Perjodohan

Bab. 4

Bel tanda kelas sudah selesai pun terdengar begitu nyaring. Semua siswa bergegas merapikan barang dan bersiap untuk pulang.

Di saat semua semangat karena mungkin mereka akan segera melakukan hal lain yang mereka sukai sepulang sekolah, tetapi hari ini berbeda dengan Rinda.

Jika biasanya Rinda begitu bersemangat, karena sepulang sekolah seperti ini dia akan mampir terlebih dulu di rumah komik yang tidak jauh dari sekolahnya. Paling tidak Rinda biasa menghabiskan waktu di sana sekita satu jam setengah. Baru setelah itu pulang.

Namun, tiba-tiba saja tadi ibunya mengirim pesan kalau Rinda disuruh untuk segera pulang dan tidak boleh mampir-mampir ke manapun. Sebab di rumah akan ada acara.

"Kenapa lo lesu banget? Biasanya paling suka kalo udah pulang kayak gini," tanya Felisha sedikit heran dengan ekspresi Rinda.

Rinda yang tiba-tiba saja malas untuk melangkahkan kakinya pulang, pun gadis itu menoleh ke arah samping. Di mana Felisha sedang menunggu jawaban dari nya.

"Tiba-tiba aja Ibu nyuruh gue untuk pulang cepet. Nggak boleh mampir-mampir," jawab Rinda dengan suara lemas.

"Lah, emang salahnya di mana, Rinda? Nggak ada salahnya dong kalau Ibu lo itu khawatir sama lo. Daripada lo di biarin dan nggak di anggap lagi, gimana?" cecar Felisha yang heran dengan Rinda.

Helaan napas terdengar dari mulut Rinda. Saat ini mereka tengah menyusuri lorong yang menuju ke arah tempat parkir motor. Karena yang sekolah di sekolah ini banyak dari kalangan berduit, sehingga parkir sepeda motor dan mobil pun dipisah. Agar lebih mudah saat mengambilnya.

"Bukan itu yang gue pikirkan sekarang, Fel. Ini masalahnya Emak gue nggak pernah nyuruh-nyuruh pulang cepet selama ini, kan? Nah, ini gue kek berasa ada yang janggal gitu. Tapi entah apa. Ini yang gue pikirin dari tadi," ungkap Rinda dengan segala kecurigaannya.

"Iya juga sih, ya. Selama ini lo dibebasin. Udah kek bukan anak kandungnya," sahut Felisha membenarkan ucapan Rinda. "Atau jangan-jangan lo mau di usir kali, Rind. Kan lo bukan anak kandungnya. Liat aja muka lo, kagak ada mirip-miripnya sedikit pun sama keluarga lo." imbuh Felisha yang semakin ngelantur.

Rinda yang kesal dengan segala tuduhan Felisha pun memukul lengan gadis yang lebih kecil tubuhnya daripada Rinda.

"Dahlah! Mending gue pulang aja. Daripada sama lo, makin nggak nggak ini pikiran gue," ujar Rinda yang menyambar helm di atas spion sebelah kanan.

Sedangkan Felisha terus tertawa melihat kecemasan dalam diri Rinda mengenai ucapannya.

"Bercanda doang, kali Beb," ucap Felisha namun hanya di balas lambaian tangan oleh Rinda. Karena gadis itu sudah berasa di atas motornya. "Hati-hati!" teriak Felisha ketika Rinda berlalu dari sana.

Sementara itu, di tempat yang berbeda, tampak dua orang paruh baya sedang duduk di ruang tengah rumah mereka. Sepertinya mereka sedang menunggu seseorang.

"Kamu kenapa sih, Ma? Kok gelisah banget keliatannya?" tanya seorang pria paruh baya yang terlihat masih tampan di usianya.

Wanita yang duduk di sampingnya itu menoleh ke arah suaminya dengan raut gusar.

"Gimana aku nggak gelisah, Mas. Orang anak kamu aja belum pulang. Ini kita udah minta dia pulang dari satu jam yang lalu, loh!" balas wanita itu. Tatapannya terus mengarah ke pintu depan dan juga ponsel yang ada di tangannya.

"Bentar lagi Ghani juga pulang, Ma. Kamu tahu sendiri, menjadi anggota osis itu emang ribet. Apalagi ini Ghani jadi ketuanya. Ya ... jelas makin molor pulangnya," ucap pria itu mencoba menenangkan sang istri. Walaupun tidak berhasil.

"Tapi masalahnya kan acaranya ini sebentar lagi, Mas. Kita juga belum mendapat jawaban dari Ghani," ungkap wanita itu dengan nada cemas.

Pria yang ada di sampingnya pun menaruh tablet yang sedari tadi menjadi kesibukannya. Lalu meraih tangan istrinya dengan sangat lembut. Mencium punggung tangan wanita yang menghiasi hidupnya selama dua puluh tahun ini.

"Setuju atau tidak setuju Ghani dalam pernikahan ini, yang jelas perjodohan ini nggak bisa diubah, Ma. Ini tetap akan berlanjut, karena Papa berutang nyawa pada Aga," ucap pria itu menatap lembut sang istri. Membuat istrinya mengangguk mengerti. "Atau ... kalau Ghani tidak setuju, apa Papa aja yang nikahin anaknya Aga itu ya?" goda pria itu dengan sengaja. Membuat wajah istrinya merah padam.

"Kamu sudah tua, Langit Bagaskara!" pekik wanita yang tak lain ialah Ayumna Natakusuma.

Terpopuler

Comments

MrsDohKyungsoo

MrsDohKyungsoo

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-03-16

0

Crystal

Crystal

Ceritanya bagus, Thor. Cuma agak aneh sih namanya Ghani. Masa natakara bagaskara, kan depannya udah ada KARAnya .

2024-03-07

0

Alivaaaa

Alivaaaa

dasar kamu Lang, udah tuwir aja masih suka godain istrimu ya 🤭🤣🤣🤣🤣🤣

2024-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Kehujanan
2 Berangkat Sekolah
3 Perumpamaan
4 Perjodohan
5 Rumit
6 Tawaran Yang Menggiurkan
7 Bertemu
8 Negosiasi Mama Ayumna
9 Sebuah Syarat
10 Syarat Yang Rumit
11 Ancaman Ghani
12 Biawak
13 Tukang Selingkuh
14 Sah
15 Bukan Baper
16 Dikerjain Mertua
17 Perdebatan Kecil
18 Satu Kamar
19 Mendapat Rejeki
20 Kekasih Ghani
21 Tidak Punya Muka
22 Cenayang
23 Mas Imin
24 ATM Berjalan
25 Titisan Pir'un
26 Kehujanan
27 Kejutan Mama Ayumna
28 Demam
29 Kecupan Pertama
30 Tak Berkutik
31 Ambil Kesempatan
32 Dikurung
33 Cewek Aneh
34 Belum Waktunya Terbongkar
35 Ingin Meledak
36 Mengabaikan Pesan
37 Dapat Pacar Lagi
38 Ketahuan
39 Untung Aja Istri
40 Gue Suami Lo!
41 Udah Sah
42 Minta Kawin?
43 Peringatan Mama Ayumna
44 Kebiasaan Rinda
45 Tanggung Jawab!
46 Hukuman Istri Nggak Patuh
47 Ternistakan
48 Minjam Rinda
49 Di Antara Dua Pilihan
50 Kena Getahnya
51 Kejutan Ghani
52 Gosip Baru
53 Ruang UKS
54 Memanfaatkan Kesempatan
55 Mendesak
56 Salah Tangkap
57 Semakin Bersemangat
58 Ketahuan Mama
59 Makai Tidak?
60 Khilaf Yang Berkelanjutan
61 Dilema Ghani
62 Opertingking
63 Gaya Di Cafe
64 Cafe Nata
65 Kelulusan Rinda
66 Memberi Kejutan
67 Sang Bijak Leo
68 Membentak
69 Sayang Nyawa
70 Hukuman Istri Nakal
71 Pemanasan
72 Kurang
73 Permintaan Ghani
74 Konsekuensi Hamilin Istri
75 Kelahiran Alther
76 Akhir
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kehujanan
2
Berangkat Sekolah
3
Perumpamaan
4
Perjodohan
5
Rumit
6
Tawaran Yang Menggiurkan
7
Bertemu
8
Negosiasi Mama Ayumna
9
Sebuah Syarat
10
Syarat Yang Rumit
11
Ancaman Ghani
12
Biawak
13
Tukang Selingkuh
14
Sah
15
Bukan Baper
16
Dikerjain Mertua
17
Perdebatan Kecil
18
Satu Kamar
19
Mendapat Rejeki
20
Kekasih Ghani
21
Tidak Punya Muka
22
Cenayang
23
Mas Imin
24
ATM Berjalan
25
Titisan Pir'un
26
Kehujanan
27
Kejutan Mama Ayumna
28
Demam
29
Kecupan Pertama
30
Tak Berkutik
31
Ambil Kesempatan
32
Dikurung
33
Cewek Aneh
34
Belum Waktunya Terbongkar
35
Ingin Meledak
36
Mengabaikan Pesan
37
Dapat Pacar Lagi
38
Ketahuan
39
Untung Aja Istri
40
Gue Suami Lo!
41
Udah Sah
42
Minta Kawin?
43
Peringatan Mama Ayumna
44
Kebiasaan Rinda
45
Tanggung Jawab!
46
Hukuman Istri Nggak Patuh
47
Ternistakan
48
Minjam Rinda
49
Di Antara Dua Pilihan
50
Kena Getahnya
51
Kejutan Ghani
52
Gosip Baru
53
Ruang UKS
54
Memanfaatkan Kesempatan
55
Mendesak
56
Salah Tangkap
57
Semakin Bersemangat
58
Ketahuan Mama
59
Makai Tidak?
60
Khilaf Yang Berkelanjutan
61
Dilema Ghani
62
Opertingking
63
Gaya Di Cafe
64
Cafe Nata
65
Kelulusan Rinda
66
Memberi Kejutan
67
Sang Bijak Leo
68
Membentak
69
Sayang Nyawa
70
Hukuman Istri Nakal
71
Pemanasan
72
Kurang
73
Permintaan Ghani
74
Konsekuensi Hamilin Istri
75
Kelahiran Alther
76
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!