Part 17

Aesira terbangun di ruangan itu seorang diri. Ia bertanya-tanya dimanakah semua orang. Kakinya berdiri, ia melangkah pelan ke sisi balkon yang sudah tidak terurus dengan banyak tumbuhan liar hidup mengelilingi pagar dan dinding.

Saat menempatkan kedua tangannya ke pagar, sebuah ingatan melesat tiba-tiba dan membuatnya menahan rasa sakit di kepala.

“Balkon ini …” Aesira memutar badannya ke belakang dan memandangi tempat dimana ia tertidur tadi.

Lagi-lagi, pikiran Aesira serasa ditarik mundur.

“Jadi tempat ini dulunya kamar Ratu Udaya? Aku tidak salah lagi, ini seperti di mimpi-mimpiku.”

Napas Aesira tercekat. “Ratu Udaya, apa yang kau lakukan hingga kau bisa berubah menjadi mengerikan semacam ini?”

Helaannapas keluar dari Aesira, ia memadang ke bawah, Margaretha, Lynda, dan Isabella tengah berlatih dengan kekuatan masing-masing. Tak jauh dari sana, ada Putri Elma dan Kay yang terlihat sedang mengobrol.

“Sejak kapan mereka akrab?”

Aesira menatap mereka makin intens. “Tampaknya, mereka seru sekali berbincang.”

Ia mengusap wajahnya. “Kenapa aku mendadak kesal? Dia punya hak untuk berbicara dengan siapapun bukan? Kenapa aku yang harus repot? Apa … aku, sedang cemburu?”

Aesira menggeleng cepat. “Apa yang kau pikirkan, Aesira? Saat ini tidak ada waktu untuk mengambil sikap cemburu! Yang harus kau pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar kau bisa membawa Kay dan Rui pulang kembali! Itu yang utama!” tukasnya dengan nada tegas nan menggebu-gebu.

“Aish! Rui? Anak itu kemana? Apa dia sudah sadar? Kenapa aku sampai melupakannya?!”

Aesira berjalan dengan hati-hati, penerangan satu-satunya di tempat ini hanyalah bola cahaya yang diletakkan di menara tertinggi bangunan ini. Putri Elma bilang, bola tersebut akan bertambah sinarnya jikalau ketujuh duplikat Ratu Udaya menemukan kekuatannya. Dan, ini menjadi amanat baru bagi Aesira yang sangat membuat pikirannya penuh.

Keluar dari ruangan itu, Aesira terpana dengan detail ruangan yang beberapa sisinya sudah hancur akibat kekuatan besar. Namun, meski begitu, tetap saja ornamen yang tersisa membuktikan jikalau tempat ini dulunya adalah sebuah kerajaan yang sangat besar nan indah. Aesira menoleh ke ruangan enam meter dari tempatnya berdiri.

Sekelebat ingatannya seperti memutarkan kaset memori tentang Ratu Udaya yang dahulu menjadi putri di kerajaan ini yang tengah berjalan perlahan menggunakan kursi rodanya sembari menangis sedu entah karena apa.

“Astaga! Dia …”

Bayangan memori yang hampir nyata itu seketika hilang.

“Aku, betul-betul seperti melihat diriku sendiri tadi itu.”

Aesira tiba di bawah setelah berhasil melewati anak tangannya yang cukup ekstrim karena anak tangannya banyak yang hancur. Jadi, ia harus ekstra hati-hati ketika turun ditambah minimnya pencahayaan yang ada.

Tiba di pelataran pelatihan, secara asal Margaretha melemparkan bola apinya ke arah Aesira. Aesira yang belum bersiap sontak saja menghindar, jika tidak, api itu akan langsung menghanguskan tubuhnya.

“Hei! Apa kau punya masalah dengan Aesira?” protes Kay.

Margaretha memandang Aesira yang ketakutan dengan puas.

“Seorang pahlawan tidak akan bisa menjadi kuat tanpa tempaan,” tukas Margaretha yang kemudian kembali mengarahkan bola apinya ke Aesira. Tentu saja, gadis itu berlari kalang kabut menghindari rentetan lemparan bola api. Bersyukurlah di sepanjang Margaretha bermain-main dengan Aesira, gadis itu gesit dan cermat sekali menghindar.

“Kemari kau Ratu Udaya!” teriak Margaretha pada Aesira yang sudah kelelahan seusai berlari.

“Tunggu, kau tidak berniat menyerangku lagi kan Kak? Aku sudah lelah,” pinta Aesira memohon.

“Bagaimana bisa kau lelah sementara kau sudah tertidur hampir tiga jam lamanya?”

Aesira tertawa sembari menata rambutnya ke belakang.

“Kemari!” panggil Margaretha.

Aesira berlari kecil menghampiri Margaretha, Isabella, dan Lynda. Mereka bertiga berjajar, dengan tingkatan umur, warna rambut, jenis kekuatan yang masing-masing berbeda. Bibir Aesira seketika melengkung. Entah kenapa, semangatnya seperti berkobar.

“Apa kau sedang mencari temanmu?” tanya Isabella yang tentu saja membuat Aesira mengeryitkan dahi.

“Lihat di ujung menara,” tukas Isabella. Namun, Aesira lebih dulu memandang Kay. Laki-laki itu hanya menggeleng seolah-olah tidak tahu apapun.

Aesira memutar kepalanya dan memandang ke arah yang ditunjuk Isabella. Kedua mata Aesira menyipit, samar-samar terlihat ada seseorang yang menempel di tiang menara.

“Rui!” Aesira benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sahabatnya itu, terikat di salah satu tiang menara dengan mulut terbekap.

Lynda menaikkan busurnya dengan anak panah yang sudah bersiap melesat tepat ke arah Rui.

“Kalian melakukan ini untuk apa? Dia temanku! Bahkan dia sedang sakit!” cecar Aesira.

“Sepuluh!” teriak Lynda membuat Aesira kebingungan.

“Apa ini hitungan mundur?” tanya Aesira namun, tidak ada hang mau menjawab pertanyaannya itu. Ia mengarahkan pandangan kembali ke Kay dengan ekspresi kecewa lantas berdecak kemudian, sekuat tenaga berlari menyelamatkan Rui. Ia betul-betul bingung dengan cara berpikir orang-orang di bawah sana, pun dengan Kay. Apa sebenarnya tujuan mereka sampai harus mencelakai sahabatnya itu. Pertanyaan tersebut terus saja menghantui pikirannya di sepanjang dirinya berlari.

Dengan masih berlari, Aesira sesekali melihat ke arah bawah untuk memastikan jikalau Lynda belum melepaskan anak panahnya.

“Empat!”

“Ini masih jauh! Aku tidak yakin bisa menyelamatkan Rui. Ya Tuhan aku membutuhkan bantuanmu!”

“Tiga!”

Teriakan Lynda membuat jantung Aesira seakan ingin meledak. Ia tiba di sebuah pintu yang dapat mengarahkannya ke tangga menuju menara. Namun sayangnya, pintu itu terkunci. Ia mencoba mendobrak sekuat tenaga.

“Pasti ada cara lain!”

Aesira berlari ke pagar dan melihat tali busur Lynda semakin memanjang. Ia menatap ke arah menara dan berinisiatif memanjat.

“Cara ini tidak akan berhasil. Ayo berpikirlah Ae! Berpikirlah!”

Di antara deretan mimpi yang hadir dari kutukan tidurnya, muncul satu mimpi yang dimana ia bisa membuka pintu dengan memutarkan tangan. Namun, ia begitu ragu apakah cara itu dapat mungkin terjadi.

“Semua keajaiban terjadi di Arsh, Aesira. Dan, kau harus mulai mempercayainya.”

Ucapan Margaretha kala itu membuat tekad Aesira membulat.

“Aku harus mencobanya.”

Aesira kembali ke depan pintu dan memusatkan pikirannya.

“Semua keajaiban terjadi di Arsh, Aesira,” tukasnya berulang kali.

"SEMUA KEAJAIBAN TERJADI DI ARSH, AESIRA!!!" teriaknya yang seketika memunculkan kilatan-kilatan cahaya biru yang berkumpul di tangannya.

Tak!

Aesira membuka matanya dan terkejut kala melihat gembok di depannya hancur berkeping-keping. Ia sempat akan kagum namun, ia tidak ada waktu. Kaki gadis itu menaiki ratusan anak tangga tanpa jeda.

“Dua!”

Sedikit lagi Aesira sampai, ia bisa melihat dengan sendirinya jikalau Rui tengah menunggunya untuk diselamatkan.

“Satu!!!” teriak Lynda yang membuat Aesira seketika melompat naik.

Lesatan anak panah itu sangat cepat. Semua orang di bawah tercengang kala melihat Aesira terpental karena terkena panah yang diarahkan Lynda. Anak panah itu terlihat jelas menusuk dada gadis itu dan membuatnya tumbang.

Kay mendekati barisan tiga pendekar berwajah serupa itu.

“Kau bilang Aesira tidak akan apa-apa?! Kenapa kau malah membidiknya?! Apa tujuan kalian sebenarnya, he!”

“Kay, kita sudah berunding ini dari awal bukan? Ini demi Aesira, dia harus menemukan kekuatannya,” ucap Putri Elma.

Kay menoleh cepat. “Kekuatan apa? Kau malah menyakitinya! Kau mementingkan dirimu sendiri, Putri. Kay mengorbankan banyak nyawa hanya untuk ambisimu menjadi ratu di negeri yang mengerikan ini bukan?”

Ucapan yang menohok itu berhasil membuat hati sang putri meluruh.

“Jaga ucapanmu, pemuda!” tegur Isabella.

Kay tidak menanggapi dan segera menyusul Aesira dan juga Rui yang masih dalam keadaan terikat. Dengan jelas, ia bisa mendengar rintisan tangis Rui di atas sana.

“Aku tidak akan memaafkan mereka jika terjadi sesuatu dengan Aesira!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!