Biawak

Bab. 12

Hari pertama setelah menyandang sebagai tunangan dari ketua osis, membuat Rinda sedikit kesal. Bukan karena status mereka yang disembunyikan, melainkan wejangan ibu yang sudah seperti rel kereta api. Sangat panjang dan tidak ada putus putusnya.

Tidak boleh seperti ini lah, jaga sikap lah, jaga pandangan mata lah. Itu lah. Ini lah. Pokoknya banyak banget. Sampai-sampai membuat telinga Rinda terasa panas.

"Ih, Ibu emang ngeselin banget ya. Sebenarnya anak kandungnya itu siapa sih? Nggak tau apa kalau anak gadisnya ini high quality. Nggak kayak yang onoh tuh!" gerutu Rinda dengan muka yang benar-benar ditekuk.

Belum juga ada dua puluh empat jam setelah kesepakatan mereka semalam terucap, kini dirinya benar-benar dibuat kesal dengan pemandangan yang ada jauh di depannya.

Rinda yang baru saja mematikan mesin motornya, tanpa sengaja melihat sosok di ujung tempat parkir sana. Tampak seorang pria yang tengah membantu melepaskan helm di kepala sang kekasihnya. Rinda sangat tahu itu.

Bukannya cemburu, akan tetapi Rinda lebih kecewa dengan ucapan cowok itu yang sama sekali tidak bisa dipercayai.

"Memang, ya. Kita nggak boleh berharap sama manusia," ucap Rinda lagi. "Apalagi mahluk biawak modelan begitu. Jelas nggak bisa dipegang sama sekali." imbuhnya menatap kesal.

"Siapa yang biawak, Rind?" tanya seseorang yang tiba-tiba saja berdiri di belakang Rinda tanpa disadari oleh gadis itu.

"Astaga!" kaget Rinda memekik seraya memegang dadaanya yang berdegup kencang. "Lo apa-apaan, sih, Fel! Ngagetin orang idup aja deh, lo!" sentak Rinda secara reflek. Karena ia benar-benar tidak melihat adanya Felisha tadi di sana.

"Ya kali gue ngagetin mayit. Yang ada gue sendiri yang terjungkal, Rind!" balas Felisha seraya tertawa.

"Cialan lo!" kesal Rinda. Gadis itu melepas helm dan menaruhnya di atas spion bagian kanan.

Tentu saja keriuhan yang terjadi di tempat parkir yang disebabkan oleh dua gadis tersebut, menarik beberapa siswa yang juga tengah memarkir sepeda motor mereka. Pun tidak terkecuali orang yang disebut biawak oleh Rinda.

Cowok itu menatap ke arah Rinda yang sedang sibuk dengan temannya, lalu dengan segera mengalihkan pandangannya di saat pandangan mereka sempat bertemu.

"Ada apa, Sayang?" tanya perempuan cantik yang berdiri di samping Ghani.

Ghani menggeleng. "Kita masuk," ucapnya singkat.

Membuat perempuan yang ada di sampingnya itu mengernyit heran. Perasaan tadi mood kekasihnya itu biasa-biasa saja. Tidak seperti sekarang yang tampak kesal.

"Kamu ada masalah, Sayang? Kenapa kok jutek gitu sama aku?" cecar perempuan itu yang tidak bisa melepaskan Ghani begitu saja. Terlebih lagi sikap cowok itu tiba-tiba saja berubah jadi dingin.

Sementara Rinda juga diseret Felisha untuk segera menuju ke kelas mereka. Karena jam pelajaran pertama itu pak guru muda yang killer, membuat Felisha tidak ingin mengambil banyak resiko.

"Buruan gih! Ntar malah kena hukum suruh bersihin toilet loh!" ingat Felisha ketika Rinda sedikit memperlambat jalannya.

Felisha menoleh ke samping ketika Rinda terdiam membisu. Diamnya Rinda itu justru membuat Felisha bergidik ngeri.

"Kenapa lagi, Bebeb?" tanya Felisha penuh rasa penasaran.

Sedangkan Rinda semakin menekuk wajahnya, serta melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Jawab, ih! Jangan bikin gue mati berdiri di sini!" desak Felisha yang langsung mendapat pukulan dari Rinda.

"Mati penasaran, e'en!" ralat Rinda.

Felisha hanya menyengir, menyadari kekeliruannya.

"Ya udah, cini bilang cama yayang Lisha," ucap Felisha dengan nada yang begitu menggelikan.

"Gue laper," lirih Rinda dengan muka yang melas.

Felisha langsung menggeleng cepat. Sangat tahu kebiasaan Rinda yang tidak akan bisa fokus jika meninggalkan sarapan paginya. Akan tetapi, di sisi lain juga guru di jam pertama kelas mereka itu pak guru pindahan yang benar-benar garang. Jelas tidak mungkin untuk ijin, apalagi bolos di jam pelajaran guru itu.

"Nggak bisa. Lo tetep kudu masuk kelas sekarang. Anggap aja lo sedang puasa." tegas Felisha seraya menarik tangan Rinda dengan sedikit paksaan.

"Roti dikit aja nggak apa, yayang. Yang penting ini perut ada isinya dikit. Biar dedeknya di dalam kagak jumpalitan karena lapar," rengek Rinda begitu asal. Tanpa memperdulikan tatapan aneh dari siswa yang ada di sekitarnya.

Entah, apa yang akan mereka pikirkan dengan ucapan Rinda. Sudah jelas akan berpikir banyak macam. Berbeda dengan teman sekelas Rinda yang akan menganggap ucapan gadis absurd itu angin berlalu. Karena memang seperti itulah Rinda.

Terpopuler

Comments

Sofie Ilyas Ilyas

Sofie Ilyas Ilyas

astaga Rinda kelakuannya lucu bgt sih /Facepalm/

2024-03-01

0

Kinar

Kinar

rinda gesrek euiyyuu

2024-02-16

1

Zizie Malek

Zizie Malek

/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 Kehujanan
2 Berangkat Sekolah
3 Perumpamaan
4 Perjodohan
5 Rumit
6 Tawaran Yang Menggiurkan
7 Bertemu
8 Negosiasi Mama Ayumna
9 Sebuah Syarat
10 Syarat Yang Rumit
11 Ancaman Ghani
12 Biawak
13 Tukang Selingkuh
14 Sah
15 Bukan Baper
16 Dikerjain Mertua
17 Perdebatan Kecil
18 Satu Kamar
19 Mendapat Rejeki
20 Kekasih Ghani
21 Tidak Punya Muka
22 Cenayang
23 Mas Imin
24 ATM Berjalan
25 Titisan Pir'un
26 Kehujanan
27 Kejutan Mama Ayumna
28 Demam
29 Kecupan Pertama
30 Tak Berkutik
31 Ambil Kesempatan
32 Dikurung
33 Cewek Aneh
34 Belum Waktunya Terbongkar
35 Ingin Meledak
36 Mengabaikan Pesan
37 Dapat Pacar Lagi
38 Ketahuan
39 Untung Aja Istri
40 Gue Suami Lo!
41 Udah Sah
42 Minta Kawin?
43 Peringatan Mama Ayumna
44 Kebiasaan Rinda
45 Tanggung Jawab!
46 Hukuman Istri Nggak Patuh
47 Ternistakan
48 Minjam Rinda
49 Di Antara Dua Pilihan
50 Kena Getahnya
51 Kejutan Ghani
52 Gosip Baru
53 Ruang UKS
54 Memanfaatkan Kesempatan
55 Mendesak
56 Salah Tangkap
57 Semakin Bersemangat
58 Ketahuan Mama
59 Makai Tidak?
60 Khilaf Yang Berkelanjutan
61 Dilema Ghani
62 Opertingking
63 Gaya Di Cafe
64 Cafe Nata
65 Kelulusan Rinda
66 Memberi Kejutan
67 Sang Bijak Leo
68 Membentak
69 Sayang Nyawa
70 Hukuman Istri Nakal
71 Pemanasan
72 Kurang
73 Permintaan Ghani
74 Konsekuensi Hamilin Istri
75 Kelahiran Alther
76 Akhir
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Kehujanan
2
Berangkat Sekolah
3
Perumpamaan
4
Perjodohan
5
Rumit
6
Tawaran Yang Menggiurkan
7
Bertemu
8
Negosiasi Mama Ayumna
9
Sebuah Syarat
10
Syarat Yang Rumit
11
Ancaman Ghani
12
Biawak
13
Tukang Selingkuh
14
Sah
15
Bukan Baper
16
Dikerjain Mertua
17
Perdebatan Kecil
18
Satu Kamar
19
Mendapat Rejeki
20
Kekasih Ghani
21
Tidak Punya Muka
22
Cenayang
23
Mas Imin
24
ATM Berjalan
25
Titisan Pir'un
26
Kehujanan
27
Kejutan Mama Ayumna
28
Demam
29
Kecupan Pertama
30
Tak Berkutik
31
Ambil Kesempatan
32
Dikurung
33
Cewek Aneh
34
Belum Waktunya Terbongkar
35
Ingin Meledak
36
Mengabaikan Pesan
37
Dapat Pacar Lagi
38
Ketahuan
39
Untung Aja Istri
40
Gue Suami Lo!
41
Udah Sah
42
Minta Kawin?
43
Peringatan Mama Ayumna
44
Kebiasaan Rinda
45
Tanggung Jawab!
46
Hukuman Istri Nggak Patuh
47
Ternistakan
48
Minjam Rinda
49
Di Antara Dua Pilihan
50
Kena Getahnya
51
Kejutan Ghani
52
Gosip Baru
53
Ruang UKS
54
Memanfaatkan Kesempatan
55
Mendesak
56
Salah Tangkap
57
Semakin Bersemangat
58
Ketahuan Mama
59
Makai Tidak?
60
Khilaf Yang Berkelanjutan
61
Dilema Ghani
62
Opertingking
63
Gaya Di Cafe
64
Cafe Nata
65
Kelulusan Rinda
66
Memberi Kejutan
67
Sang Bijak Leo
68
Membentak
69
Sayang Nyawa
70
Hukuman Istri Nakal
71
Pemanasan
72
Kurang
73
Permintaan Ghani
74
Konsekuensi Hamilin Istri
75
Kelahiran Alther
76
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!