"Serra,"
Nyonya Qin menyeka air matanya dan berlari menghampiri Serra lalu memeluknya dengan erat. Berkali-kali Nyonya Qin menciumi pipi dan kening Serra , sebelum akhirnya kembali memeluknya.
"Mama," lirih Serra dengan suara rendah. Perempuan itu mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan mantan Ibu mertuanya. "Aku merindukanmu," lirihnya berbisik.
"Mama, juga merindukanmu, Sayang. Sangat-sangat merindukanmu,"
Luis tersenyum tipis. Dia ikut terharu melihat pertemuan Serra dan Ibunya. Akhirnya Luis bisa memenuhi keinginan ibunya untuk bertemu kembali dengan Serra, namun dengan status yang berbeda. Bukan lagi sebagai menantu keluarga Qin, melainkan sebagai calon menantu.
Nyonya Qin melepaskan pelukannya, lalu pandangannya bergulir pada Luis. Dia butuh penjelasan dari Putra bungsunya tersebut.
"Ya, Ma. Dialah calon istri yang aku maksud, dan aku sudah menepati janjiku padamu untuk membawa Serra kembali ke rumah ini." Ucap Luis seolah-olah mengerti apa yang ibunya pikirkan.
"Benarkah itu?" Nyonya Qin menatap Serra. Perempuan itu menganggukkan kepala, menjawab pertanyaan mantan sekaligus calon ibu mertuanya. "Serra," kembali Nyonya Qin memeluk perempuan itu, dan kali ini lebih erat dari sebelumnya. "Selamat datang kembali, Sayang."
Serra tersenyum lebar. Dia sungguh tidak menyangka jika mantan Ibu mertuanya ini akan menyambutnya dengan hangat. Serra pikir setelah hari itu, dia tidak akan menginjakkan kakinya lagi di kediaman Qin. Tetapi nyatanya Iya salah besar, karena hari ini Serra kembali ke rumah yang sudah dia tinggalkan.
"Ayo masuk. Papamu, pasti bahagia saat melihatmu kembali. Kebetulan Mama juga sudah memasak banyak." Ucap Nyonya Qin sambil menatap Sera dan Louis bergantian.
Kemudian Nyonya Qin mengajak mereka berdua untuk masuk ke dalam. Luis tidak sabar ingin melihat bagaimana reaksi Leo ketika dirinya memperkenalkan Serra sebagai calon istrinya.
.
.
Lia tak henti-hentinya menangis. Dan Leo berusaha untuk menenangkan istrinya. Dia benar-benar tak habis pikir dengan sikap ibunya, bagaimana bisa dia begitu membenci Lia. Padahal Lia gak pernah berbuat salah padanya, begitulah yang Leo pikirkan.
Leo mengusap punggung Lia dengan gerakan naik turun, sedangkan tangan kanannya melingkari punggung wanita itu. Leo tak melepaskan dekapannya sedikit pun.
"Hiks, Leo. Kenapa ibumu sangat membenciku? Memangnya kesalahan apa yang telah aku lakukan padanya sampai-sampai dia sangat membenciku?!" Ucap Lia sambil menangis sesenggukan.
"Aku sendiri tidak mengerti. Bahkan aku sudah berkali-kali berbicara padanya, tetapi Mama selalu memberikan jawaban yang sama, dia selalu mengatakan jika kau bukan perempuan baik-baik."
"Bahkan Mamamu berusaha memfitnahku di depanmu. Leo, ayo kita pindah saja dari rumah ini. Aku sudah tidak tahan di rumah ini!! Kita tinggal berdua saja, dan bertiga dengan anak kita setelah dia lahir." Ucap Lia memohon.
Leo menggelengkan kepala. Maaf, Lia. Untuk suatu itu Aku tidak bisa mengabulkannya. Karena jika aku sampai keluar dari rumah ini, bisa-bisa Papa menghapus namaku dari hak warisnya. Jika aku tidak memiliki apa-apa, lalu bagaimana denganmu dan anak kita?!"
"Kita bisa mencarinya bersama-sama. Tanpa harta orang tua sama sekalipun, aku yakin kita masih bisa makan. Bukankah kau juga masih memiliki tabungan yang sangat besar, dan aku yakin dengan uang-uang itu kita bisa hidup dengan mandiri." Ucap Lia.
"Lagi-lagi Leo menggelengkan kepala. Aku tetap tidak bisa. Karena jika aku sampai keluar dari rumah ini, bisa-bisa semua kekayaan milik papa malah jatuh ke tangan, Luis. Dan aku tidak bisa membiarkannya!!" tegas Leo.
Lia terdiam. Benar juga apa yang Leo katakan. Karena tujuan awalnya menikahi Leo hanya demi hartanya, bukan karena Lia Mencintainya. Dia hanya perlu menahan diri dan rasa sakit akibat kebencian ibu dan ayah mertuanya.
"Baiklah kalau begitu, aku akan menahan semua perlakuan buruk orang tuamu padaku. Jika bukan karena aku mencintaimu, aku tidak akan sudi!!"
Sudut bibir Leo tertarik ke atas. Kembali dia membawa perempuan itu ke pelukannya. "Terima kasih, Lia. Aku tahu kau tidak mungkin mengecewakanku." Ucap Leo sambil beberapa kali mengecup kening perempuan itu.
.
.
Serra merasa canggung setelah tiba di dalam ruangan. Dia merasa seperti orang asing sekarang. Meskipun sebelumnya dia pernah tinggal dan menetap di rumah ini selama beberapa bulan.
Genggaman pada tangannya mengalihkan perhatiannya. Serra menoleh dan mendapati Luis yang sedang tersenyum padanya. Lagi-lagi dia berusaha untuk menenangkannya dan mengatakan padanya jika semua akan baik-baik saja.
"Pa, Lihat siapa yang datang." Seru Nyonya Qin pada suaminya yang sedang meminum kopinya.
Lantas Tuan Qin menoleh. Dan betapa terkejutnya dia setelah melihat Siapa yang datang bersama putranya. "Serra," Tuan Qin menyebut nama itu dengan penuh kerinduan.
Kemudian dia menghampiri Serra dan langsung memeluknya. Sungguh reaksi di luar dugaan, Serra tak pernah membayangkan jika mantan ayah mertuanya itu akan langsung memeluknya setelah melihat kedatangannya.
"Putriku, akhirnya kau kembali lagi ke rumah ini. Serra, Papa pikir jika kami berdua sudah tidak bisa bertemu lagi denganmu. Dan semenjak kepergianmu hari itu. Rossa, menjadi lebih banyak diam. Dia benar-benar bersedih atas kepergianmu." Ucapnya seraya melepaskan pelukannya.
Suara orang berbincang yang berasal dari ruang keluarga menyita perhatian Leo dan Lia yang berada di kamarnya.
Kebetulan pintu kamar mereka tak tertutup sempurna, sehingga obrolan mereka bertiga sampai ke telinga pasangan suami istri tersebut.
Penasaran Siapa yang datang, Leo dan Lia bergegas keluar kamar. Dan Setibanya di luar leo sangat terkejut melihat kedatangan Serra, begitu pula dengan Lia. Sontak Lia menoleh dan menatap Leo penuh tanya.
"Untuk apa perempuan itu datang kemari?" tanya Lia.
Leo menggelengkan kepalanya. "Aku sendiri tidak tahu. Sebentar, aku akan bicara dengan mama dan papa supaya mereka mengusir wanita itu keluar dari rumah ini!!" ucap Leo dan dibalas anggukan oleh Lia.
Leo menghampiri mereka berempat. Tanpa berkata apa-apa, Leo menarik lengan Serra dan menyeretnya keluar. Dan apa yang Leo lakukan tentu saja mengejutkan Luis dan dua paruh baya itu.
"LEO, APA-APAAN KAU INI?!" bentak Nyonya Qin. Buru-buru dia menghalangi langkah Leo dan melepaskan Serra darinya.
"Apa yang sedang kau lakukan di rumah ini?! Kita sudah bercerai, tapi kenapa kau masih berani menginjakkan kakimu di rumah ini?!" Leo menatap Serra dengan tajam.
Luis pun tak tinggal diam melihat wanitanya diperlakukan sekasar itu oleh Leo. "Dia memiliki alasan untuk berada di rumah ini mulai dari sekarang!! Aku dan Serra sudah bertunangan san kami akan segera menikah. Dan mulai sekarang dia adalah menantu dari keluarga ini!!" Ucap Luis dan membuat pupil mata Lia maupun Leo membulat sempurna. Dengan kompak mereka berkata...
"Apa?!"
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kau yakin kah Leo... jangan sampai kau dan Lia yang terusir 😏
2024-11-04
0
Yunerty Blessa
perempuan matre
2024-11-04
0
Yunerty Blessa
Lia menangis kerana cari perhatian dari mu 😏 kerana kebusukan nya sudah diketahui oleh ibu mu Leo
2024-11-04
0