"OMO!! BUKANKAH ITU LUIS QIN?!"
Seorang perempuan berseru dengan heboh ketika dia melihat kedatangan seorang laki-laki tampan yang pastinya adalah Luis. Luis baru saja menginjakkan kakinya di ballroom tempat jamuan itu diadakan. Dan kedatangannya yang tiba-tiba menyita perhatian banyak pasang mata, termasuk Leo.
Sontak Leo menoleh. Dan seketika itu juga pandangan mereka berdua bertemu, Leo menatap Luis dengan pandangan dingin begitupun sebaliknya. Sudut bibir Luis tertarik keatas, membentuk sebuah seringai tipis di bibirnya Kiss Able-nya.
Dengan langkah tenang, Luis menghampiri Leo yang tampak tak menyukai keberadaannya. Tetapi Leo harus tetap bisa menjaga sikap, agar kehormatannya tak ternodai di mata orang lain.
Di depan khalayak umum, dia harus bersikap seolah-olah hubungannya dan Luis baik-baik saja. Meskipun pada kenyataannya hubungan mereka tidaklah terjalin dengan baik. padahal mereka berdua adalah saudara yang terlahir dari ibu dan ayah yang sama. Selama ini Leo merasa iri pada adiknya karena sejak kecil Luis selalu unggul darinya.
"Luis, kapan kau kembali? Pulang kenapa tidak kabar-kabar?" tanya Leo, sebisa mungkin dia bersikap baik dan hangat pada Luis. Layaknya kakak dan adik pada umumnya.
"Aku datang pagi ini. Aku memang sengaja tidak mengabarimu, karena aku tahu kau itu orangnya sangat sibuk. Dikabari sekalipun percuma saja, karena kau tidak mungkin bisa menjemputku di bandara." Jawab Luis.
Mereka berdua memerankan perannya dengan sangat baik. Bersikap seolah-olah mereka adalah kakak-beradik yang dekat satu sama lain. "Oya, apa dia kakak ipar? Lalu apakah kau tidak ingin mengenalkan dia pada adikmu?" ucap Luis sambil menunjuk perempuan disamping Leo yang pastinya adalah Lia.
"Istri Leo bukan perempuan itu, tetapi aku!!"
Deg...
Luis terhenyak mendengar suara yang amat sangat dia kenal terdengar. Itu adalah suara orang yang sangat dia rindukan. Kemudian dia mendongak. Tiba-tiba bola matanya membulat. Alangkah terkejutnya Luis melihat siapa yang ada dihadapannya. Dan begitu pun sebaliknya.
Luis tersentak tak percaya. Jadi itu artinya, gadis yang dinikahi oleh Leo adalah Serra, cinta Pertama Luis.
Dan gadis penyuka bunga mawar yang dimaksud oleh ibunya adalah Serra.
Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Serra melewati Luis begitu saja dan menghampiri Leo.
Tiba-tiba Serra mengulurkan tangannya di depan Luis. Perkenalkan, aku adalah Serra, kakak iparmu!!"
Hancur rasanya hati Luis saat ini, saat mengetahui satu fakta menyakitkan. Jika orang yang selama ini dia cintai, ternyata adalah istri dari kakaknya.
Kepergian Serra yang begitu tiba-tiba sudah membuat Luis hancur, dan kebenaran yang ia ketahui hari ini membuat dia semakin hancur. Kini dia dan Serra tinggal di bawah satu atap yang sama, bukan sebagai kekasih maupun suami-istri melainkan sebagai kakak dan adik ipar.
Memang, Luis belum pernah menyatakan perasaannya pada Serra secara langsung. Karena dia mencintai gadis itu secara diam-diam, dulu mereka memang pernah dekat, sangat dekat malah. Bahkan Serra dan Luis pernah melakukan hubungan terlarang secara tidak disengaja. Karena pada saat itu, mereka berdua sama-sama mabuk berat.
Luis mendekati kakak iparnya dan membalas uluran tangan Serra. "Senang bertemu denganmu, Kakak Ipar. Semoga kedepannya, kita bisa menjadi kakak dan adik yang baik," ucap Luis sebelum beranjak dari hadapan mereka bertiga.
Serra menatap kepergian laki-laki itu dengan tatapan tak terbaca. Entah kenapa dadanya tiba-tiba terasa sesak, sampai-sampai membuat Serra sulit untuk bernafas. Keinginannya untuk bertemu kembali dengan Luis akhirnya menjadi kenyataan, tetapi kenapa harus dengan status sebagai istri orang lain. Dan parahnya lagi, orang itu adalah kakak Luis sendiri.
"Serra, ikut aku!!" Leo menarik Serra meninggalkan keramaiannya. Hampir saja dia terjungkal karena tarikan kasar Leo pada pergelangan tangannya.
"Leo, apa-apaan kau ini?! Lepaskan!!" Serra menyentak tangan Leo dengan kasar hingga cengkraman pria itu pada pergelangan tangannya terlepas.
"Kau yang apa-apaan!! Apa kau sengaja ingin membuat Lia malu di depan banyak orang, hah?! Kau mengatakan secara terang-terangan di depan mereka semua jika kau itu istriku!! Dan sekarang Lia menjadi bahan hinaan orang-orang, dan mereka menganggapnya sebagai wanita mur*han!!"
Serra tersenyum sinis. "Bukankah itu fakta. Jika bukan wanita mur*han, lalu apa sebutan yang pantas untuk wanita yang berani mendekati pria yang telah beristri jika bukan j*lang dan mur*han?!"
"SERRA, KAU!!"
PLAKK...
Serra menahan pergelangan tangan Leo yang hendak menamparnya. Cengkraman itu begitu kuat hingga membuat Leo meringis kesakitan, Serra menatap suaminya itu dengan tajam dan menusuk.
"Serra, apa-apaan kau ini?! Lepaskan, sebenarnya kau ini perempuan atau bukan? Kenapa tenagamu kuat sekali?!"
"Leo, jangan coba-coba nggak mencari gara-gara denganku. Selama ini aku diam dan mengalah, tapi bukan berarti aku takut padamu. Sebaiknya jaga sikapmu jika kau tidak ingin berakhir dengan tragis!!" ucap Serra lalu menghempaskan tangan Leo dan pergi begitu saja.
Leo menatap kepergian perempuan itu dengan marah. Tatapannya tajam dan menusuk, rasanya Leo tidak percaya jika Serra yang selama ini terlihat lemah ternyata memiliki tenaga sekuat itu.
"Sial!! Dia itu manusia atau Tarzan, kenapa tenaganya kuat sekali?!" ucap Leo sambil menggerakkan pergelangan tangannya yang terasa ngilu.
.
.
Dinginnya udara malam menyambut sepasang kaki yang baru saja tiba di atap gedung tempat jamuan mewah itu dilaksanakan. Kembali dia menyesap minuman beralkoholnya yang terasa pahit di lidahnya, namun terasa sangat nikmat.
Sebenarnya laki-laki itu bukan tipe orang yang suka dengan minuman beralkohol. Atau bahkan dia tak pernah menyukai minuman laknat tersebut meskipun dia bukanlah pria yang baik. Tapi, itu dulu. Sejak saat itu, meminum minuman beralkohol sudah menjadi kebiasaannya.
Entah bab Kimia apa yang dia lewatkan, tetapi minuman yang mengandung alkohol memang membantu pikirannya sedikit lebih waras karena dia nyaris gila memikirkan-nya setiap hari.
Laki-laki itu kemudian mengambil sebatang rokok dari saku celana hitamnya. Lalu menyalakan pemantik, menghisap dalam-dalam tembakau itu, dan menghembuskannya bersamaan dengan angin musim gugur yang menyapu wajah tampan dan terkesan cantik itu. Seolah-olah semua rasa sesak yang dia rasakan ikut terbang dengan tiupan asap rokok miliknya.
"Jadi sekarang kau merokok?"
Suara lembut yang sangat familiar itu membuatnya menolehkan kepala. Dia melihat seorang gadis tengah mengerucutkan bibirnya, lucu sekali.
"Aku sudah cukup umur untuk merokok." Jawabnya dingin
"Aku tahu kau benci rokok, Luis." Luis menyeringai mendengar ucapan orang itu yang pastinya adalah Serra.
Serra ikut mendudukkan dirinya di kursi tepat di hadapan Luis. Sekilas dia mendongak untuk melihat wajahnya yang cantik dan anggun. Dia bahkan lebih cantik dari sebelumnya. Kejam sekali dirimu.
"Jadi, untuk apa kau datang kesini? Kenapa kau tidak menemani suamimu saja dibawa sana!!" ucap Luis dengan dingin.
Serra tersenyum kecil, yang tertebak oleh Luis karena Serra hapal sifatnya dari pertanyaannya yang tak pernah bertele-tele.
"Tidak ada. Aku ganya ingin melihatmu saja. Bagaimana kabarmu?"
Luis mendengus mendengar pertanyaannya, namun dia begitu senang. Terlalu senang hingga membuat hatinya seolah teriris. Luis kembali menghisap rokoknya sebelum menjawab pertanyaan kakak iparnya itu. "Aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat."
"Kau tidak terlihat baik-baik saja," Luis mengerutkan alisnya, jelas memberikan syarat bahwa laki-laki itu meminta penjelasannya.
"Kau meminum, minuman beralkohol dan kau juga merokok." Sambungnya, dan Luis tak pernah merasa tertohok seperti ini seumur hidupnya.
Luis mengangkat bahunya. "Hanya mencoba hal baru," kilahnya. 'Ya Tuhan, aku pasti terlihat sangat bodoh'. batin Luis. Kembali dia menatap ke dalam manik Hazel itu."Keberatan jika aku merokok di depanmu?"
Gelengan pelan kepala Serra menandakan jika perempuan itu tak keberatan dengan bau tembakau yang akan menempel di baju dan rambut yang harum, aroma mawar kesukaannya dapat tercium oleh Luis dari radius satu meter.
"Terima kasih." Setelah mengucapkan itu, Luis kembali bergeming.
Kemudian dia menatap jalanan dibawah sana, sambil sesekali menyesap bergantian antara rokok dan wine di tangannya yang sudah tinggal sedikit. Luis kehilangan kata-kata.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
suka dengan ketegasan Serra
2024-11-04
0
Yunerty Blessa
astaga
2024-11-04
0
Dea
hubungan terlarang antara Serra & Luis itu apa maksudnya Thor???
2023-03-06
0