Serra membuka matanya dan mendapati tempat di sampingnya masih kosong. Rasa dingin ketika diraba, menandakan jika tempat itu tak tersentuh sama sekali. Ya, artinya Leo tak pulang semalaman. Serra tertawa mengejek, lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri.
Wanita itu bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi. Sekujur tubuhnya terasa lengket semua, dan minta untuk segera dibersihkan.
Dan tak lama setelah pintu kamar mandi di buka. Sosok Leo muncul di kamar itu dengan penampilan yang sedikit berantakan. Aroma alkohol yang begitu menyengat, tercium ketika dia menghembuskan nafas.
Leo melepas pakaiannya lalu membuangnya ke dalam tong sampah. Leo kemudian merebahkan tubuhnya yang terasa lelah, semalaman dia bermain kuda-kudaan dengan Lia. Dan itu menguras seluruh tenaganya.
Suara air dari kamar mandi menyadarkannya. Dan tentu saja dia tahu siapa yang ada di dalam sana, itu adalah Serra, perempuan yang sekarang telah resmi menjadi istrinya. Dia sedang mandi, itulah yang Leo pikirkan. Karena apa lagi jika tidak mandi?!
Selang sepuluh menit, pintu kamar mandi dibuka dari dalam dan terlihat Serra yang keluar dari dalam sana. Aroma bunga sakura yang begitu semerbak berkaur di hidung Leo ketika Serra keluar. Serra menatap suaminya itu.
"Dari mana saja kau?! Kenapa jam segini baru pulang?!" tanya Serra penasaran.
"Bukan urusanmu!!" Leo menjawab dengan dingin.
Serra mendecih sebal. Dia melewati Leo begitu saja. Tak ada gunanya berbicara dengannya. Manusia menyebalkan seperti dia tidak akan menyenangkan untuk diajak berbincang.
"Malam ini akan ada perjamuan penting!! Mama dan Papa ingin agar kita hadir, dan selama acara itu berlangsung jangan coba-coba mempermalukan diriku, atau kau akan tahu akibatnya!!"
Serra menghentikan langkahnya. Kemudian dia menoleh kebelakang. "Aku tahu Posisiku dan juga peranku!! Jadi kau tidak perlu cemas!!" ucapnya dan berlalu.
Perempuan itu menutup matanya dan menghela napas. Di rumah ini, dia tidak memiliki status apa-apa meskipun telah menjadi istri Leo yang sah. Karena pria itu tak pernah menganggapnya, apalagi mengakuinya sebagai istri. Karena bagi Leo, Serra hanyalah sebuah pajangan saja, dan tak lebih dari itu. Namun Serra tak peduli, dan itu tak penting sama sekali.
.
.
Seorang laki-laki terlihat meninggalkan bandara. Kaca mata hitam bertengger di hidung mancungnya Dia memakai pakaian casual, yaitu celana jeans kebiruan dan t-shirt putih polos yang dipadu dengan rompi berwarna hitam tampak setia melekat di badan atletis laki-laki berumur 25 tahun tersebut.
Para wartawan yang sedari tadi menunggu kedatangan CEO muda tersebut segera menyerang lelaki itu, Luis, yang langsung melengos menuju mobil yang datang menjemputnya berniat menghindari para media masa.
"Tuan Muda kedua, boleh wawancara sebentar soal hubungan gelap Anda dengan seorang wanita dari Amerika baru-baru ini?" Tanya seorang wanita yang mengikuti CEO
muda yang telah melebarkan sayapnya di luar negeri itu sembari menyodorkan perekam suara.
Tampak teman-teman satu profesi dengannya memotretkan kamera milik masing-masing, dan bersiap mencatat sesuatu dalam sebuah agenda kecil saat Luis Qin membuka suara. Tapi sayangnya yang mereka dapatkan hanyalah harapan kosong saja.
"Tuan Muda Kedua, tolong klarifikasi tentang gossip pernikahanmu."
"Tuan Muda Kedua, apa benar kau telah memiliki seorang anak?"
"Tuan Muda Kedua, apa kau memang mempunyai rumah simpanan di Beijing yang ditempati anak dan istrimu?"
Pernyataan demi pertanyaan diajukan satu persatu dari para wartawan yang sudah lebih dari dua hari menunggu kedatangan Luis tanpa henti. Bahkan mereka sampai rela menunggu berjam-jam hanya untuk mendapatkan kebenaran dari sebuah berita yang sedang hangat-hangatnya, yaitu kebenaran seorang Luis Qin yang telah lama menikah dan memiliki seorang anak.
'Sial, berita murahan dari mana yang mereka dapatkan?!,' batin Luis kesal dengan penuturan para pencari berita yang mengikutinya.
Jika dibiarkan saja, mereka malah semakin menjadi-jadi. Dengan cepat Luis berjalan menuju mobil jemputannya dengan lindungan dari beberapa bodyguard.
Ya, dia memang harus membawa bodyguard kemana pun ia pergi. Karena jika tidak, maka akan sulit baginya untuk lepas dari para pemburu berita.
"Kita langsung pulang saja!!" sebelum sopir yang menjemputnya bersuara, Luis sudah lebih dulu memberitahukan tujuannya. Karena dia ingin langsung pulang agar dia bisa segera beristirahat di rumah.
Luis menutup matanya. Membutuhkan waktu lebih dari empat puluh lima menit untuk tiba di rumahnya. "Tuan Muda, kenapa saat pernikahan, Tuan Muda Leo, Anda tidak hadir?" tanya sopir itu memecah keheningan. Dan pertanyaan itu memaksa Luis untuk membuka kembali matanya.
Laki-laki itu menghela napas. "Karena aku terlalu sibuk. Aku tidak mungkin mengorbankan pekerjaanku, hanya untuk menghadiri acara tidak penting seperti itu!! Toh yang menikah adalah Leo, jadi untuk apa aku yang harus repot-repot pulang?! Lebih baik bekerja daripada harus membuang-buang waktu hanya untuk sebuah pernikahan!!" jawabnya menuturkan.
Dan sopir itu hanya menganggukkan kepala. dia tahu betul Jika hubungan Luis dan Leo memang kurang baik. sejak kecil mereka Berdua selalu menjadi rival dalam hal apapun, dan itu berlangsung sampai sekarang. Sedangkan hubungan Luis dengan kakak tirinya justru terjalin dengan sangat baik, dan dia adalah satu-satunya orang yang bisa Luis percayai.
"Memangnya perempuan seperti apa yang Leo nikahi? Apakah dia perempuan yang cantik dan menarik?" tanya Luis sedikit penasaran.
Sopir itu mengangguk. "Ya, Tuan Muda. Dia adalah perempuan yang sangat cantik, anggun dan menarik. Tapi sayangnya nasibnya kurang beruntung karena dinikahi oleh laki-laki seperti, Tuan Muda Leo. Dia adalah pria yang sangat buruk, dan semoga saja nasibnya mujur." Ujar sopir itu.
mendengar ucapan sopir itu membuat Luis menjadi semakin penasaran pada kakak iparnya. Memangnya secantik apa dia, sampai-sampai orang menyimpang seperti sopirnya itu mengakui kecantikannya?! Luis jadi semakin tidak sabar untuk segera bertemu dengannya.
"Aku akan tidur sebentar, jika sudah sampai di rumah, bangunkan aku!!" pinta Luis.
Sopir itu pun mengangguk. "Baik, Tuan Muda." Jawabnya menimpali.
.
.
Seorang wanita berusia akhir empat puluh tahunan terlihat menghampiri Serra sambil membawa sebuah kotak beludru merah berbentuk segi empat. Senyum lembut menghiasi sudut bibirnya, membuat gadis itu ikut tersenyum juga.
"Sayang, kemarilah. Mama ingin menunjukkan sesuatu padamu," wanita itu kemudian mengajak menantunya itu untuk duduk. "Ini adalah perhiasan turun temurun keluarga Qin, dan Mama ingin memberikannya padamu. Kau harus menyimpannya baik-baik ya."
Serra membuka kotak perhiasan itu dan sedikit terkejut saat melihat isi di dalamnya. Kemudian dia mengembalikan perhiasan itu pada ibu mertuanya.
"Maaf, Ma. Tapi aku tidak bisa menerimanya, karena perhiasan ini terlalu istimewa dan merupakan harta Karun keluarga Qin, jadi aku tidak berani menerimanya. Aku tidak layak sama sekali,"
Wanita itu menggeleng. "Tidak, Sayang. Kau layak, karena bagaimana pun juga dirimu adalah menantu keluarga Qin sekarang. Jadi kau harus menerimanya ya."
Serra menatap ibu mertuanya itu dan menghela napas panjang. Dia sungguh merasa tidak enak untuk menerima perhiasan tersebut. Tetapi dia juga merasa tidak enak jika menolaknya. Jadi dengan terpaksa Serra menerima perhiasan tersebut.
"Baiklah, Ma. Aku akan menyimpannya. Tapi ketika aku merasa tidak pantas dan layak, jangan keberatan jika aku mengembalikannya kembali padamu." Ucap Serra sambil menggenggam tangan ibu mertuanya.
Wanita itu mengangguk. "Baiklah, Sayang."
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
terima saja Serra sekurang nya menyenangkan ibu mertua mu..
2024-11-04
0
Dea
aku suka karakter Serra,,semoga Luis adalah lelaki yg akan membahagiakan Serra...
Dan Author nya semoga tambah semngat buat up nya...
karna aku sellu setia nunggu karya mu thor ...😘😘😘😘
2023-03-06
0
վմղíα | HV💕
Luis jodoh kan sama serra aja thor
2023-03-02
0