Part 12

“Bahkan Kay setiap hari duduk di sampingku. Tapi kenapa masih saja aku tertidur?”

Rui memajukan lipatan tangannya di atas meja, Aesira mengikuti.

“Mungkin sebuah perasaan bernama cinta tumbuh di hati Kay padamu?” seloroh Rui dengan lirih.

Aesira mengibaskan telapak tangan di depan wajah. “Itu tidak mungkin, Rui! Dia sudah punya Keily! Mereka bahkan sudah bertunangan!” tandas Aesira menolak ucapan temannya itu.

Rui berdecak lalu, menarik tangan Aesira dan mengenggamnya. “Apa kau pernah melihat ada cinta di mata Kay untuk Keily, Ae? Sungguh! Berbeda dengan laki-laki itu ketika menatapmu.”

“Bagaimana kau tahu seseorang menaruh cinta hanya dengan melihat matanya?” tanya Aesira.

Dengkusan kesal terdengar dari Rui.

“Hei! Aku sudah lima kali berpacaran, bagaimana tidak bisa aku menilai seseorang yang jatuh cinta Ae?”

Aesira memundurkan punggungnya dengan mengeluarkan ekspresi terkejut.

“Lima kali?! Dan kau tidak pernah bercerita kepadaku?”

Rui menampar dahinya.

“Ya, aku menutupi hal itu darimu. Maaf.”

Aesira menggeleng pelan lalu melipat tangan di dada.

“Topik ini tidak perlu dibahas lebih lanjut. Bagaimana kalau sepulang sekolah kita berbelanja kebutuhan berkemah besok?” tawar Rui memecah susana tengang yang sangat menjalar di antara mereka.

“Entahlah, ku rasa, aku harus menemani Kay kembali ke toko aksesoris soal gelang itu.”

“Tidak boleh! Kau bisa terkena masalah baru lagi, Ae! Kau tidak kapok Keily memperlakukanmu seperti tadi?”

Sebenarnya, Aesira sudah memikirkan risiko tersebut jauh-jauh waktu sebelum mengambil keputusan menemani Kay ke toko aksesoris. Namun, ia sungguh tak takut dengan tindakan Keily yang anarkis terhadap dirinya. Diguyur dengan seember minuman gula tidaklah begitu berat baginya, karena ia sudah mengalami hal yang lebih mengerikan yang ia terima dari Keily. Dua tahun ia diam tanpa membela diri, dan gadis itu tetap akan seperti itu hingga Keily menyadari dengan sendirinya perbuatan buruknya tersebut.

“Aku akan menanggung apapun yang Keily perbuatan untukku besok.”

“Ae …” rengek Rui.

“Tidak apa, Rui. Gadis itu memiliki banyak masalah dan … aku hanya dibuat sebagai pelampiasan dari kemarahannya yang terpendam.”

“Kau jangan terus-terusan menjadi gadis polos yang dengan mudahnya mau ditindas, Ae! Kau harus berani melawan. Harga dirimu hilang sejak nenek sihir itu hadir di kelas setahun yang lalu.”

Aesira menolak dengan menyenangkan kepalanya tegas.

“Tidak, Rui. Perlawanan hanya akan menambah masalah baru. Ini tidak akan usai. Biarkan gadis itu bosan sendiri. Aku tahu sebenarnya dia gadis yang baik.”

“Terserah …” balas Rui lesu.

...----------------...

Kay meninggalkan motornya di parkiran taman. Laki-laki itu berjalan mengendap-endap sembari melihat ke sekitar memastikan.

Sampai di perempatan yang luas, ia menyeberang ke arah seorang gadis dengan rambut di kucir kuda.

“Menunggu lama?”

Gadis itu mengangguk.

Kay menyisir rambutnya ke belakang, sontak saja apa yang dilakukan laki-laki ini membuat gadis di depannya hampir pingsan karena pesonanya.

“Ayo,” ajak Kay sambil meraih telapak tangan gadis itu. Seketika, kedua mata gadis itu menatap haru apa yang dilakukan Kay padanya. Diliriknya tangannya yang tergenggam erat, ia sungguh tidak percaya dapat digenggam oleh laki-laki yang selama ini dikaguminya. Ia mengira hal semacam ini hanya akan ada di dalam solusinya, tapi hari ini, nyata! Laki-laki itu mengenggam tangannya tanpa ia minta!

“Tuhan, aku ingin berteriak!!!”

Lari kecil mereka dihentikan saat mereka tiba di depan tujuan.

“Bukannya kemarin ini toko aksesoris?”

Kay menarik rantai yang menutup pintu.

“Terkunci.” Kay menoleh pada gadis di sebelahnya.

“Anehnya, kenapa sekarang toko itu berubah menjadi gudang kosong secepat ini?” tukas Aesira sembari mengetuk-ngetuk dagu dengan jari telunjuk.

“Iya benar, aneh,” timpal Kay.

Aesira menarik badannya lurus menghadap jalan.

“Hei! Kenapa kalian meninggalkanku!” Suara samar-samar itu berasal dari Rui yang berlari mendekati mereka.

Sengatan cinta karena genggaman tangan Kay di perempatan tadi sungguh membuat Aesira lupa kalau ia harus mengatakan pada Kay kalau mareka harus menunggu Rui mengambil uang di ATM.

Gadis yang mendarat lelah di hadapan mereka itu menempelkan kedua telapak tangannya ke lutut sambil menata napasnya yang tidak beraturan.

Aesira mengambil botol air dari saku samping tasnya dan mengulurkannya ke Rui. Rui mengambil botol itu segera, ketika hendak memiringkan mulut botol ke bibirnya, satu tetes air pun tak turun menghilangkan dahaga yang menyiksa. Dengan sorot mata tajam, Rui mengembalikan botol itu ke tangan Aesira.

“Kau mengerjaiku?!”

Aesira dan Kay tertawa beriringan. Tanpa mau berulah lagi, tangan Aesira meraih botol lain di dalam tas.

“Cepat, minumlah.”

...----------------...

Rui tidak menyangka apa yaang pernah ia ucapkan asal-asalan sebulan yang lalu itu terjadi juga. Melihat kedekatan dua sejoli di depannya, sungguh membuat Rui bahagia sekaligus khawatir. Bahagia karena Aesira bisa mendapatkan teman berbagi usai kehilangan ibunya dan khawatir sebab Keily tentu tidak akan melepaskan urusan kebersamaan mereka semudah itu. Bisa-bisa, jika benar mereka berdua menjalin hubungan yang lebih dari ini, keamanan hidup Aesira bisa terancam. Keily, anak CEO perusahaan ternama di kota itu bisa melakukan hal-hal yang mustahil sekalipun pada temannya itu.

“Aku mengantar kalian sampai di sini. Kalian berhati-hatilah.” Usai mengucapkan itu, Kay pergi sembari membalas lambaian tangan Aesira.

“Kita lihat, takdir akan membawa hubungan ini sampai ke mana,” kata Rui membuat Aesira menoleh. Satu dorongan Rui dapat ke bahunya oleh gadis di sampingnya.

“Kau ini, berkata apa?”

Derit rem menahan bus dua tingkat itu berhenti di depan mereka. Di sebelah bus, di jalur beda arah, sebuah mobil terparkir semenjak lalu lalang kendaraan merayap. Di mobil itu, adalah mobil Keily juga anggota gengnya. Gadis itu sudah lama mengikuti ketiga teman sekelasnya itu pergi bersama diam-diam. Kepala gadis itu betul-betul mendidih, ia bersumpah akan membalas sakit hatinya cepat atau lambat.

Sementara di kediaman Aesira, gadis itu malam ini akan tidur ditemani Rui yang semangat sekali menyiapkan keperluan perkemahan besok di gunung. Mereka menata banyak sekali makanan dari hasil membuat kue yang cukup banjir pesanan hingga mereka sempat kewalahan.

“Aku sudah menutup link pemesanan di sosial media dan mengumumkan pembukaan kembali pada senin. Semoga saja, kita bisa kembali mendapatkan costumer setelah itu,” tukas Aesira setelah meletakkan ponsel.

“Tenang, lidah para costumer kita akan terus dihantui dengan kuemu yang lezat itu, Ae. Kau, tidak perlu khawatir kali jangan pelanggan,” kata Rui menghibur temannya.

Dua ransel besar berisi barang yang mereka perlukan selama tiga hari berkemah, mereka seret ke pojok dinding. Di sebelahnya juga ada dua orang sepatu gunung dan satu bag besar berisi makanan ringan.

Aesira melepaskan masker di wajahnya lalu, membilasnya sebentar.

“Aku tidur dulu, ya, Rui. Kantukku ini sudah tidak bisa kutahan.”

“Lagi pula, siapa yang bisa mencegah Aesira si putri tidur untuk tidur?” sindir Rui.

Aesira tertawa, ditariknya selimut itu untuk menghangatkan tubuhnya. Tak perlu waktu lama, gadis itu sudah senyap pergi ke alam mimpi.

“Ini baru pukul delapan, tapi gadis ini sudah tertidur saja.” Rui berdecak, ia bangkit dari tepi tempat tidur dan mengecek ponsel Aesira yang mendapat rentetan pesan entah dari siapa semenjak gadis itu tertidur. Ia sempat ragu, tapi mengingat kalau gadis itu tidak akan sedikitpun bangun, ia memutuskan untuk membuka ponsel tersebut.

“Kay? Anak itu ternyata selama ini bertukar pesan dengan Ae?”

“Bahkan anak ini selalu menanyakan kabar Aesira. Wah, ini kemajuan yang pesat soal hubungan mereka!”

Rui duduk di kursi tempat belajar Aesira, ketika meletakkan ponsel temanya itu ke posisi semula, matanya tertarik pada sebuah buku bersampul cokelat lalu, membukanya. Setelah melalui beberapa halaman, Rui baru tahu jikalau tulisan di buku ini adalah isi dari setiap mimpi tidur Aesira. Ia tidak menyangka, gadis yang tertidur pulas itu benar-benar detail mencatat tentang kehidupannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!