Part 16

Aesira masih tidak percaya tentang apa yang berada di hadapannya sekarang. Tiga wanita dengan umur berbeda namun, berwajah sama persis dengannya.

“Ku rasa, aku pernah melihat kalian berdua di museum di bagian orang-orang yang hilang semasa perang. Jadi … kalian tidak benar-benar hilang melainkan tersesat di dunia aneh ini?”

Dua wanita yang duduk di barisan kanan Aesira mengiyakan.

“Anehnya, kalian juga tidak bertambah tua? Di tempat kalian berasal, kalian mungkin sudah berusia ratusan tahun.”

“Semua keajaiban terjadi di Arsh, Aesira. Dan, kau harus mulai mempercayainya,” tukas Margaretha, wanita 30 tahun yang sedang mengiris daging di piringnya.

“Kita sudah menemukan enam duplikat Ratu Udaya. Kau adalah yang akhir penantian kami, Aesira. Kedatangannya, menambah bola cahaya untuk bisa menyinari Arsh kembali. Juga, kehadiramu, akan menjadi penentu takdir dari leluhur kami. Kemenangan Arsh berada di tangan kalian.” Perkataan Putri Elma terus saja membuat Aesira dirundung pertanyaan.

“Enam? Bukankah duplikat ratu kejam itu baru empat, Kak Margaretha, Kak Isabella, Lynda, dan aku? Kita masih harus menunggu tiga lainnya lagi kan?” Aesira menggeleng. “Dan menurutku, aku bukanlah yang terakhir dan jadi penentu, Putri.”

Putri Elma tersenyum singkat. “Tidak, Aesira. Apa yang tadi aku katakan adalah benar adanya. Ramalan duplikat Ratu Udaya itu ada tujuh. Tiga duplikat dari semesta lain yang lebih dulu datang sudah gugur saat ikut pertempuran tiga tahun yang lalu. Aku sungguh tidak tahu, apa dengan kehilangan mereka, yang diramalkan akan baik-baik saja atau tidak.” Ekspresi Putri Elma berubah pilu.

“Ramalan?”

“Ramalan itu adalah kutukan dari Raja Emir, penguasa Arsh terdahulu kepada Ratu Udaya yang tak lain adalah putrinya sendiri. Isi ramalan itu yaitu, Ratu Udaya hanya bisa dikalahkan dengan tujuh duplikatnya yang tersebar ke semesta lain,” jelas Lynda. Gadis belia yang sangat tangkas memainkan pedang. Gadis itu, adalah gadis di lukisan yang berada di museum waktu itu.

“Kalian bilang, Ratu Udaya itu memiliki ilmu sihir yang besar, bagaimana mungkin kita bisa melawan hanya bermodalkan senjata tajam?”

Isabella, yang juga bagian duplikat Ratu Udaya dengan khas berambut merah itu menggeleng setelah mendengar ucapan Aesira barusan.

“Yang harus kau tahu, Aesira. Semua duplikat Ratu Udaya membawa kekuatan masing-masing. Dan … kau anggota baru duplikat Ratu Udaya harus segera mencari tahu apa kekuatan tersembunyi di dalam dirimu.”

Pernyataan Isabella barusan membuat Aesira tertawa. “Kalian kira, aku bisa memiliki kekuatan semacam harry potter dan manusia-manusia super di dalam film?” Aesira kembali melanjutkan tawanya.

“Harry potter? Apa itu? Apa dia juga penyihir hebat?” tanya Lynda dengan polosnya.

Aesira tertawa kecil sebelum menjawab. “Ya Tuhan, aku sampai lupa kalau kalian bertiga ini berasal dari ratusan tahun yang lalu,” tukasnya sambil menepuk dahinya.

“Tidak, tidak, tidak. Kita tidak perlu membahas harry potter. Yang harus kita bahas adalah bagaimana caranya agar aku bisa menemukan kekuatan tersembunyiku, membantu kalian mengalahkan Ratu Udaya, dan kita semua bisa kembali ke kehidupan masing-masing,” jelas Aesira, ia kembali melanjutkan usai melihat dua sahabatnya terbaring lemah tak jauh dari tempat mereka mengobrol.

“Ada tanggungjawab yang harus aku selesaikan. Aku tidak mau mereka terluka untuk ini. Aku yang sudah membawa mereka jadi, aku juga yang harus membawa mereka pergi dari sini.”

Kak Margaretha paham perasaan Aesira. Ia mengenggam tangan gadis yang parasnya sama dengannya itu dengan erat.

“Tujuan kita sama, Aesira. Jalan pulang. Semoga setelah sekian lama, kau adalah jawaban atas segala doa-doa.”

Aesira mengangguk pelan. Tidak mau suasana terhanyut dalam rona kesedihan, Aesira mencoba mengganti tema pembicaraan.

“O iya, kalau boleh tahu apa kekuatan masing-masing dari kalian?” tanya Aesira.

“Aku bisa mengendalikan api,” balas Margaretha.

Lynda mengangkat tangannya. “Keahlianku adalah berpedang. Pedang apapun yang kupengang dapat teraliri kekuatan besar sehingga sekali ayun musuh akan tewas seketika. Namun, karena tanganku sedang cidera, aku tidak bisa menggunakan kekuatanku dulu,” terangnya.

“Kak Isabella sendiri?” Aesira mengarahkan pandangan ke Isabella yang menghentikan aktivitas makannya.

“Aku sedang berada di tahap pengembangan kekuatanku memindahkan benda.”

“Wow, aku tidak akan percaya sebelum kalian menunjukkan kebenaran ucapan kalian. Karena … bukankah ini seperti mimpi?”

“Kau tidak bermimpi, Aesira. Mungkin kalian semua di dunia masing-masing tidak bisa memunculkan kekuatan kalian, tapi di sini, di Arsh yang agung, hal semacam ini adalah hal yang mudah,” ujar Putri Elma.

Aesira dan yang lainnya mengangguk paham. Kemudian, suara gerakan Kay yang terbangun dari pingsannya membuat kelima wanita yang duduk di sekitar meja oval itu menolehkan pandangan searah.

Kay mengucek matanya.

“Kenapa ada empat Aesira di sini?” batinnya. Ia menampar pelan pipinya tiga kali.

“Apa ini nyata? Kenapa … kenapa wajah kalian hampir sama, kecuali … kau ” Kay menunjuk Putri Elma yang tersenyum hangat.

Aesira mendekat dan berdiri di samping Kay yang nyata kebingungan dengan situasi semacam ini.

“Perempuan dengan rambut pendek sepeti laki-laki itu namanya Kak Margaretha, gadis berlapang dua di sampingnya namanya Lynda, di depannya yang rambutnya merah namanya Kak Isabella. Dan, yang duduk di ujung adalah Putri Elma. Dia adalah satu-satunya keturunan kerajaan Arsh yang tersisa selain Ratu Udaya yang kejam.”

Dahi Kay mengernyit sembari menatap Aesira. “Apa ini? Apa kau sedang merangkai sebuah dongeng, Ae?” ucapnya, ia beranjak dan berdiri mengimbangi Aesira.

Gadis di hadapannya menggelang, ia menempelkan tangannya ke pundak Kay. “Tidak, Kay. Arsh, mungkin inilah jalan yang ibuku maksud untuk aku bisa terbebas dari …” Belum sempat melanjutkan ucapannya, gadis itu lebih dulu ambruk ke pelukan Kay tiba-tiba.

Empat wanita di meja makan terkejut dan segera menghampiri Aesira.

“Ka … kalian tenang, dia hanya tertidur. Dia, terkena kutukan tidur sejak kecil.”

Lynda menutup setengah mulutnya. “Apa? Kutukan tidur? Malang sekali nasibnya.”

Hati-hati, mereka meletakkan Aesira di sisi Rui yang tak jua bangun setelah mendapatkan penanganan.

“Apa dia akan baik-baik saja?” tanya Putri Elma.

Kay menarik atensi pandangannya ke Putri Elma sembari berkacak pinggang. “Ya, dia akan baik-baik saja. Hanya … mungkin kalian akan mendengar dia tiba-tiba berteriak-teriak tidak jelas.”

Kay menurunkan kepalanya dan memandangi perutnya yang tanpa malu mengeluarkan suara.

“Aesira sama sekali belum menyentuh makanannya, makanlah itu dulu,” kata Margaretha dengan tangan terlipat di dada.

“Aku akan makan tapi, kalian harus menjelaskan semuanya padaku,” pinta Kay.

Keempatnya menyanggupi dengan mengangguk. Kini, mereka duduk kembali ke area ruang makan. Sembari mengunyah sepotong daging rusa, Kay mendengarkan secara saksama apa-apa yang ia ingin ketahui tentang negeri ini dan apa maksud takdir menghadirkan Aesira berkumpul bersama kembarannya dari semesta lain.

“Selain kami yang merupakan duplikat Ratu Udaya, kau sendiri adalah duplikat Pangeran Eleazar.”

Kay mengangga dengan mulut penuh dengan makanan.

“Pangeran?” Kay menyerigai. “Kalian bercanda?”

“Kami sudah bertemu dengan pangeran itu, dan saat prajurit kami menangkap kalian, juga saat kami melihatmu, kukira kau adalah dia,” tukas Isabella.

“Permainan macam apa ini!” sesal Kay kemudian ia menggeram singkat.

“Kau dan Pangeran Eleazar memiliki gelang yang sama, gelang itu adalah gelang naga. Kalian bisa merubah wujud menjadi naga dengan gelang itu,” kata Putri Elma menimpali.

Kay melihat gelang di tangannya. “Aku … aku bisa berubah menjadi naga karena gelang ini? Jadi, saat aku kesakitan dan menatap cermin lalu, tiba-tiba aku melihat sebagian wajahku berubah menjadi kepala naga itu bukan halusinasi? Tapi … itu adalah pengaruh dari gelang ini?”

“Untuk bisa melepaskan gelang itu dan menguasai kekuatannya, kau bertanya sendiri pada Pangeran Eleazar,” sambung Putri Elma.

“Bukankah kau bercerita jika dia adalah bagian dari musuh? Bagaimana bisa aku dengan memintanya untuk memberitahukanku cara apa agar bisa terbebas dari gelang mengerikan ini? Kau gila!”

Putri Elma tersenyum.

Terpopuler

Comments

Di Elva

Di Elva

cerita ini harus difilm-kan sih.. 💐💐 terlalu menarik.

2023-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!