BAB 20_Siuman

Sedangkan Daniel dan oma Laras berada di rumah sakit saat para cowok-cowok pergi ke kantor polisi.

Sekarang kondisi Inez masih sama yaitu masih saja belum sadarkan diri, dokter tidak bisa memastikan kapan akan bangun namun dari gejala yang di tunjukkan tak lama lagi Inez akan bangun.

Benar saja saat siang tiba dan hanya ada Daniel, Oma Laras dan juga mbk indah tiba-tiba saja jari Inez bergerak dan Daniel melihatnya.

"Oma Oma, mama bangun!" seru Daniel sangat semangat sekali.

Oma Laras yang melihat dan mendengar hal itu pun ikut senang bukan main.

"Sayang kamu ada yang sakit?" tanya Oma Laras saat melihat mata Inez perlahan mulai terbuka.

Oma Laras langsung memencet tombol yang berada di kamar tersebut dan tak lama dokter Bima datang dengan beberapa suster.

Dokter Bima memeriksa semua kondisi inez lebih lanjut.

"Bagaimana kondisi nya dok?" tanya Oma Laras saat dokter Bima selesai memeriksa keadaan Inez.

"Kondisinya sudah mulai stabil nyonya besar jadi saya bisa memastikan kalau pasien sudah lepas dari masa kritis dan sudah mulai dalam pemulihan namun tetap hari berada di rumah sakit selama beberapa hari ini agar terus bisa kita pantau," ucap dokter Bima.

"Makasih dok,"

"Baik nyonya besar, kalau sudah tidak ada yang perlu di tanyakan lagi saya permisi." pamit dokter Bima.

"Iya dok."

Setelah dokter Bima pergi Oma Laras, Daniel dan mbk indah pun menghampiri Inez dan menanyakan keadaannya.

"Sayang masih ada yang sakit?" tanya Oma Laras.

"Udah enggak kok tante mungkin cuma nyeri dikit aja!" balas Inez yang memang sudah bisa membalas pertanyaan walau dengan ucapan yang cukup lemah.

"Gimana gak nyeri orang kamu tidurnya aja tiga hari," ucap Oma Laras.

"Apa! Tiga hari tante." ucap Inez tidak menyangka bahwa dia akan tidur cukup lama menurutnya selama tiga hari karena biasanya kan orang tidur cuma beberapa jam saja sehari.

"Kalau gitu kamu banyak-banyak istirahat ya," ucap Oma Laras bersyukur sekali karena Inez sudah siuman.

"Iya, tante."

"Mama kalau sakit bilang ke Niel ya, nanti Niel tiupin sakitnya!" sahut Daniel dengan serius.

"Iya, sayang." Inez membalasnya dengan memegang pipi Daniel yang gemoy seperti kue cubit.

Oma Laras dan juga Daniel sedang berada di sofa kamar rumah sakit dan menyuruh Inez untuk istirahat.

"Sayang mending kamu istirahat aja ya, biar Daniel main sama oma!" ucap oma Laras.

"Iya ma, biar Niel main sama Oma aja." sambung Daniel.

Mau tidak mau Inez pun mengiyakan dan mencoba untuk mengistirahatkan badannya yang capek padahal tidur doang tapi dia merasakan capek sekali.

Namun saat mencoba untuk istirahat yang terbesit di pikiran Inez adalah saat Bara membantunya dari penjahat tadi.

Terlihat dari wajahnya sangat khawatir saat Inez terluka tadi membuat hati Inez sedikit luluh.

Dia samar-samar melihat sikap bara waktu itu tapi dia yakin bahwa Bara sangat khawatir dengan kondisinya.

"Astaga Inez kamu mikirin apa aja sih, udah tuan Bara waktu itu cuma nolongin kamu aja," ucap Inez di dalam hatinya mencoba menepis perasaan luluhnya dan mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Setelah Inez bangun tadi Oma Laras tak lupa mengabari sang anak bahwa Inez sudah bangun dan bara langsung mengatakan akan segera kembali ke rumah sakit bersama dengan opa Dion.

🥕🥕🥕

Setelah dari kantor polisi papa Dion dan Bara pun kembali ke rumah sakit.

"Ayo pa kita kembali, kata mama tadi Inez sudah siuman." ucap Bara, dan dalam hatinya bara sangat senang mendengar hal tersebut.

"Opa balik!" sahut opa menggemparkan seluruh isi kamar rumah sakit mungkin lupa bahwa ada yang sakit kali ya.

"Sssuutttt!" ucap Oma Laras dan Daniel bersamaan karena suara keras opa Dion.

"Diam pa, Inez sedang tidur!" bisik Oma Laras.

"Oh, iya maaf."

"Papa, apaan sih!" protes Oma Laras.

"Iya, opa lebay!" sahut Daniel.

"Aduh kenapa cucu opa ngomong gitu sih?"

"Ya salah sendiri opa lebay," ucap Daniel kemudian tertawa diikuti oleh Oma Laras namun tetap saja dengan suara pelan.

"Puas ketawanya," bete opa Dion.

"Mama, gimana keadaan Inez?" tanya Bara saat dia baru saja masuk ke dalam kamar inap dengan penasaran.

"Udah baikkan kok sayang, tapi kata dokter masih harus dipantau lagi."

Bara pun hanya diam kemudian mendekati arah ranjang Inez di mana di sana dia menampakkan Inez yang tertidur lelap.

"Kata dokter mungkin dia akan tertidur sedikit lama karena bawaan dari gak sadarkan diri nya tapi gak lama kok." ucap mama Laras yang sudah berada di samping Bara dengan melihat ke arah Inez juga sama seperti Bara.

"Bara, mama mau ngomong sebentar sama kamu." Oma Laras berucap dan keluar dari kamar pasien.

"Ada apa ma?" tanya Bara saat sampai di depan kamar inap.

"Sayang mama mau tanya sama kamu, sebenarnya kamu ada rasa enggak sama Inez?" tanya Oma Laras.

"Mama kenapa tanya gitu sih?" ucap Bara bingung ingin menjawab seperti apa.

"Bara, kalau kamu memang ada rasa lebih baik kamu segerakan nak, ini hanya saran mama saja jangan sampai kamu menyesal. Lihat Daniel anak kamu, dia sudah sangat lengket dengan Inez apa kamu gak kasihan sama anak kamu." ucap Oma Laras kepada sang anak kemudian kembali masuk ke dalam.

Bara hanya diam saja ucapan sang mama barusan dan papa barusan membuat Bara sepertinya harus berunding dengan Inez tentang idenya waktu itu dan untuk kebahagiaan Daniel.

Bara pun menyusul Oma Laras masuk ke kamar pasien kemudian melihat sang anak yang sedang bermain dengan opanya.

Kemudian menghampiri Daniel dan duduk di sampingnya dengan tatapan kasih sayang.

Sedangkan Inez yang merasa badannya cukup enakan pun bangun dari tidurnya, tetapi saat bangun dia tidak menemukan satu orang pun berada di kamarnya.

Dengan bingung Inez mencoba bangun dan beranjak dari ranjang rumah sakit, namun baru saja menginjakkan kakinya di lantai tubuh Inez ternyata kurang seimbang akibat kakinya yang keseleo karena kejadian waktu itu.

Inez pun sudah bisa memastikan bahwa tubuhnya akan jatuh ke bawah dan menambah rasa sakit lagi.

Namun sesaat sebelum jatuh ternyata ada seseorang yang menangkap tubuhnya kemudian memeluknya membuat Inez tidak sampai jatuh ke tanah.

Inez menutup matanya dan merasakan tubuh kekar dan juga keras seperti menubruknya namun entah kenapa sangat nyaman sekali.

Saat Inez melihat ke arah orang tersebut ternyata itu adalah Bara yang ternyata sedang berada di kamar mandi, saat keluar dia malah melihat Inez yang kurang seimbang berdiri dia pun membantunya.

Saat Inez masih dalam pelukan Bara ternyata Oma Laras, opa Dion dan juga Daniel melihat mereka berdua sedang berpelukan.

Oma Laras pun tidak ingin melewatkan kesempatan ia pun memotretnya dan mengajak sang cucu untuk bermain di luar saja.

Sedangkan Bara dan Inez saling berpandangan cukup lama hingga mereka berdua merasakan ada sesuatu yang salah dengan perasaannya.

"Maaf," sahut Bara dan membantu Inez berdiri dan kembali ke ranjangnya.

"Terima kasih." Inez mengucapkan terima kasih dengan canggung.

"Hati-hati, kamu masih belum stabil." Bara mencoba mengingatkan Inez.

"Iya tuan, terima kasih."

"Kamu mau kemana?" tanya Bara.

"Saya ingin jalan-jalan keluar tuan, di sini sangat bosan." ucap Inez dengan lemahnya.

"Mari saya temani."

Setelah mengucapkan hal itu Bara pun menemani Inez jalan-jalan ke taman tetapi tidak di taman tempat kejadian takutnya malah membuat Inez mengingat kejadian tadi.

Sehingga Bara membawa Inez ke taman sebelah yang tidak ramai pengunjung juga.

Bara mendorong kursi roda untuk Inez, sedangkan Inez duduk manis di depan dengan melihat pemandangan taman yang sangat indah.

"Tuan berhenti di sana ya," ucap Inez sambil menunjuk arah tepi danau yang sanga indah.

Bara pun mendorong kursi roda Inez sampai di tepi danau yang indah tersebut.

"Wahhh indah sekali," sahut Inez dengan wajah berserinya.

Bara hanya melihat Inez yang sangat gembira, entah saat melihat Inez tersenyum hati Bara sedikit melembut dan timbul senyuman tipi dari bibirnya sangat sangat tipis bahkan orang lain mungkin tak menyadarinya.

Namun Bara tidak menunjukkan ke Inez wajahnya yang seperti itu, hanya saja dia cukup senang saat Inez senang seperti ini.

Dalam pikirannya tersebut untuk memberitahukannya tentang ide gilanya soal perjanjian kawin kontraknya.

Namun belum Bara membahasnya tiba-tiba telepon Inez berdering.

Drreett drreettt drreett

"Tuan Bara, tolong ambilkan hp saya." sahut Inez meminta tolong pasalnya hp Inez berada di kursi dekat dengan Bara.

Segera Bara mengambilkan hp Inez dan menyerahkan kepada sang empunya untuk mengangkatnya.

[Halo, ma.]

[Halo, sayang!]

[Ada apa ma? Kok tumben jam segini telepon?]

[Mam cuma khawatir aja sayang sama kamu.]

[Mama tenang aja, Inez baik-baik aja kok di sini!] ucap Inez dengan menahan air matanya agar tidak menetes di sini.

[Syukur kalau begitu sayang, mama berharap kamu kapan-kapan bisa berkunjung ke rumah nak karena mama sangat kangen sama kamu.] ucap mama Inez diseberang dengan meneteskan air mata.

[Iya ma, Inez kalau ada waktu pasti akan berkunjung tapi mama jangan nangis lagi ya.] sahut inez mencoba menenangkan sang mama.

[Iya, sayang. Kalau gitu mama tutup ya teleponnya.]

[Iya, ma.]

Setelah itu mamanya pun menutup teleponnya dan Inez mencoba menahan tangisannya agar tidak terjatuh.

Bara yang melihat kesedihan Inez pun tidak tega melihatnya sedih sehingga tanpa aba-aba Bara pun membawa Inez ke pelukannya dengan lembut.

Inez yang mendapat perlakuan itu pun entah kenapa malah merasa nyaman dan menumpahkan semua tangisannya di pelukan Bara.

.

.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

Astrid Nandistya Hayoto

Astrid Nandistya Hayoto

Mulai ada rasa,, hanya blong sadar aja,, ee tapi kalau penyakit bucin uda kumat bahaya juga bar🤣

2025-02-08

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga Bara ada niat baik ngk. pakai kontrak2 sprt di puncak aja 🤭

2025-02-04

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

mulai nih ada" 😅😅

2024-03-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1_Dikhianati
2 BAB 2_Daniel Hilang
3 BAB 3_Air Mancur
4 BAB 4_Daniel Pingin Punya Mama!
5 BAB 5_Rumor Kencan
6 BAB 6_Desakan Menikah
7 BAB 7_Putus
8 BAB 8_Ke Mall
9 BAB 9_Mengantar Pulang
10 BAB 10_Menjemput Mama
11 BAB 11_Menginap
12 BAB 12_Pulang
13 BAB 13_Berita Heboh
14 BAB 14_Wawancara
15 BAB 15_Sakit
16 BAB 16_Cantik
17 BAB 17_Ide Gila
18 BAB 18_Lepaskan Dia!
19 BAB 19_Menemui Pelaku
20 BAB 20_Siuman
21 BAB 21_Ajakan Menikah
22 BAB 22_Jatuh Tempo
23 BAB 23_Ajakan Tanpa Kontrak
24 BAB 24_Jawaban
25 BAB 25_Saya Cium Kamu!
26 BAB 26_Candu
27 BAB 27_Bertemu Calon Mertua
28 BAB 28_Persiapan
29 BAB 29_Kartu Undangan
30 BAB 30_Pemberkatan
31 BAB 31_Resepsi
32 BAB 32_Gagal
33 BAB 33_Pengantin Baru
34 BAB 34_Status Baru
35 BAB 35_Kolam Renang
36 BAB 36_Memilikimu Seutuhnya
37 BAB 37_Makan Malam
38 BAB 38_Bertemu Jessica
39 BAB 39_Kesal
40 BAB 40_Konferensi Pers
41 BAB 41_Penjelasan
42 BAB 42_Papa Sakit
43 BAB 43_Papa Sadar
44 BAB 44_Investor Baru
45 BAB 45_Lepasin!
46 BAB 46_Orang Kaya Beda
47 BAB 47_Penghinaan
48 BAB 48_Bara Marah
49 BAB 49_Pulang
50 BAB 50_Meminta Izin
51 BAB 51_Datang
52 BAB 52_Garden Party
53 BAB 53_Mansion Baru
54 BAB 54_Istana Pasir
55 BAB 55_Kembali Ke Negara X
56 BAB 56_Berita Aneh
57 BAB 57_Memberitahu
58 BAB 58_Makan Siang Bersama
59 BAB 59_Seorang Jalang
60 BAB 60_Kerjasama
61 BAB 61_Sensitif Sekali
62 BAB 62_Pemilik Baru
63 BAB 63_Sisca Welsh
64 BAB 64_Inez Sakit
65 BAB 65_Dua Garis Merah
66 BAB 66_Lama Tak Bertemu
67 BAB 67_Artikel
68 BAB 68_Apa! Baby?
69 BAB 69_Berhenti Bekerja
70 BAB 70_Bahagia Dengan Duda Anak 1 (END)
71 New Story: Married With My Boss
72 New Story: Kesalahan Satu Malam
73 New Story: Our Love Story
74 INFO GRUP NOVELTOON
75 New Story: Gadis Tawanan Sang Mafia
76 New Story: Cinta Lama Belum Kelar
77 New Story: Pembantu Menikahi Tuan Majikan
78 New Story: Pengantin Pengganti Tuan Bara
79 New Story: Kapten Pemikat Hati
80 New Story: Suami Pilihan Mama
81 New Story: Menaklukkan Hati Bos Mafia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1_Dikhianati
2
BAB 2_Daniel Hilang
3
BAB 3_Air Mancur
4
BAB 4_Daniel Pingin Punya Mama!
5
BAB 5_Rumor Kencan
6
BAB 6_Desakan Menikah
7
BAB 7_Putus
8
BAB 8_Ke Mall
9
BAB 9_Mengantar Pulang
10
BAB 10_Menjemput Mama
11
BAB 11_Menginap
12
BAB 12_Pulang
13
BAB 13_Berita Heboh
14
BAB 14_Wawancara
15
BAB 15_Sakit
16
BAB 16_Cantik
17
BAB 17_Ide Gila
18
BAB 18_Lepaskan Dia!
19
BAB 19_Menemui Pelaku
20
BAB 20_Siuman
21
BAB 21_Ajakan Menikah
22
BAB 22_Jatuh Tempo
23
BAB 23_Ajakan Tanpa Kontrak
24
BAB 24_Jawaban
25
BAB 25_Saya Cium Kamu!
26
BAB 26_Candu
27
BAB 27_Bertemu Calon Mertua
28
BAB 28_Persiapan
29
BAB 29_Kartu Undangan
30
BAB 30_Pemberkatan
31
BAB 31_Resepsi
32
BAB 32_Gagal
33
BAB 33_Pengantin Baru
34
BAB 34_Status Baru
35
BAB 35_Kolam Renang
36
BAB 36_Memilikimu Seutuhnya
37
BAB 37_Makan Malam
38
BAB 38_Bertemu Jessica
39
BAB 39_Kesal
40
BAB 40_Konferensi Pers
41
BAB 41_Penjelasan
42
BAB 42_Papa Sakit
43
BAB 43_Papa Sadar
44
BAB 44_Investor Baru
45
BAB 45_Lepasin!
46
BAB 46_Orang Kaya Beda
47
BAB 47_Penghinaan
48
BAB 48_Bara Marah
49
BAB 49_Pulang
50
BAB 50_Meminta Izin
51
BAB 51_Datang
52
BAB 52_Garden Party
53
BAB 53_Mansion Baru
54
BAB 54_Istana Pasir
55
BAB 55_Kembali Ke Negara X
56
BAB 56_Berita Aneh
57
BAB 57_Memberitahu
58
BAB 58_Makan Siang Bersama
59
BAB 59_Seorang Jalang
60
BAB 60_Kerjasama
61
BAB 61_Sensitif Sekali
62
BAB 62_Pemilik Baru
63
BAB 63_Sisca Welsh
64
BAB 64_Inez Sakit
65
BAB 65_Dua Garis Merah
66
BAB 66_Lama Tak Bertemu
67
BAB 67_Artikel
68
BAB 68_Apa! Baby?
69
BAB 69_Berhenti Bekerja
70
BAB 70_Bahagia Dengan Duda Anak 1 (END)
71
New Story: Married With My Boss
72
New Story: Kesalahan Satu Malam
73
New Story: Our Love Story
74
INFO GRUP NOVELTOON
75
New Story: Gadis Tawanan Sang Mafia
76
New Story: Cinta Lama Belum Kelar
77
New Story: Pembantu Menikahi Tuan Majikan
78
New Story: Pengantin Pengganti Tuan Bara
79
New Story: Kapten Pemikat Hati
80
New Story: Suami Pilihan Mama
81
New Story: Menaklukkan Hati Bos Mafia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!