Dikerjain Mertua

Bab. 16

Rinda bingung mau menjawab seperti apa. Karena jujur saja, ia sendiri belum siap jika hidup terpisah dengan kedua orang tuanya. Terlebih lagi dengan sang ibu. Di mana selama ini interaksi di antara mereka yang lebih intens dan Rinda selalu membuat ibunya pusing.

Melihat gadis yang biasanya banyak bicara, Ghani pun berjalan mendekat ke arah para orang tua sembari menarik tangan Rinda agar gadis itu tidak diam membeku di depan background yang mereka buat untuk pengambilan gambar tadi.

"Untuk sementara, kita putuskan tinggal di rumah Ma-Ibu terlebih dulu, Ma."

Bukan Rinda yang bersuara,melainkan Ghani yang mengambil keputusan secara sepihak. Membuat Rinda yang sedari tadi menunduk untuk mengusir genangan air yang menumpuk di sudut matanya, pun sontak mengangkat wajahnya demi bisa melihat ke arah pria yang jauh lebih tinggi darinya tersebut secara jelas.

"Apa gue sedang bermimpi?" celetuk Rinda yang langsung mendapat remasan di tangannya dari Ghani.

Seketika itu juga Rinda baru tersadar kalau suaminya itu tengah menggandeng tangannya tanpa seijin darinya dulu.

"Eh, ngapain lo megang-megang tangan gue?" pekik Rinda, seakan-akan lupa dengan rasa sedihnya barusan. "Awas loh, ntar naksir gue beneran. Terus dikemanain itu ce—"

Lagi dan lagi Ghani membungkam mulut Rinda di depan para keluarganya. Lalu pria muda itu menatap ke arah mamanya.

"Boleh kan, Ma? Ghani sama Rinda nginep di rumah Ibu sama Ayah? Palingan tiga harian. Biar Rinda beradaptasi dulu sama Ghani," ucap Ghani yang semakin membuat Rinda bingung.

Tidak hanya Rinda saja, tetapi juga kedua orang tuanya Ghani. Mereka tidak menyangka kalau putranya itu sudah benar-benar bisa menerima perjodohan ini. Bahkan sampai memikirkan perasaan Rinda. Pikir mereka.

"Alhamdulillah, Sayang ... anaknya Mama beneran udah naksir sama kamu," sahut mama Ayumna penuh binar bahagia.

Sementara Rinda yang mulutnya masih dibekap oleh Ghani pun menggeleng tidak setuju dengan perkataan mertuanya tersebut.

'Itu salah besar, Ma! Dia sudah punya cewek di sekolah!'

Ingin rasanya Rinda meneriakkan kalimat tersebut kepada mama mertuanya. Namun sayangnya ia tidak cukup berani mengatakannya. Sebab, kenyamanan dirinya di sekolah yang menjadi taruhannya.

"Bagaimana, Bu? Apa saya boleh tinggal sama Ibu dan Ayah selama tiga hari ke depan?" kini Ghani menatap ke arah mertuanya. Meminta ijin untuk tinggal bersama mereka lebih dulu. Sekalian ingin tahu, kebiasaan gadis ini. Agar dirinya nanti tidak terlalu kaget kalau sudah tinggal di rumah keluarga Bagaskara. Apa lagi kalau mamanya berulah.

Ayah Aga melihat ke arah sahabatnya terlebih dulu sebelum menjawab. Bukan tanpa alasan. Anak sahabat yang sekarang menjadi menantunya tersebut terbiasa hidup mewah. Sedangkan rumahnya hanya berlantai dua saja. Tidak sebesar rumah besannya.

Namun, ketika melihat anggukan dan kedipan samar dari papa Langit, ayah Aga pun mengangguk setuju.

"Rumah kami selalu terbuka untukmu, Nak. Terserah kamu mau tinggal berapa hari pun, kami malah senang. Terimakasih sudah mau mengerti Rinda. Ayah tidak salah sudah menjodohkan kalian," ujar ayah Aga begitu bangga mendapat menantu yang sangat pengertian seperti Ghani.

Rinda mendelik, dia memberontak dan dengan tenaga penuh ia menarik tangan Ghani yang berada di depan mulutnya.

"Haaahh ...!" akhirnya Rinda bisa terbebas. "Keberatan!" teriak gadis itu segera menjauhkan diri dari Ghani. Bahaya juga berada di dekat-dekat pria itu. Dikit-dikit langsung main tarik, peluk, dan yang terakhir sangat suka sekali membungkam mulutnya secara tiba-tiba.

"Ya sudah, kalau begitu Mama dan Papa pamit sekalian, deh. Biar kalian bisa leluasa menikmati waktu Berdua di rumah Ibu. Tapi ingat ya, tiga hari lagi harus pulang ke rumah Mama. Mama sudah nggak sabar pingin habisin waktu sama menantu Mama," ucap mama Ayumna menatap ke arah putranya penuh maksud.

Lalu mengedipkan matanya ke arah bu Mela. Dia dengan sengaja memotong kalimat yang ingin Rinda lontarkan. Sebelum putranya berubah pikiran, lebih baik mama Ayumna mengambil keputusan terlebih dulu.

Rinda yang sangat kesal karena seolah tidak di anggap keberadaannya, pun melayangkan protes.

"Mama ... Rinda pingin bicara sama Mama," rengek Rinda menatap memohon ke arah mertuanya tersebut.

"Apa, Sayang? Sebentar lagi Papa Langit ada pertemuan. Jadi Mama harus mempersiapkan keperluannya dulu." dengan sengaja mama Ayumna memberi alasan agar Rinda tidak melayangkan protes kepada dirinya. Karena jika semakin lama berbicara sama Rinda, yang ada mama Ayumna tidak bisa berpura-pura lebih lama lagi. Menantunya itu terlalu polos dan lucu.

"Mama nggak merasa ada yang ketinggalan?" tanya Rinda. Mendapat tatapan bingung dari mama mertuanya.

"Ini Papa Langit sudah mau Mama bawa, Sayang. Nggak ada yang ketinggalan, tuh!" sahut mama Ayumna membuat papa Langit menahan napas dengan tingkah absurd sang istri yang mulai keluar.

"Bukan Papa, Ma. Tapi anaknya Mama!" ucap Rinda dengan raut wajah yang sangat kesal.

"Loh, dia udah bukan anaknya Mama dari dua jam yang lalu, Sayang," balas mama Ayumna yang begitu ambigu.

"Hah?" Rinda tampak bingung dengan jawaban mama mertuanya.

Sementara Nara dan bu Mela menahan tawa. Sepertinya Rinda mendapat lawan seimbang kali ini.

"Ini kan anaknya Mama satu-satunya itu loh! Masa Mama udah lupa, sih?" tunjuk Rinda kepada Ghani yang tanpa dia sadari sekarang sudah berdiri di dekatnya lagi.

"Bukan." jawab mama Ayumna singkat.

Lagi dan lagi membuat Rinda menatap bingung ke arah mertuanya. Lalu ia menoleh serta mendongak ke arah Ghani yang ada di sampingnya.

"Kak, lo udah nggak di anggap anak sama mereka," ucap Rinda langsung kepada Ghani tanpa berpikir ulang. Menatap ketua osis di sekolahnya tersebut dengan tatapan kasihan.

Mama Ayumna tidak bisa menahan tawanya. Wanita itu tertawa, dan diikuti oleh yang lain. Sedangkan Ghani menatap geram ke arah gadis yang menjadi istrinya tersebut. Bisa-bisanya mau dikerjain sama mamanya.

"Dia emang udah bukan anak Mama, Sayang," ucap mama Ayumna lagi.

"Tuh, kan Kak. Lo bener-bener udah dibuang sama mereka," celetuk Rinda yang langsung mendapat sentilan di keningnya dari Ghani.

"Tapi dia suami kamu sekarang," lanjut mama Ayumna.

Rinda yang baru tersadar dikerjain oleh mama mertuanya pun langsung menutup wajahnya. Malu yang teramat sangat.

"Mamaaa ....!"

Gelak tawa pun mengiringi rengekan Rinda yang merasa sangat malu. Sedangkan Ghani hanya menggeleng kepala melihat tingkah dua wanita berbeda generasi tersebut.

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

ya ampyuun bengek nih 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-03-03

1

Sofie Ilyas Ilyas

Sofie Ilyas Ilyas

ya ampun ngakak liat Rinda perut smpe sakit/Joyful//Joyful/

2024-03-01

2

Lastri Naila

Lastri Naila

lucu...bahasanya keren g bosen yg baca/Drool//Drool/

2024-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 Kehujanan
2 Berangkat Sekolah
3 Perumpamaan
4 Perjodohan
5 Rumit
6 Tawaran Yang Menggiurkan
7 Bertemu
8 Negosiasi Mama Ayumna
9 Sebuah Syarat
10 Syarat Yang Rumit
11 Ancaman Ghani
12 Biawak
13 Tukang Selingkuh
14 Sah
15 Bukan Baper
16 Dikerjain Mertua
17 Perdebatan Kecil
18 Satu Kamar
19 Mendapat Rejeki
20 Kekasih Ghani
21 Tidak Punya Muka
22 Cenayang
23 Mas Imin
24 ATM Berjalan
25 Titisan Pir'un
26 Kehujanan
27 Kejutan Mama Ayumna
28 Demam
29 Kecupan Pertama
30 Tak Berkutik
31 Ambil Kesempatan
32 Dikurung
33 Cewek Aneh
34 Belum Waktunya Terbongkar
35 Ingin Meledak
36 Mengabaikan Pesan
37 Dapat Pacar Lagi
38 Ketahuan
39 Untung Aja Istri
40 Gue Suami Lo!
41 Udah Sah
42 Minta Kawin?
43 Peringatan Mama Ayumna
44 Kebiasaan Rinda
45 Tanggung Jawab!
46 Hukuman Istri Nggak Patuh
47 Ternistakan
48 Minjam Rinda
49 Di Antara Dua Pilihan
50 Kena Getahnya
51 Kejutan Ghani
52 Gosip Baru
53 Ruang UKS
54 Memanfaatkan Kesempatan
55 Mendesak
56 Salah Tangkap
57 Semakin Bersemangat
58 Ketahuan Mama
59 Makai Tidak?
60 Khilaf Yang Berkelanjutan
61 Dilema Ghani
62 Opertingking
63 Gaya Di Cafe
64 Cafe Nata
65 Kelulusan Rinda
66 Memberi Kejutan
67 Sang Bijak Leo
68 Membentak
69 Sayang Nyawa
70 Hukuman Istri Nakal
71 Pemanasan
72 Kurang
73 Permintaan Ghani
74 Konsekuensi Hamilin Istri
75 Kelahiran Alther
76 Akhir
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kehujanan
2
Berangkat Sekolah
3
Perumpamaan
4
Perjodohan
5
Rumit
6
Tawaran Yang Menggiurkan
7
Bertemu
8
Negosiasi Mama Ayumna
9
Sebuah Syarat
10
Syarat Yang Rumit
11
Ancaman Ghani
12
Biawak
13
Tukang Selingkuh
14
Sah
15
Bukan Baper
16
Dikerjain Mertua
17
Perdebatan Kecil
18
Satu Kamar
19
Mendapat Rejeki
20
Kekasih Ghani
21
Tidak Punya Muka
22
Cenayang
23
Mas Imin
24
ATM Berjalan
25
Titisan Pir'un
26
Kehujanan
27
Kejutan Mama Ayumna
28
Demam
29
Kecupan Pertama
30
Tak Berkutik
31
Ambil Kesempatan
32
Dikurung
33
Cewek Aneh
34
Belum Waktunya Terbongkar
35
Ingin Meledak
36
Mengabaikan Pesan
37
Dapat Pacar Lagi
38
Ketahuan
39
Untung Aja Istri
40
Gue Suami Lo!
41
Udah Sah
42
Minta Kawin?
43
Peringatan Mama Ayumna
44
Kebiasaan Rinda
45
Tanggung Jawab!
46
Hukuman Istri Nggak Patuh
47
Ternistakan
48
Minjam Rinda
49
Di Antara Dua Pilihan
50
Kena Getahnya
51
Kejutan Ghani
52
Gosip Baru
53
Ruang UKS
54
Memanfaatkan Kesempatan
55
Mendesak
56
Salah Tangkap
57
Semakin Bersemangat
58
Ketahuan Mama
59
Makai Tidak?
60
Khilaf Yang Berkelanjutan
61
Dilema Ghani
62
Opertingking
63
Gaya Di Cafe
64
Cafe Nata
65
Kelulusan Rinda
66
Memberi Kejutan
67
Sang Bijak Leo
68
Membentak
69
Sayang Nyawa
70
Hukuman Istri Nakal
71
Pemanasan
72
Kurang
73
Permintaan Ghani
74
Konsekuensi Hamilin Istri
75
Kelahiran Alther
76
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!