|15|. Bersikap Sebagaimana Seharusnya

"Buatkan saya secangkir kopi. Pastikan untuk menggunakan yang masih berbiji kopi, giling terlebih dulu sampai sehalus mungkin dan beri dua potong gula ke dalamnya. Untuk suhu airnya saya ingin tidak terlalu panas tapi tidak hangat juga"

Callie menahan senyum samar di bibir dan ber-decih dalam hatinya. Yang benar saja, itu tidak terlalu panas tapi tidak hangat juga. Jelas wanita itu mencoba mempermainkannya. Apa dia terlihat seperti seseorang yang mudah diintimidasi?

Itu bukan kali pertama dia mengalami hal seperti itu ditempat kerja. Sebelum menjadi sekretaris pribadi CEO, dia memiliki segudang pengalaman pekerjaan di perusahaan kecil hingga menengah yang ada di kota J. Dari menjadi karyawan biasa, HRD, hingga ketua divisi. Berkat itu dia telah memakan asam garam dunia perusahaan yang penuh tekanan, belum lagi bertemu dengan rekan kerja yang toxic dan atasan yang memperlakukannya seperti kacung.

Yang menyedihkannya, terakhir kali dia di depak dari perusahaan karena dikambinghitamkan atas kesalahan yang tidak dia perbuat. Berkat itu namanya menjadi buruk dan hampir tidak ada perusahaan yang mau merekrutnya.

Hingga suatu kesempatan membuatnya bertemu dengan Maribel. Dia pada awalnya tak tahu kalau gadis muda itu adalah seorang pewaris perusahaan. Dia hanya mengeluh mengatakan tak ada perusahaan yang menerimanya hanya karena alasan pemecatannya yang buruk terakhir kali.

Padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun dan kinerjanya selalu baik. Tapi pada akhirnya orang luar sepertinya yang tak punya orang dalam, begitu mudah di dorong kesalahan.

Maribel yang hari itu hanya orang acak yang telah tanpa sengaja mendengar nasibnya. Mengambil resume miliknya, melihatnya yang cukup berpengalaman dan berprestasi, dia pun direkrutnya sebagai sekretaris pribadinya.

"Hey, kenapa kau malah diam di sana?"

Callie tersentak dari lamunan.

"Haa, aku tidak tau bagaimana bisa keponakan ku yang naif itu merekrut orang tidak becus seperti mu sebagai sekretarisnya"

Jari-jemari Callie tanpa sadar terkepal, biar begitu dia tetap mempertahankan ekspresi cuek nya dan memperbaiki letak kacamata bersikap seperti apa yang dikatakan Breta hanyalah angin lalu yang tidak begitu dia pedulikan.

Breta yang melihatnya itu, menggertak kan giginya menekan kekesalannya dalam hati.

"Masih tidak pergi?" Bentak Breta. Dari sikap Callie, sepertinya dia sama sekali tidak berniat melakukan apa yang dia suruh.

"Oh, anda menyuruh saya pergi?" Callie mengedipkan matanya dengan tatapan tak berdosa, "Ah, kalau begitu permisi" Dia tanpa sopan langsung berbalik. Mendorong pintu dan keluar dari ruang Breta.

Kemudian dia pergi mendatangi pantry. Memanggil salah seorang pekerja di sana. Itu seorang wanita yang sedang mengelap bersih gelas dan cangkir. Dia tersenyum mendatanginya, "Permisi"

Wanita itu langsung mengehentikan aktivitasnya dan menoleh pada Callie yang terlihat asing di matanya. Agaknya salah seorang karyawan baru.

"Iya, ada apa ya Bu?" Tanyanya sopan.

Kesopanan nya membuat Callie tersenyum lebih ramah, "Bu Breta meminta pesanan kopi, bisa anda tolong buatkan?"

"Ah, tentu saja. Itu memang sudah tugas saya"

"Kalau begitu tolong ya. Kopi nya harus yang masih berbiji kopi, di giling sampai halus dan untuk suhu airnya tidak terlalu panas tapi bukannya hangat juga"

Wanita itu sedikit tertegun mendengarnya.

"Seperti itu pesanan Bu Breta" Lanjut Callie.

"Ngomong-ngomong, apa dia selalu memiliki selera yang rumit seperti ini?" Tanyanya kemudian.

Wanita itu menggeleng pelan sambil berpikir, "Seingat saya Bu Breta tidak pernah masalah dengan menggunakan yang bubuk. Bahkan untuk suhu airnya itu harus benar-benar hangat atau kalau tidak dia tak akan sanggup meminumnya"

"Ah, jadi begitu" Sudah Callie duga, wanita licik itu memang sengaja ingin mengerjainya.

Callie tidak bertanya apapun lagi. Dia langsung permisi dengan sopan dan pergi.

Di samping itu Breta menunggu di ruang nya. Hingga entah berapa menit berlalu, dia mendengar suara pintu diketuk.

"Masuk" Serunya.

Breta tersenyum licik. Dia mengira itu adalah Callie dan sudah siap akan meludahinya dengan amarah.

Tapi matanya berkerut dalam memandangi yang masuk adalah salah seorang office girl perusahaan. Dia berjalan dengan nampan di tangan dan dengan sopan meletakkan secangkir kopi di atas mejanya.

"Silahkan Bu"

Breta tertegun.

"Ini..."

"Ah, seseorang meminta saya untuk membuat kan kopi untuk ibu. Katanya ini adalah pesanan yang ibu pinta. Kopi dengan biji kopi, di giling halus dan tidak terlalu panas tapi bukannya hangat" Tuturnya menjelaskan, "Saya sudah menyiapkannya seperti yang anda pinta Bu"

Breta mengepalkan tangannya meredam amarah. Merasakan atmosfer buruk yang mengudara, office girl itu langsung permisi dan buru-buru keluar meninggalkan ruang.

"Sial" Breta mengumpat kesal.

"Beraninya dia mengabaikan perintah ku"

Dia langsung mengambil telepon dan menghubungi seseorang untuk mendatangkan Callie ke ruangannya.

Seperti itu, Callie akhirnya kembali berdiri di hadapan Breta.

"Kau mengabaikan pesanan ku?" Suaranya luput dengan kemarahan.

Callie melirik sekilas kearah meja, melihat secangkir kopi sudah terhidang di atas sana, "Tidak. Bukannya kopi anda sudah di depan Bu?"

Breta hampir meledak. Dia tak tahan dan langsung menggebrak meja, "Aku menyuruh mu. Aku ingin kau yang melakukannya" Teriak Breta keras.

Merasakan kemarahan wanita itu, Callie mengulum rapat bibirnya untuk tidak tertawa.

Memperhatikan itu, ekspresi wajah Breta seketika menjadi hitam, "Sebelum aku menjadi marah, cepat pergi buatkan seperti apa yang ku katakan" Perintah Breta, sambil mengacungkan jari telunjuknya kearah pintu.

Haa!

Bukankah dia baru saja marah?

Callie tersenyum mengejek dalam hati.

"Saya tidak akan melakukannya"

"Kau—" Tangan Breta yang mengepal dia atas meja itu nyaris saja mengambil dokumen yang ada di meja dan melemparnya kearah Callie.

"Maaf Bu, saya disini sebagai sekretaris pribadi Bu Maribel. Saya bekerja untuknya, jadi tak ada waktu untuk melayani anda. Jika anda membutuhkan seseorang untuk membuat kopi, saya pikir office girl dapat melakukannya untuk anda. Karena setiap orang sudah memiliki pekerjaan mereka masing-masing. Anda tidak bisa sembarang menganggu seperti itu. Tapi ya jika anda merasa perlu di layani secara khusus, anda dapat menyiapkan seseorang yang dapat menjadi asisten pribadi anda"

"Kamu jangan besar kepala ya! Jelas-jelas posisi saya disini lebih tinggi dari kamu" Geram Breta. Menatap nanar Callie. Beraninya sekretaris baru sepertinya menerangkan sesuatu seperti itu padanya.

Jadi ada apa dengan itu?

Callie ingin sekali menjawab itu. Tapi dia pikir itu tidak perlu atau mungkin perseteruan ini hanya tidak akan berakhir.

"Saya pikir saya sudah menyampaikan apa yang telah saya sampaikan. Saya disini tidak besar kepala, saya hanya bersikap sebagaimana yang seharusnya. Kalau begitu saya permisi" Callie langsung melangkah pergi menggapai pintu dan keluar.

Breta yang sudah meledak dalam amarah itu langsung mengambil cangkir kopi yang ada di meja dan melemparnya ke lantai.

Terpopuler

Comments

Lisma Wati

Lisma Wati

bagussss.. mantap ni sekretaris pribadinya si mar

2023-03-04

2

lihat semua
Episodes
1 |1|. Belum Saatnya Untuk Meledak
2 |2|. Belakang Telinganya Masih Basah
3 |3|. Terkena Patukan Ular Di Hutan
4 |4|. Dia Bukan Siapa-Siapanya
5 |5|. Skema Jahat Yang Gagal
6 |6|. Mendatangi Kastil Tua Di Hutan
7 |7|. Paling Tau Soal Bermain Bersih
8 |8|. Nasib Malang Yang Beruntun
9 |9|. Masuk Tanpa Izin Tuan Rumah
10 |10|. Sudah Tiba Sejak Semalam
11 |11|. Seperti Perjanjian Hidup Dan Mati
12 |12|. Dibutakan Oleh Ketampanannya
13 |13|. Jangan Coba-Coba Membodohi
14 |14|. Harus Menarik Garis Keras
15 |15|. Bersikap Sebagaimana Seharusnya
16 |16|. Cinta Pertamanya Bukan Manusia
17 |17|. Melakukan Sesuatu Yang Buruk
18 |18|. Sangat Tidak Baik Buat Jantung
19 |19|. Anda Seorang Pria Yang Baik
20 |20|. Menyenangkan Kaya Karena Keturunan
21 |21|. Tidak Berbau Masam Sama Sekali
22 |22|. Semua Dalam Dirinya Terlihat Baik
23 |23|. Harus Menjadikannya Sebagai Suaminya
24 |24|. Tolong Lakukan Dengan Lembut
25 |25|. Jadi Kau Berbohong Sebelumnya
26 |26|. Dia Adalah Yang Pertama
27 |27|. Bekerja Di Kediaman Yang Lain
28 |28|. Telah Tumbuh Dengan Sangat Baik
29 |29|. Gadis Yang Terkena Gigitan Ular
30 |30|. Ingin Menikahinya Segera
31 |31|. Tidak Memacari Gadis Manusia
32 |32|. Di Tahan Di Kantor Kepolisian
33 |33|. Pelayan Yang Kau Siapkan
34 |34|. Kebenaran Yang Mulai Terkuak
35 |35|. Karena Ingin Menikahinya
36 |36|. Mengatur Kencan Buta
37 |37|. Di Tolak Oleh Pria Di Kencan Buta
38 |38|. Bunga Yang Besar Di Rumah Kaca
39 |39|. Telah Tanpa Sengaja Menikah
40 |40|. Adalah Suami Rahasianya
41 |41|. Mimpi Indah Dan Ciuman Di Pagi Hari
42 |42|. Termasuk Cara Mu Menggodaku
43 |43|. Ingin Meminumnya Langsung
44 |44|. Kau Harus Bertanggung Jawab
45 |45|. Berikan Kepada Kekasihmu
46 |46|. Tidak Akan Melukainya
47 |47|. Kewarasannya Habis Karena Menggilainya
48 |48|. Sampai Jumpa Nanti Malam
49 |49|. Sudah Sepantasnya Peduli
50 |50|. Ini Bukan Kali Pertama
51 |51|. Istri Naif Ku
52 |52|. Diam Mu Adalah Iya
53 |53|. Lagipula Kau Suamiku Sekarang
54 |54|. Tidak Menggoda Sama Sekali
55 |55|. Itu Bukan Hal Yang Baik
56 |56|. Tidak Bisa Membencimu
57 |57|. Berencana Mendatangi Aldrich
58 |58|. Alasan Ingin Hidup Terpisah
59 |59|. Mama Kecewa Padamu
Episodes

Updated 59 Episodes

1
|1|. Belum Saatnya Untuk Meledak
2
|2|. Belakang Telinganya Masih Basah
3
|3|. Terkena Patukan Ular Di Hutan
4
|4|. Dia Bukan Siapa-Siapanya
5
|5|. Skema Jahat Yang Gagal
6
|6|. Mendatangi Kastil Tua Di Hutan
7
|7|. Paling Tau Soal Bermain Bersih
8
|8|. Nasib Malang Yang Beruntun
9
|9|. Masuk Tanpa Izin Tuan Rumah
10
|10|. Sudah Tiba Sejak Semalam
11
|11|. Seperti Perjanjian Hidup Dan Mati
12
|12|. Dibutakan Oleh Ketampanannya
13
|13|. Jangan Coba-Coba Membodohi
14
|14|. Harus Menarik Garis Keras
15
|15|. Bersikap Sebagaimana Seharusnya
16
|16|. Cinta Pertamanya Bukan Manusia
17
|17|. Melakukan Sesuatu Yang Buruk
18
|18|. Sangat Tidak Baik Buat Jantung
19
|19|. Anda Seorang Pria Yang Baik
20
|20|. Menyenangkan Kaya Karena Keturunan
21
|21|. Tidak Berbau Masam Sama Sekali
22
|22|. Semua Dalam Dirinya Terlihat Baik
23
|23|. Harus Menjadikannya Sebagai Suaminya
24
|24|. Tolong Lakukan Dengan Lembut
25
|25|. Jadi Kau Berbohong Sebelumnya
26
|26|. Dia Adalah Yang Pertama
27
|27|. Bekerja Di Kediaman Yang Lain
28
|28|. Telah Tumbuh Dengan Sangat Baik
29
|29|. Gadis Yang Terkena Gigitan Ular
30
|30|. Ingin Menikahinya Segera
31
|31|. Tidak Memacari Gadis Manusia
32
|32|. Di Tahan Di Kantor Kepolisian
33
|33|. Pelayan Yang Kau Siapkan
34
|34|. Kebenaran Yang Mulai Terkuak
35
|35|. Karena Ingin Menikahinya
36
|36|. Mengatur Kencan Buta
37
|37|. Di Tolak Oleh Pria Di Kencan Buta
38
|38|. Bunga Yang Besar Di Rumah Kaca
39
|39|. Telah Tanpa Sengaja Menikah
40
|40|. Adalah Suami Rahasianya
41
|41|. Mimpi Indah Dan Ciuman Di Pagi Hari
42
|42|. Termasuk Cara Mu Menggodaku
43
|43|. Ingin Meminumnya Langsung
44
|44|. Kau Harus Bertanggung Jawab
45
|45|. Berikan Kepada Kekasihmu
46
|46|. Tidak Akan Melukainya
47
|47|. Kewarasannya Habis Karena Menggilainya
48
|48|. Sampai Jumpa Nanti Malam
49
|49|. Sudah Sepantasnya Peduli
50
|50|. Ini Bukan Kali Pertama
51
|51|. Istri Naif Ku
52
|52|. Diam Mu Adalah Iya
53
|53|. Lagipula Kau Suamiku Sekarang
54
|54|. Tidak Menggoda Sama Sekali
55
|55|. Itu Bukan Hal Yang Baik
56
|56|. Tidak Bisa Membencimu
57
|57|. Berencana Mendatangi Aldrich
58
|58|. Alasan Ingin Hidup Terpisah
59
|59|. Mama Kecewa Padamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!