Perdebatan Kecil

Bab. 17

Malam harinya, tidak ada pesta resepsi yang di adakan oleh mereka. Karena sebisa mungkin Rinda menekankan untuk tidak terlalu membeberkan pernikahannya. Agar dirinya bisa menjalani hidupnya sebagai remaja pada umumnya. Tanpa menyandang status yang lain.

Saat ini mereka berada di ruang tengah rumah keluarga Agastya. Berbincang ringan, namun tidak bagi Ghani dan ayah Aga. Meskipun Ghani masih seorang pelajar, namun rupanya pria muda itu mengerti banyak mengenai perusahaan. Bahkan ayah Aga saja sangat bangga dengan menantunya tersebut.

"Wah ... Ayah nggak nyangka kalau Langit benar-benar keras padamu, Gha," ucap ayah Aga yang seolah baru mengetahui fakta mengenai cara sahabatnya itu mendidik anaknya hingga menjadi seperti itu.

"Seperti itu lah, Yah. Papa nggak pernah main-main kalau tentang perusahaan," sahut Ghani membenarkan.

Sedangkan seseorang yang berada di ruangan yang masih sama, sedari tadi tidak berhentinya menggerutu. Tidak mengerti sama sekali apa yang tengah dibicarakan oleh dua pria berbeda generasi yang ada di depannya.

"Terus ngapain Rinda tetap di sini, kalau emang yang dibahas masalah rumit," celetuk gadis itu yang mulai bosan mendengar pembicaraan ayah dan suaminya.

"Kenapa memangnya, Dek?" tanya Nara sambil menahan senyumnya. "Udah pingin cepet-cepet masuk ke kamar, ya ..." goda Nara sengaja memainkan alisnya. Membuat Rinda semakin jengkel.

"Ih, apaan sih Kak Nara!" sewot Rinda. "Lagian aku tadi pingin liatin pacar aku. Tapi sama Ibu malah suruh duduk di sini. Giliran udah duduk di sini, malah nggak diajak ngobrol sama Ayah. Sebenarnya anak Ayah tuh siapa, sih? Rinda atau ketos itu?" protes Rinda dengan muka ditekuk.

Ibu yang mendengar putri bungsunya tersebut menyebut kata pacar, tanpa aba-aba terlebih dulu, wanita paruh baya itu langsung menghadiahi Rinda sebuah pukulan di lengan. Kebetulan juga duduknya masih berdekatan walaupun beda sofa.

"Udah punya suami, masih mikirin pacaaaarr ... mulu! Putusin!" titah wanita yang memiliki tahta tertinggi di rumah. Lawan debat Rinda setiap hari.

Rinda sendiri tidak bisa membayangkan, kalau sampai tiba saatnya nanti dirinya harus hidup terpisah dengan ibunya. Meskipun sering kali memberi ceramah gratis dan juga sentuhan kasih sayang yang lain daripada ibu pada umumnya, namun Rinda tetap sayang dan berat rasanya berada jauh dari beliau.

"Iihh ... siapa yang pacaran beneran, Bu!" elak Rinda. "Pacar Rinda itu ya yang gepeng-gepeng ituloh, Bu. Masa nggak hafal banget kesukaan anaknya sendiri," imbuhnya yang semakin cemberut. Padahal selama ini ia selalu ijin pada ibunya kalau mampir ke rumah komik.

Nara yang melihat akan ada bibit perdebatan yang dahsyat nantinya, lekas menyenggol lengan ibunya. Sebelum semua pada meledak, lebih cepat diredakan atau di alihkan.

"Maksud Rinda itu cowok yang ada di komik, Bu. Yang setiap hari di baca pas pulang sekolah," ucap Nara mengingatkan ibunya.

"Astaga, Rindaaa ... itu mana bisa disebut pacar?" Ibu menggeleng kepala menghadapi sikap Rinda.

Sementara ayah Aga dan Ghani hanya menatap interaksi ibu dan anak itu tanpa memberi komentar.

"Ya suka-suka Rinda dong, Bu. Daripada pacaran sama manusia, yang ada nanti Rinda tinggal kakinya doang," sahut Rinda mulai sewot.

Mendengar hal tersebut, Ghani sedikit waspada. Karena gadis ini suka sekali menyindir dirinya di depan para keluarga. Takut-takut kalau sampai Rinda keceplosan berkata dirinya sudah punya kekasih.

Sebelum semuanya berlanjut pada hal yang tak terduga, Ghani berdiri dari tempat duduknya. Membuatnya beberapa pasang mata mengarah kepadanya dengan tatapan bingung.

"Mau ke mana, Nak? Udah ngantuk, ya?" tanya ibu pada menantu paling tampannya itu.

Ghani sendiri bingung mau mengatakannya bagaimana. Yang jelas, ia tidak mau Rinda sampai keceplosan.

"Ah, iya, Bu. Besok harus masuk pagi-pagi karena ada kegiatan osis. Sedangkan tadi Ghani lupa tidak membawa seragam dan buku Ghani," jawab Ghani memberi alasan. Padahal di ambil besok juga bisa. Terlebih lagi ia juga berbohong, pasalnya tidak ada kegiatan osis besok, selain melakukan pemeriksaan rutin.

Ibu mengangguk mengerti. Kemudian ibu melirik ke arah Rinda, memberi isyarat untuk mengajak suaminya itu masuk ke dalam kamarnya.

Rinda yang menangkap maksud dari ucapan tanpa suara dari ibunya pun langsung menggeleng. Menolak dengan sangat tegas.

"Nggak mau, ah. Kak Ghani tidur aja di kamar tamu. Jangan di kamar Rinda. Kan Ibu tahu sendiri Rinda nggak bisa tidur dengan orang asing. Atau kalau nggak, dia tidur sama Kak Na—"

"Rindaaaa ....!" geram ibu dan ayah secara bersamaan. Menatap gemas ke arah pengantin baru tersebut.

Nara yang sedari tadi mencoba untuk menahan tangannya agar tidak barbar pada adiknya, akhirnya pun tidak tahan juga.

Petak!

Calon dokter muda itu menyentil kening adiknya dengan sangat keras dan tanpa sungkan sedikit pun. Tidak hanya itu saja, Nara juga meremas mulut adiknya yang lemes banget kalau bicara.

"Dia laki' lo, kalo lo lupa!" geram Nara menatap tajam ke arah Rinda.

Sedangkan Rinda mengusap keningnya yang terasa panas.

"Ih, tangan Kak Nara bau terasi, tau!" celetuk gadis itu yang bukannya segera mengajak Ghani untuk segera masuk ke kamar dan beristirahat, Rinda malah meledek kakaknya dan sengaja memetik api perdebatan di antara mereka.

"Untung adek, kalo bukan, udah kujahit itu mulut." dengan terpaksa Nara menahan rasa kesalnya agar tidak bertindak lebih barbar dari ini. Mengingat di sana ada adik iparnya.

Terpopuler

Comments

Lies Atikah

Lies Atikah

semoga c gani bucin duluan jangan jadi cw lemah rinda lnjut thor

2024-02-22

0

Mara

Mara

Si Rinda definisi ujian kesabaran 🤣🤣🤣 ngidam apa sih dulu Bu

2023-08-24

1

Rita

Rita

duh Rinda sukses bikin orang esmosi mulu😂😂😂😂

2023-03-06

9

lihat semua
Episodes
1 Kehujanan
2 Berangkat Sekolah
3 Perumpamaan
4 Perjodohan
5 Rumit
6 Tawaran Yang Menggiurkan
7 Bertemu
8 Negosiasi Mama Ayumna
9 Sebuah Syarat
10 Syarat Yang Rumit
11 Ancaman Ghani
12 Biawak
13 Tukang Selingkuh
14 Sah
15 Bukan Baper
16 Dikerjain Mertua
17 Perdebatan Kecil
18 Satu Kamar
19 Mendapat Rejeki
20 Kekasih Ghani
21 Tidak Punya Muka
22 Cenayang
23 Mas Imin
24 ATM Berjalan
25 Titisan Pir'un
26 Kehujanan
27 Kejutan Mama Ayumna
28 Demam
29 Kecupan Pertama
30 Tak Berkutik
31 Ambil Kesempatan
32 Dikurung
33 Cewek Aneh
34 Belum Waktunya Terbongkar
35 Ingin Meledak
36 Mengabaikan Pesan
37 Dapat Pacar Lagi
38 Ketahuan
39 Untung Aja Istri
40 Gue Suami Lo!
41 Udah Sah
42 Minta Kawin?
43 Peringatan Mama Ayumna
44 Kebiasaan Rinda
45 Tanggung Jawab!
46 Hukuman Istri Nggak Patuh
47 Ternistakan
48 Minjam Rinda
49 Di Antara Dua Pilihan
50 Kena Getahnya
51 Kejutan Ghani
52 Gosip Baru
53 Ruang UKS
54 Memanfaatkan Kesempatan
55 Mendesak
56 Salah Tangkap
57 Semakin Bersemangat
58 Ketahuan Mama
59 Makai Tidak?
60 Khilaf Yang Berkelanjutan
61 Dilema Ghani
62 Opertingking
63 Gaya Di Cafe
64 Cafe Nata
65 Kelulusan Rinda
66 Memberi Kejutan
67 Sang Bijak Leo
68 Membentak
69 Sayang Nyawa
70 Hukuman Istri Nakal
71 Pemanasan
72 Kurang
73 Permintaan Ghani
74 Konsekuensi Hamilin Istri
75 Kelahiran Alther
76 Akhir
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kehujanan
2
Berangkat Sekolah
3
Perumpamaan
4
Perjodohan
5
Rumit
6
Tawaran Yang Menggiurkan
7
Bertemu
8
Negosiasi Mama Ayumna
9
Sebuah Syarat
10
Syarat Yang Rumit
11
Ancaman Ghani
12
Biawak
13
Tukang Selingkuh
14
Sah
15
Bukan Baper
16
Dikerjain Mertua
17
Perdebatan Kecil
18
Satu Kamar
19
Mendapat Rejeki
20
Kekasih Ghani
21
Tidak Punya Muka
22
Cenayang
23
Mas Imin
24
ATM Berjalan
25
Titisan Pir'un
26
Kehujanan
27
Kejutan Mama Ayumna
28
Demam
29
Kecupan Pertama
30
Tak Berkutik
31
Ambil Kesempatan
32
Dikurung
33
Cewek Aneh
34
Belum Waktunya Terbongkar
35
Ingin Meledak
36
Mengabaikan Pesan
37
Dapat Pacar Lagi
38
Ketahuan
39
Untung Aja Istri
40
Gue Suami Lo!
41
Udah Sah
42
Minta Kawin?
43
Peringatan Mama Ayumna
44
Kebiasaan Rinda
45
Tanggung Jawab!
46
Hukuman Istri Nggak Patuh
47
Ternistakan
48
Minjam Rinda
49
Di Antara Dua Pilihan
50
Kena Getahnya
51
Kejutan Ghani
52
Gosip Baru
53
Ruang UKS
54
Memanfaatkan Kesempatan
55
Mendesak
56
Salah Tangkap
57
Semakin Bersemangat
58
Ketahuan Mama
59
Makai Tidak?
60
Khilaf Yang Berkelanjutan
61
Dilema Ghani
62
Opertingking
63
Gaya Di Cafe
64
Cafe Nata
65
Kelulusan Rinda
66
Memberi Kejutan
67
Sang Bijak Leo
68
Membentak
69
Sayang Nyawa
70
Hukuman Istri Nakal
71
Pemanasan
72
Kurang
73
Permintaan Ghani
74
Konsekuensi Hamilin Istri
75
Kelahiran Alther
76
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!