Tidak Rela

Luis tak sedikitpun meloloskan pandangannya dari sosok kakak iparnya, Serra. Hatinya rasanya seperti terkoyak ketika dia menemukan satu fakta jika dia dan kakaknya telah menikah. begitu banyak gadis di dunia ini tetapi kenapa harus Serra yang menjadi kakak iparnya?!

Dia yang lebih dulu mengenalnya, ya pula yang lebih dulu jatuh cinta padanya, tapi kenapa malah kakaknya yang menikahinya?! Dan Luis sangat menyesalkan pernikahan mereka berdua. Terlebih lagi atas sikap Leo padanya, dan dia bisa melihat dengan jelas bila sang kakak memang tidak pernah mencintai istrinya.

Tepukan pelan pada bahunya mengalihkan perhatian Luis. Sontak menoleh dan mendapati seorang laki-laki jangkung berdiri di belakangnya dengan cengiran khasnya. "Lama tidak bertemu, kawan. Senang melihatmu kembali, Lu." ucap laki-laki itu dengan senyum yang sama.

"Justin,"

"Baguslah kau masih mengingatku ternyata. Aku pikir setelah sekian lama di luar negeri, kau lupa pada teman lamamu ini. Tapi ternyata kau masih mengingat namaku!!"

Luis mendecih sebal. "Kau pikir aku amnesia. Mana mungkin aku lupa padamu, apalagi dengan hutang-hutangmu padaku!!" ucap Luis menimpali.

Buru-buru Justin membekap mulut Luis dengan telapak tangannya, yang kemudian dia memperhatikan sekelilingnya. Takut jika ada orang yang sampai mendengar ucapan Luis, imagenya bisa hancur jika sampai ada yang mendengar jika dia hobi berhutang.

"Yak!! Jangan keras-keras, bagaimana jika orang-orang sampai tahu jika aku memiliki hutang padamu?! Bisa rusak reputasiku sebagai pria tampan, dan calon menantu idaman!!" ujar Justin.

Justin adalah pria dengan harga diri yang setinggi langit. Akan tetapi, dia langsung tak memiliki harga diri jika sudah berhadapan dengan Luis. Karena Luis selalu bicara blak-blakan tentang aibnya. Sedangkan Justin paling takut jika rahasianya sampai di ketahui oleh orang lain, apalagi jika mereka adalah para rekan bisnisnya. Kecuali Luis tentunya, karena semua kartu as-nya ada di tangan sahabatnya tersebut.

"Memangnya kenapa jika mereka sampai tahu? Toh, hanya hutang saja, bukanlah semua orang juga pernah berhutang?! Bahkan aku juga pernah berhutang ketika masih kuliah dulu, jadi apa yang salah dengan itu?!"

Justin menggelengkan kepala. "Salah!! Tentu saja salah. Hutang itu aib, dan sebuah aib tidak boleh di sebarluaskan. Huhuhu, tapi kau malah berusaha menyebarkan aibku!!"

Luis mendengus melihat tingkah sahabat jangkungnya ini. Rasanya dia ingin sekali membuangnya ke kutub utara. Mengabaikan Justin yang terus mengoceh tidak jelas, Luis beranjak dari sana dan pergi begitu saja. Dia menghampiri Serra yang lagi-lagi diabaikan oleh Leo.

"Kakak Ipar, bagaimana jika aku menemanimu minum?" Luis mengangkat gelasnya di depan Serra, dia menawarkan diri untuk menemaninya minum.

Leo tiba-tiba menghampiri mereka berdua, lalu menarik Serra menjauh dari Luis. "Tidak perlu!! Sudah ada aku yang menemaninya!!" ucap Leo sambil merangkul bahu Serra.

Luis menyeringai. "Jika kau menemani, kakak ipar. Lalu bagaimana wanita simpananmu itu?! Lihat saja wajah kesalnya itu, bisa-bisa dia berhenti memberimu jatah!!"

"Itu bukan urusanmu!! Serra, sepertinya kau lelah. Sebaiknya aku mengantarmu pulang,"

Serra menyentak tangan Leo yang merangkul bahunya lalu mendekati Luis. "Daripada kau repot-repot mengantarku pulang, sebaiknya urusi saja kekasihmu itu. Dia terlihat tidak suka kau dekat-dekat denganku!!" Luis, bisakah kau mengantarku pulang?" lalu pandangan Serra bergulir pada adik iparnya.

Luis menatap Leo dengan senyum penuh kemenangan. "Tentu saja!!" Luis melepas jasnya lalu menyampirkan pada bahu Serra. Lalu menatapnya "Ayo," Luis merangkul Serra dan membawanya pergi begitu saja.

Dan kepergian mereka berdua menjadi pusat perhatian banyak pasang mata. Ada yang menyayangkan sikap Leo pada Serra yang jelas-jelas adalah istrinya yang sahnya. Ada pula yang mendukung sikap Luis, dan mereka menganggap Luis sebagai seorang pahlawan.

Namun ada juga yang menilai dia sebagai seorang Penibor, yang memang sengaja ingin mendekati kakak iparnya. Dan mereka yang berpikir demikian, adalah orang-orang yang memiliki koneksi baik dengan Leo.

.

.

Luis menghentikan mobilnya di sebuah tempat yang di penuhi oleh ilalang. Suasana di tempat itu sangat gelap, hanya ada sinar lembut sang penguasa malam yang berpendar indah di atas sana. Luis turun dari mobilnya begitu pula dengan Serra.

Pandangan mereka dimanjakan oleh sebuah padang ilalang luas yang membentang di sebelah kanannya jalan. Pemandangan itu tidak seberapa jelas karena suasana gelap malam hari.

Hawa dingin semakin merasuki kulit. Untuk sekadar menghalangi terpaan hawa dingin itu, Luis kembali menyampirkan jas miliknya di bahu Serra. Perempuan itu menoleh lalu mengurai senyum tipis. Namun tetap saja hawa dingin itu meresap di persendian jari-jemari tangannya.

"Masih kedinginan?" tanya Luis memastikan. Dan Serra hanya menganggukkan kepala, menjawab pertanyaan laki-laki disampingnya.

Dengan pelan dia menjawab. "Ya, sedikit."

Tubuh Serra membeku ketika tiba-tiba Luis merengkuh tubuhnya ke dalam pelukannya. Sontak Serra mengangkat kepalanya membuat pandangannya dan Luis saling bertemu. Tatapan itu seolah-olah bertanya apa yang Luis lakukan padanya.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak, aku hanya berusaha untuk membuatmu hangat!!" ucapnya seolah-olah mengerti apa yang Serra pikirkan.

Tak ada respon dari gadis itu. Serra membiarkan Luis memeluknya. Membuat rasa dingin yang sebelumnya merayapi bagian tubuhnya yang terbuka, kini tak lagi dia rasakan. Pelukan Luis memberikan kehangatan yang nyata. Dan pelukan Luis masih terasa sehangat dulu.

Serra menutup matanya lalu membalas pelukannya. Dia tau jika yang dilakukannya ini salah. Tetapi Serra tak peduli. Toh, dia dan Leo tak memiliki hubungan yang baik layaknya suami-istri pada umumnya. Leo selalu bersikap dingin dan acuh padanya, bahkan mereka terlihat seperti orang asing di rumah.

"Aku menyesali pernikahanmu dengan, Leo. Dari sekian banyak laki-laki di dunia ini, kenapa harus dia yang kau nikahi?! Dan itu membuatku sangat terluka!!" Ucap Luis sambil menutup rapat-rapat kedua matanya.

Sontak Serra mengangkat wajahnya dan menatap laki-laki itu dengan bingung. "Apa maksudmu?" dia menatap Luis penasaran.

Luis menggeleng. "Bukan apa-apa, anggap saja kau tidak mendengar apapun, dan anggap saja aku tidak mengatakan apa-apa. Sudah larut malam, sebaiknya kita pulang!! Jika nanti Mama bertanya kenapa kau pulang denganku, biar aku yang akan memberikan penjelasan padanya!!" ucap Luis seraya melepaskan pelukannya.

Serra tak menanggapi ucapan laki-laki itu. Dan dia hanya menganggukkan kepala. Kemudian keduanya kembali ke mobil. Sebenarnya Luis masih ingin berlama-lama bersama dengan Serra, tetapi dia tau posisinya saat ini.

Luis tidak ingin menempatkan Serra dalam masalah besar. Dia memang akan segera merebutnya dari pelukan Leo, tetapi dengan cara yang sehat pastinya.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

aku mendukung mu Luis

2024-11-04

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

cinta lama bakal bersatu kembali

2024-11-04

0

Yusria Mumba

Yusria Mumba

semangat kuis,

2023-05-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!