Bertemu

Bab. 7

"Apa? Dijodohin? Rinda?"

Itulah kalimat cercaan dari seorang gadis yang saat ini terlihat sangat cantik dan juga anggun. Tidak seperti biasanya yang lebih ke santai dan natural tanpa make up. Palingan cuma memakai bedak sama lip tint saja.

"Iya, Sayang," jawab ayah. Karena bu Mela tidak bisa memilih kata yang tepat untuk menjelaskan kepada putri bungsunya tersebut. Sebab, mau bagaimanapun kalimatnya, sudah pasti Rinda akan balik bertanya.

Rinda menggeleng. Masih tidak percaya dengan acara yang kurang dari dua puluh menit ini. Dan sudah dapat dipastikan jika dalam waktu dekat tamu yang mereka tunggu akan segera tiba juga.

"Bukan gitu maksudnya, Yah. Kalau memang Ayah sama Ibu udah bosen melihara Rinda, Rinda bisa hidup sendiri kok. Meski masih minta uang ke Kak Nara."

Ucapan Rinda langsung mendapat pukulan di lengannya dari Nara, kakaknya.

"Ngawur aja kalau ngomong. Emangnya kamu bina, apa?" timpal Nara yang duduk di sebelah Rinda.

Mereka memiliki garis wajah yang sama. Namun, bibir dan hidung mereka yang berbeda. Lebih lagi Nara terlihat lebih dewasa dan kalem, sedangkan Rinda terlihat masih imut. Karena perbedaan usia mereka yang terbilang jauh.

"Lanjutin aja kalau mau ngatain Rinda, Kak. Nggak usah dipotong kayak gitu," kesal Rinda yang mendapat kekehan dari kakaknya.

"Lagian,bahasa kamu absurd banget."

Ayah dan ibu menggeleng kepala melihat perdebatan di antara kedua putri mereka.

"Kamu nggak bisa nolak perjodohan ini, Rinda. Ayah sangat kenal baik dengan calon mertuamu itu. Mereka juga bakalan menyayangi kamu," ujar ayah memberi pengertian.

"Nggak. Buka. Itu intinya, Yah," balas Rinda membuat semua orang bingung. "Masalahnya Rinda ini masih sekolah, itu yang pertama. Terus kan ada Kak Nara. Ya ... masa malah Rinda yang dijodohin. Harusnya kan Kak Nara duluan. Terus, selama ini Rinda dilarang keras buat pacaran sama Ibu, kan? Ya kali, Yah, masa Rinda langsung dikawinin. Nggak mau! Rinda nggak mau!" tolak Rinda seraya merengek kepadanya ayahnya.

"Nikah, Rinda. Bukan kawin!" ralat bu Mela yang baru membuka suaranya.

"Ya sama aja kan, Bu. Nanti ujungnya juga ka—mmphh!"

"Ini anak kalau ngomong suka nggak difilter dulu. Sesekali makai B-16 gitu loh, Dek. Biar enakan didenger," sahut Nara yang tidak tahan dengan kelakuan absurd sang adik. Ia sengaja membungkam mulut Rinda agar tidak semakin meluber ke mana-mana.

Sementara Rinda berusaha melepas tangan kakaknya dari mulut. Jika tahu akan dibungkam seperti ini, dia tidak akan mau memakai lipstik tipis-tipis tadi.

"Sudah, sudah. Jangan tengkar mulu. Lebih baim kita ke depan sekarang. Itu ada suara mobil di depan, kan?" relai ayah Aga kepada dua putrinya.

Kemudian mereka semua berjalan keluar dan menyambut kedatangan tamu yang sedari tadi di tunggu.

Terlihat ada tiga orang yang turun dari mobil SUV berwarna hitam yang berhenti tepat di depan teras rumah. Mereka berjalan menghampiri keluarga Agastya.

"Selamat malam, Ga, Mela," sapa seorang pria paruh baya, namun ketampanannya yang paripurna itu masih sangat melekat. Terasa begitu menyilaukan mata.

"Malam juga, Lang. Gimana perjalanannya? Lancar?" sahut ayah Aga.

Mereka saling bersalaman bergantian. Ibu tampak saling memeluk dengan wanita yang sangat cantik, meskipun jika dilihat mereka mungkin sebaya.

"Beruntung, aku berangkatnya lebih awal. Jadi walaupun macet, nggak telat, kan?" tanya teman ayah Aga yang tidak lain Langit Bagaskara.

"Oh, enggak kok, Lang. Mari masuk," suruh ayah Aga.

"Oh, ya, ini anak-anakmu, Ga?" tanya papa Langit yang teralihkan pada dua gadis di sebelah bu Mela.

"Iya, Lang. Ini Nara, anak pertamaku, dan ini Sherinda, anak bungsuku."

Ayah Aga memperkenalkan dua gadis itu kepada temannya.

Rinda yang sedari tadi menunduk Dan bersembunyi di belakang Nara pun akhirnya mengangkat kepalanya. Menatap ke arah tamu yang saat ini sedang bergantian ia salami.

Dan ketika sampai pada pria muda yang berdiri di samping wanita cantik sebelahnya teman ayah, Rinda dibuat terkejut dengan pria muda itu.

"Kak Ghani!" pekik Rinda kaget. Tangannya menggantung di udara. Tidak jadi menyalami anak dari teman orang tuanya.

"Kalian saling kenal, Sayang?" tanya seorang wanita cantik dengan nada dsn suara yang begitu lembut.

Rinda mengangguk. "Iya, Tante. Kak Ghani ketua osis di sekolah Rinda," jawab Rinda. Membuat wanita cantik itu tersenyum.

"Bagus deh kalau kalian sudah saling kenal. Jadi nggak perlu dikenalin lagi, kan? Bisa lebih cepet ini, Pa," ucap wanita itu kemudian kepada suaminya dan mendapat anggukan dari pria itu.

"Hah? Apanya, Tant?"

Perasaan Rinda langsung tidak enak. Lalu gadis itu menatap ke arah Ghani yang juga tengah menatap ke arahnya dengan tatapan datar.

Terpopuler

Comments

epifania rendo

epifania rendo

rinda ghani

2023-07-17

2

StAr 1086

StAr 1086

next thor

2023-07-13

0

Rita

Rita

siap siap tambah seru nich blm tau sifat Ghani tapi tetep Nda jgn hlngin ke absurdan mu

2023-03-02

5

lihat semua
Episodes
1 Kehujanan
2 Berangkat Sekolah
3 Perumpamaan
4 Perjodohan
5 Rumit
6 Tawaran Yang Menggiurkan
7 Bertemu
8 Negosiasi Mama Ayumna
9 Sebuah Syarat
10 Syarat Yang Rumit
11 Ancaman Ghani
12 Biawak
13 Tukang Selingkuh
14 Sah
15 Bukan Baper
16 Dikerjain Mertua
17 Perdebatan Kecil
18 Satu Kamar
19 Mendapat Rejeki
20 Kekasih Ghani
21 Tidak Punya Muka
22 Cenayang
23 Mas Imin
24 ATM Berjalan
25 Titisan Pir'un
26 Kehujanan
27 Kejutan Mama Ayumna
28 Demam
29 Kecupan Pertama
30 Tak Berkutik
31 Ambil Kesempatan
32 Dikurung
33 Cewek Aneh
34 Belum Waktunya Terbongkar
35 Ingin Meledak
36 Mengabaikan Pesan
37 Dapat Pacar Lagi
38 Ketahuan
39 Untung Aja Istri
40 Gue Suami Lo!
41 Udah Sah
42 Minta Kawin?
43 Peringatan Mama Ayumna
44 Kebiasaan Rinda
45 Tanggung Jawab!
46 Hukuman Istri Nggak Patuh
47 Ternistakan
48 Minjam Rinda
49 Di Antara Dua Pilihan
50 Kena Getahnya
51 Kejutan Ghani
52 Gosip Baru
53 Ruang UKS
54 Memanfaatkan Kesempatan
55 Mendesak
56 Salah Tangkap
57 Semakin Bersemangat
58 Ketahuan Mama
59 Makai Tidak?
60 Khilaf Yang Berkelanjutan
61 Dilema Ghani
62 Opertingking
63 Gaya Di Cafe
64 Cafe Nata
65 Kelulusan Rinda
66 Memberi Kejutan
67 Sang Bijak Leo
68 Membentak
69 Sayang Nyawa
70 Hukuman Istri Nakal
71 Pemanasan
72 Kurang
73 Permintaan Ghani
74 Konsekuensi Hamilin Istri
75 Kelahiran Alther
76 Akhir
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kehujanan
2
Berangkat Sekolah
3
Perumpamaan
4
Perjodohan
5
Rumit
6
Tawaran Yang Menggiurkan
7
Bertemu
8
Negosiasi Mama Ayumna
9
Sebuah Syarat
10
Syarat Yang Rumit
11
Ancaman Ghani
12
Biawak
13
Tukang Selingkuh
14
Sah
15
Bukan Baper
16
Dikerjain Mertua
17
Perdebatan Kecil
18
Satu Kamar
19
Mendapat Rejeki
20
Kekasih Ghani
21
Tidak Punya Muka
22
Cenayang
23
Mas Imin
24
ATM Berjalan
25
Titisan Pir'un
26
Kehujanan
27
Kejutan Mama Ayumna
28
Demam
29
Kecupan Pertama
30
Tak Berkutik
31
Ambil Kesempatan
32
Dikurung
33
Cewek Aneh
34
Belum Waktunya Terbongkar
35
Ingin Meledak
36
Mengabaikan Pesan
37
Dapat Pacar Lagi
38
Ketahuan
39
Untung Aja Istri
40
Gue Suami Lo!
41
Udah Sah
42
Minta Kawin?
43
Peringatan Mama Ayumna
44
Kebiasaan Rinda
45
Tanggung Jawab!
46
Hukuman Istri Nggak Patuh
47
Ternistakan
48
Minjam Rinda
49
Di Antara Dua Pilihan
50
Kena Getahnya
51
Kejutan Ghani
52
Gosip Baru
53
Ruang UKS
54
Memanfaatkan Kesempatan
55
Mendesak
56
Salah Tangkap
57
Semakin Bersemangat
58
Ketahuan Mama
59
Makai Tidak?
60
Khilaf Yang Berkelanjutan
61
Dilema Ghani
62
Opertingking
63
Gaya Di Cafe
64
Cafe Nata
65
Kelulusan Rinda
66
Memberi Kejutan
67
Sang Bijak Leo
68
Membentak
69
Sayang Nyawa
70
Hukuman Istri Nakal
71
Pemanasan
72
Kurang
73
Permintaan Ghani
74
Konsekuensi Hamilin Istri
75
Kelahiran Alther
76
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!