Rumit

Bab. 5

Seorang pria muda baru saja masuk ke dalam rumahnya, dan dia sudah mendapat tatapan intimidasi dari kedua orang tuanya. Bukan, ralat. Maksudnya dari sang mama. Bahkan mamanya sampai berkacak pinggang.

"Dari mana saja kamu, Gha? Jam segini baru pulang?" cecar wanita berusia empat puluh tiga tahun tersebut. Meski begitu masih terlihat seperti usia tiga puluhan.

Arghani Natakara Bagaskara, merupakan nama penggabungan dari dua keluarga besar kedua orang tuanya. Pria muda itu berjalan menghampiri mereka, meraih tangan dan mencium punggung tangan mereka secara bergantian.

"Dari sekolah lah, Ma," jawab Ghani. "Memangnya ada apa sih, Ma? Kok tumbenan banget Ghani ditungguin pulangnya? Ada yang mau dibicarakan sama Ghani?" tebak Ghani yang mempunyai tingkat kepekaan seperti mamanya, Ayumna.

"Bagus kalau kamu tahu," sahut mama Ayumna.

Terdengar helaan napas dari mulut Ghani. Biasanya, kalau papa Langit yang ingin mengobrol dengan dirinya, itu mereka akan membicarakan perusahaan. Sebab, sebentar lagi usia Ghani delapan belas tahun. Itu artinya Ghani harus segera mempelajari dasar dari perusahaan keluarga mereka. Meskipun Ghani sering sekali diajak ke pertemuan-pertemuan penting oleh papanya.

Namun, sore ini berbeda topiknya. Itu sudah jelas. Karena mamanya yang biasanya sangat kalem, kini tiba-tiba saja berwajah tegas seperti itu. Sudah pasti ada sesuatu yang Ghani sendiri tidak tahu dan mungkin kalaupun tahu, ia bakalan memilih untuk tidak pulang sore ini.

"Ada apa, Ma? Jangan buat Ghani menebak yang enggak-enggak. Mama tahu sendiri, kegiatan Ghani di sekolah juga sedang padat-padatnya. Belum lagi ikut Papa ke kantor. Jangan ditambahi hal yang rumit lagi," ujar Ghani sebelum mamanya mengatakan sesuatu.

Hal tersebut semakin membuat mama Ayumna menahan geram sama anaknya sendiri.

Mama Ayumna terlihat menarik napas sebentar, sebelum membuka suaranya. Namun, sudah didahului sang suami.

"Begini, Gha. Kamu masih ingat, kan? Cerita Papa yang dulunya hampir aja kena tembak? Nah, itu ada yang selamatin Papa kan waktu itu. Jadi—"

"Pa, mending langsung pada intinya aja. Liat aja anakmu itu, malah sibuk ke hapenya." potong mama Ayumna menahan kesal pada sikap putranya. Jika boleh, ingin rasanya memukul Ghani. Tapi tetap saja, ujung-ujungnya dirinya sendiri yang menangis dsn menyesal.

"Bentar, Ma. Ini ada si bendahara lagi chat Ghani. Bentaran doang, kok," sambung Ghani yang lebih memilih membalas pesan bendahara osis.

Papa Langit sudah mengepalkan tangan. Ini lah hasil didikan manja dari orang tua Langit dan paman sablengnya itu—Dirga. Sehingga dia menjadi seperti ini. Apalagi campur tangan kakak iparnya—Bryan.

"Kamu Papa jodohin sama anaknya temen Papa," ucap papa Langit yang tidak kuasa menahan geramnya.

Sontak, hal itu membuat ponsel yang semula Ghani pegang pun jatuh ke sofa. Pria muda itu menatap ke arah orang tuanya dengan tatapan bingung.

"Maksudnya, Ghani dijodohin?" tanya Ghani lebih jelasnya lagi.

"Iya," sahut dua orang paruh baya itu kompak.

"Ma, Pa. Ini sudah tahun berapa? Kenapa masih pakai acara norak begitu?" protes Ghani yang jelas menolak perjodohan ini.

"Masih tahun 2023. Kita masih muda, masih sanggup buat ngomong cucu lima atau ... sepuluh." celetuk papa Langit yang membuat mama Ayumna mencubit pahanya.

"Serius dikit dong, Mas!" ingat mama Ayumna.

"Biar nggak tegang aja, Sayang," balas papa Langit sembari merangkul pundak sang istri dan memberi kecupan di pelipisnya. Membuat mama Ayumna memberi cubitan di pinggang suaminya. Malu dengan tingkah pria di sampingnya ini. Terlebih lagi di depan anak mereka.

"Ck! Kalau mau mesra-mesraan jangan di depan Ghani, Pa. Ntar Ghani balas, marah lagi," ucap Ghani mengingatkan kedua orang tuanya.

"Boleh aja. Toh bulan depan kalian juga sudah sah," sahut papa Langit menantang putranya.

Ghani tersentak dengan pernyataan papanya barusan.

"Hah? Bulan depan, Pa? Orangnya aja Ghani belum tahu, apalagi mau nikah? Ghani juga nggak bilang setuju, kan?" protes Ghani menatap orang tuanya dengan tatapan tidak percaya.

Papa Langit menggeleng.

"Papa nggak sedang bertanya atau minta pendapat sama kamu. Papa cuma kasih tahu kamu, Gha. Satu hal lagi, Papa nggak nerima penolakan sedikit pun." tegas papa Langit dengan tatapan seriusnya kali ini.

Jika sudah seperti ini, bahkan mama Ayumna yang paling dicintai suaminya itu tidak akan bisa membujuk papanya.

'Gimana mau jelasinnya, kalau aku udah punya pacar.' gumam Ghani di dalam hati.

Bingung sendiri, karena selama ini dirinya tidak pernah bercerita kepada mereka tentang dirinya yang sudah menjalin kasih dengan seorang gadis.

'Rumit banget, sih!' rutuknya lagi dalam hati.

Terpopuler

Comments

Totoy Suhaya

Totoy Suhaya

lnjut...seru

2024-01-29

2

epifania rendo

epifania rendo

jangan2 pacarnya biaca

2023-07-17

2

StAr 1086

StAr 1086

Arghani....

2023-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kehujanan
2 Berangkat Sekolah
3 Perumpamaan
4 Perjodohan
5 Rumit
6 Tawaran Yang Menggiurkan
7 Bertemu
8 Negosiasi Mama Ayumna
9 Sebuah Syarat
10 Syarat Yang Rumit
11 Ancaman Ghani
12 Biawak
13 Tukang Selingkuh
14 Sah
15 Bukan Baper
16 Dikerjain Mertua
17 Perdebatan Kecil
18 Satu Kamar
19 Mendapat Rejeki
20 Kekasih Ghani
21 Tidak Punya Muka
22 Cenayang
23 Mas Imin
24 ATM Berjalan
25 Titisan Pir'un
26 Kehujanan
27 Kejutan Mama Ayumna
28 Demam
29 Kecupan Pertama
30 Tak Berkutik
31 Ambil Kesempatan
32 Dikurung
33 Cewek Aneh
34 Belum Waktunya Terbongkar
35 Ingin Meledak
36 Mengabaikan Pesan
37 Dapat Pacar Lagi
38 Ketahuan
39 Untung Aja Istri
40 Gue Suami Lo!
41 Udah Sah
42 Minta Kawin?
43 Peringatan Mama Ayumna
44 Kebiasaan Rinda
45 Tanggung Jawab!
46 Hukuman Istri Nggak Patuh
47 Ternistakan
48 Minjam Rinda
49 Di Antara Dua Pilihan
50 Kena Getahnya
51 Kejutan Ghani
52 Gosip Baru
53 Ruang UKS
54 Memanfaatkan Kesempatan
55 Mendesak
56 Salah Tangkap
57 Semakin Bersemangat
58 Ketahuan Mama
59 Makai Tidak?
60 Khilaf Yang Berkelanjutan
61 Dilema Ghani
62 Opertingking
63 Gaya Di Cafe
64 Cafe Nata
65 Kelulusan Rinda
66 Memberi Kejutan
67 Sang Bijak Leo
68 Membentak
69 Sayang Nyawa
70 Hukuman Istri Nakal
71 Pemanasan
72 Kurang
73 Permintaan Ghani
74 Konsekuensi Hamilin Istri
75 Kelahiran Alther
76 Akhir
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kehujanan
2
Berangkat Sekolah
3
Perumpamaan
4
Perjodohan
5
Rumit
6
Tawaran Yang Menggiurkan
7
Bertemu
8
Negosiasi Mama Ayumna
9
Sebuah Syarat
10
Syarat Yang Rumit
11
Ancaman Ghani
12
Biawak
13
Tukang Selingkuh
14
Sah
15
Bukan Baper
16
Dikerjain Mertua
17
Perdebatan Kecil
18
Satu Kamar
19
Mendapat Rejeki
20
Kekasih Ghani
21
Tidak Punya Muka
22
Cenayang
23
Mas Imin
24
ATM Berjalan
25
Titisan Pir'un
26
Kehujanan
27
Kejutan Mama Ayumna
28
Demam
29
Kecupan Pertama
30
Tak Berkutik
31
Ambil Kesempatan
32
Dikurung
33
Cewek Aneh
34
Belum Waktunya Terbongkar
35
Ingin Meledak
36
Mengabaikan Pesan
37
Dapat Pacar Lagi
38
Ketahuan
39
Untung Aja Istri
40
Gue Suami Lo!
41
Udah Sah
42
Minta Kawin?
43
Peringatan Mama Ayumna
44
Kebiasaan Rinda
45
Tanggung Jawab!
46
Hukuman Istri Nggak Patuh
47
Ternistakan
48
Minjam Rinda
49
Di Antara Dua Pilihan
50
Kena Getahnya
51
Kejutan Ghani
52
Gosip Baru
53
Ruang UKS
54
Memanfaatkan Kesempatan
55
Mendesak
56
Salah Tangkap
57
Semakin Bersemangat
58
Ketahuan Mama
59
Makai Tidak?
60
Khilaf Yang Berkelanjutan
61
Dilema Ghani
62
Opertingking
63
Gaya Di Cafe
64
Cafe Nata
65
Kelulusan Rinda
66
Memberi Kejutan
67
Sang Bijak Leo
68
Membentak
69
Sayang Nyawa
70
Hukuman Istri Nakal
71
Pemanasan
72
Kurang
73
Permintaan Ghani
74
Konsekuensi Hamilin Istri
75
Kelahiran Alther
76
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!