 Ancaman Ghani
12 Biawak
13 Tukang Selingkuh
14 Sah
15 Bukan Baper
16 Dikerjain Mertua
17 Perdebatan Kecil
18 Satu Kamar
19 Mendapat Rejeki
20 Kekasih Ghani
21 Tidak Punya Muka
22 Cenayang
23 Mas Imin
24 ATM Berjalan
25 Titisan Pir'un
26 Kehujanan
27 Kejutan Mama Ayumna
28 Demam
29 Kecupan Pertama
30 Tak Berkutik
31 Ambil Kesempatan
32 Dikurung
33 Cewek Aneh
34 Belum Waktunya Terbongkar
35 Ingin Meledak
36 Mengabaikan Pesan
37 Dapat Pacar Lagi
38 Ketahuan
39 Untung Aja Istri
40 Gue Suami Lo!
41 Udah Sah
42 Minta Kawin?
43 Peringatan Mama Ayumna
44 Kebiasaan Rinda
45 Tanggung Jawab!
46 Hukuman Istri Nggak Patuh
47 Ternistakan
48 Minjam Rinda
49 Di Antara Dua Pilihan
50 Kena Getahnya
51 Kejutan Ghani
52 Gosip Baru
53 Ruang UKS
54 Memanfaatkan Kesempatan
55 Mendesak
56 Salah Tangkap
57 Semakin Bersemangat
58 Ketahuan Mama
59 Makai Tidak?
60 Khilaf Yang Berkelanjutan
61 Dilema Ghani
62 Opertingking
63 Gaya Di Cafe
64 Cafe Nata
65 Kelulusan Rinda
66 Memberi Kejutan
67 Sang Bijak Leo
68 Membentak
69 Sayang Nyawa
70 Hukuman Istri Nakal
71 Pemanasan
72 Kurang
73 Permintaan Ghani
74 Konsekuensi Hamilin Istri
75 Kelahiran Alther
76 Akhir
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kehujanan
2
Berangkat Sekolah
3
Perumpamaan
4
Perjodohan
5
Rumit
6
Tawaran Yang Menggiurkan
7
Bertemu
8
Negosiasi Mama Ayumna
9
Sebuah Syarat
10
Syarat Yang Rumit
11
Ancaman Ghani
12
Biawak
13
Tukang Selingkuh
14
Sah
15
Bukan Baper
16
Dikerjain Mertua
17
Perdebatan Kecil
18
Satu Kamar
19
Mendapat Rejeki
20
Kekasih Ghani
21
Tidak Punya Muka
22
Cenayang
23
Mas Imin
24
ATM Berjalan
25
Titisan Pir'un
26
Kehujanan
27
Kejutan Mama Ayumna
28
Demam
29
Kecupan Pertama
30
Tak Berkutik
31
Ambil Kesempatan
32
Dikurung
33
Cewek Aneh
34
Belum Waktunya Terbongkar
35
Ingin Meledak
36
Mengabaikan Pesan
37
Dapat Pacar Lagi
38
Ketahuan
39
Untung Aja Istri
40
Gue Suami Lo!
41
Udah Sah
42
Minta Kawin?
43
Peringatan Mama Ayumna
44
Kebiasaan Rinda
45
Tanggung Jawab!
46
Hukuman Istri Nggak Patuh
47
Ternistakan
48
Minjam Rinda
49
Di Antara Dua Pilihan
50
Kena Getahnya
51
Kejutan Ghani
52
Gosip Baru
53
Ruang UKS
54
Memanfaatkan Kesempatan
55
Mendesak
56
Salah Tangkap
57
Semakin Bersemangat
58
Ketahuan Mama
59
Makai Tidak?
60
Khilaf Yang Berkelanjutan
61
Dilema Ghani
62
Opertingking
63
Gaya Di Cafe
64
Cafe Nata
65
Kelulusan Rinda
66
Memberi Kejutan
67
Sang Bijak Leo
68
Membentak
69
Sayang Nyawa
70
Hukuman Istri Nakal
71
Pemanasan
72
Kurang
73
Permintaan Ghani
74
Konsekuensi Hamilin Istri
75
Kelahiran Alther
76
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!